Blog Web & Deep Insights

NPI Surplus, Transaksi Berjalan Membaik

Npi Surplus Transaksi Berjalan Membaik Bank Indonesia (BI) mengatakan bahwa defisit transaksi berjalan pada triwulan IV 2016 menurun sebesar US$1,8 miliar, atau 0,8% dari PDB, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencatat defisit sebesar US$4,7 miliar atau 1,9% dari PDB. Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, penurunan angka ini disebabkan oleh perbaikan kinerja neraca perdagangan barang dan pendapatan primer, serta peningkatan ekspor yang didukung oleh perbaikan ekonomi mitra dagang dan meningkatnya harga komoditas global.

Perbaikan kinerja neraca perdagangan barang menyebabkan surplus neraca perdagangan barang meningkat, yang diperoleh dari peningkatan ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan impor. Penurunan impor tersebut terjadi karena kebaikan dalam perekonomian domestik, meskipun laju penurunan impor tidak sesuai dengan tren yang lebih rendah pada triwulan IV 2015. Selain itu, defisit neraca perdagangan jasa juga menurun karena penurunan impor barang yang menunjukkan perbaikan dalam pengurangan beban impor.

Perlu dicatat bahwa transaksi modal dan finansial pada triwulan IV 2016 mencatat surplus besar sebesar US$6,8 miliar, yang terutama berasal dari surplus investasi lainnya. Ini didorong oleh repatriasi dana dari tax amnesty yang terus berlangsung. Namun, surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan IV 2016 lebih rendah dibandingkan triwulan III 2016 karena defisit investasi portofolio dan pengaruh keluarnya dana asing dari saham domestik. Selain itu, surplus investasi langsung juga lebih rendah karena outflow terjadi di sektor pertambangan.

Perhatikan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV 2016 mencatat surplus sebesar US$4,5 miliar, yang mendorong posisi cadangan devisa menjadi US$116,4 miliar. Ini lebih tinggi dari US$115,7 miliar pada akhir triwulan III 2016 dan tercapai dari pengangkatan lebih tinggi dari US$105,9 miliar pada akhir triwulan IV 2015. Sumber cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri selama 8,4 bulan, menyalurkan keadaan kecukupan internasional yang ditargetkan.

Dalam periode tahunan, kinerja NPI 2016 membaik karena penurunan defisit transaksi berjalan dan kenaikan surplus transaksi modal dan finansial. Total surplus tahunan mencapai US$12,1 miliar, berkat penurunan defisit transaksi berjalan dari US$17,5 miliar pada 2015 menjadi US$16,3 miliar. Angka-angka ini diperkuat oleh perbaikan kinerja neraca perdagangan barang dan jasa, yang menunjukkan perbaikan dalam pengelolaan perdagangan.

Saat ini, Bank Indonesia juga menyampaikan perhatian terhadap perkembangan global, terutama risiko terkait arah kebijakan AS dan Tiongkok serta meningkatnya harga minyak dunia. Menurut Tirta Segara, peningkatan harga minyak dan keterbatasan arah kebijakan dapat mengganggu kinerja neraca pembayaran secara keseluruhan. Bank Indonesia mengungkapkan bahwa akan terus mewaspadai risiko tersebut dengan memperkuat koordinasi kebijakan moneter dan makroprudensial, serta penguatan kerja sama dengan pemerintah dalam mendukung percepatan reformasi struktural.

Saat ini, kinerja keuangan terhadap transaksi berjalan menunjukkan tren membaik, yang diharapkan terus berlangsung ke depan. Namun, terlebih lagi, Bank Indonesia berharap bahwa percepatan reformasi struktural dan pemenuhan peran kebijakan terkait akan mendorong peningkatan dalam kinerja keuangan. Ke depan, Bank Indonesia akan terus mewaspadai perkembangan global dan mengambil langkah-langkah penting yang diharapkan dapat memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap ekonomi Indonesia yang terus maju.

Exit mobile version