Blog Web & Deep Insights

Empat Ramuan BI dalam Mendorong Reformasi Struktural

Empat Ramuan Bi Dalam Mendorong Bank Indonesia (BI) menilai perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini merupakan pengingat pentingnya reformasi struktural bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Kebutuhan tidak hanya terkait pertumbuhan ekonomi, tetapi juga stabilitas dan penyebaran manfaat yang diperoleh dari perkembangan tersebut, menjadi salah satu tantangan utama saat ini. Gubernur BI, Agus DW Martowardojo, menyatakan bahwa untuk mendorong reformasi struktural yang berkelanjutan, terdapat empat aspek penting yang harus dijadikan prioritas utama.

Pertama, Indonesia harus membangun kekuatan dan kemandirian dalam segi pangan, energi, serta air. Ketersediaan pangan menjadi salah satu permasalahan utama yang harus diselesaikan agar masyarakat tidak terjadi ketegangan. Jika ketersediaan pangan tercukupi, maka inflasi dapat terjaga dan perekonomian secara keseluruhan akan membaik. “Karena kalau kita gak bisa jaga ketersedian pangan, rakyat bisa resah. Tapi sektor energi juga harus kita jaga. Kalo energi gak dijaga kita gak bisa bangun. Jadi energi harus kita perbaiki, BBM juga harus terjaga,” ujar Agus DW Martowardojo di Gedung BI, Jakarta, Rabu malam, 3 Agustus 2016.

Kedua, masalah industrilisasi harus segera diselesaikan. Saat ini, daya saing Indonesia di industri global semakin menurun. Oleh karena itu, industrilisasi harus dikembangkan untuk mengembalikan daya saing nasional di dunia. Dengan begitu, lapangan kerja akan terbuka dan tercapainya kesempatan untuk menyelesaikan ketimpangan ekonomi yang ada. Menurut Agus, saat ini industri berkontribusi sebesar 29% dari PDB, namun sekarang turun menjadi 21%. “Kala gak ada industrilisasi kita nanti gak bisa memberikan lapangan kerja,” ucapnya.

Ketiga, pembangunan infrastruktur menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam mendorong perekonomian nasional. Sejauh ini, pemerintah terus melakukan pembangunan infrastruktur melalui program Nawacita Jokowi. “Kita juga melakukan perbaikan-perbaikan di non fisik. Sedangkan yang fisik kita melakukan harus melakukan pembenahan infrastruktur,” papar Agus. Dalam konteks ini, peningkatan infrastruktur di bidang transportasi, energi, dan pelayanan publik harus dikembangkan lebih lanjut untuk memperkuat daya saing perekonomian nasional.

Langkah keempat yang harus dilakukan adalah pendalaman pasar keuangan. Menurut Agus, pendalaman pasar keuangan terus dilakukan oleh Bank Sentral melalui berbagai instrumen-instrumen yang ada. Lewat pendalaman pasar keuangan, sumber-sumber dana untuk pembiayaan infrastruktur akan tersedia. “Pendalaman pasar keuangan agar sumber-sumber dana untuk infrastruktur tersedia. Sehingga bisa untuk membangun pelabuhan, jalan tol, bandara, jalur kereta api. Ini untuk membangun perekonomian juga,” tutupnya.

Implikasi dari pengembangan reformasi struktural tersebut tidak hanya terkait perekonomian, tetapi juga keberlanjutan sosial dan ekologis di masa mendatang. Dengan adanya keempat aspek tersebut, Indonesia dapat menyelesaikan konflik ekonomi yang terjadi saat ini. Selain itu, terdapat kebutuhan utama untuk mengembangkan strategi jangka panjang yang melalui perencanaan, pembiayaan, dan pengembangan infrastruktur yang terbuka secara sistematis. Ke depan, langkah-langkah berikutnya seperti penerapan kebijakan yang lebih terkait dengan inovasi teknologi, pendampingan ekspansi ekonomi, serta pembiayaan dari lembaga keuangan swasta akan menjadi kebutuhan penting. Kita diharapkan untuk terus memperluas pengembangan ini untuk memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap ekonomi Indonesia yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Exit mobile version