Blog Web & Deep Insights

Kredit BTPN: UMKM Meningkat 11%

Kredit Btpn Umkm Meningkat 11 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp61,6 triliun pada akhir Juni 2016, mencerminkan pertumbuhan 11% (year on year/yoy) dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp55,7 triliun. Pertumbuhan ini disebabkan oleh penyaluran dana ke segmen UMKM dan masyarakat prasejahtera produktif, dua bagian yang penting dalam kegiatan ekonomi terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Segmen kredit UMKM, termasuk pembiayaan prasejahtera produktif yang disalurkan melalui BTPN Syariah, mencapai Rp20, triliun, atau meningkat 16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp18 triliun. Angka ini menandai perbaikan yang signifikan dalam percepatan pendistribusian modal ke perusahaan kecil dan modul ekonomi yang tergantung pada kelebihan ekonomi masyarakat.

Angka kredit lainnya naik 9% menjadi Rp39,3 triliun, menunjukkan bahwa BTPN memperhatikan pengembangan produk perbankan terutama yang bersifat non-ekonomi, seperti pembiayaan usaha dan jaringan keuangan yang memperkuat kepercayaan pelanggan. Dengan total penyaluran kredit mencapai Rp61,6 triliun, BTPN terus memperkuat keterjangkauan layanan keuangan terutama bagi masyarakat kawasan yang terjangkau dan memiliki kelebihan ekonomi.

Untuk menjaga kualitas keuangan, BTPN mengungkapkan bahwa tingkat rasio kredit bermasalah (NPL) di 0,7% (gross) pada akhir Juni 2016, tetap menunjukkan kehati-hatian dalam penerapan kebijakan jangka panjang. Penyelenggaraan program daya dalam memperbaiki peran penuh dari nasabah, menunjukkan bahwa BTPN memperhatikan keseimbangan antara kecepatan pengaliran kredit dan ketersediaan layanan. Perlu diketahikan bahwa selama periode Januari hingga Juni 2016, BTPN telah menyelenggarakan 110.581 pelatihan daya bagi 791.065 nasabah, menandai upaya BTPN dalam mengembangkan keterampilan serta meningkatkan kemampuan nasabah untuk bertransaksi dengan lebih baik.

Tetap mempertahankan struktur keuangan yang stabil, perencanaan likuiditas BTPN terus mempertahankan rasio likuiditas (LDR) sebesar 94% pada akhir Juni 2016. Meskipun beberapa obligasi dan pinjaman telah jatuh tempo, rasio likuiditas yang telah dijamin masih baik. BTPN juga memperhatikan pendistribusian dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp65,3 triliun, atau tumbuh 14% dari periode sebelumnya, mencerminkan perluasan keterbukaan dalam mendukung pembangunan keuangan melalui dana eksternal. Pendapatan dari bunga tumbuh stabil, menunjukkan bahwa kegiatan perbankan BTPN berjalan dengan baik dan mengalir dengan lancar.

Peran BTPN dalam menjaga kestabilan ekonomi terhadap keuangan, juga menunjukkan bahwa perbaikan biaya dana (cost of fund) diikuti penurunan beban bunga menjadi Rp2,5 triliun dari periode sebelumnya, atau 4% (yoy), yang menunjukkan penurunan keterbatasan pengeluaran bunga. Sebaliknya, pendapatan bunga tetap meningkat, mencapai stabilitas di kisaran 7% (yoy), yang meningkatkan keuntungan operasional BTPN. Kombinasi dari pertumbuhan kredit dan efisiensi biaya dana ini menghasilkan pertumbuhan pendapatan operasional sebesar 12% (yoy) menjadi Rp4,6 triliun, menunjukkan keberhasilan dalam mengelola keuangan secara efektif dan menggerakkan perbankan ekonomi di Indonesia.

Pengembangan dan perbaikan pelayanan layanan keuangan BTPN melalui perencanaan dan pengelolaan keuangan yang sistematis mengindikasikan bahwa perusahaan berkomitmen terhadap kepercayaan dan keberlanjutan. Peran pemerintah dan keuangan dalam mengarahkan pembangunan ekonomi, juga menyiratkan bahwa BTPN terus memperhatikan kebijakan pengembangan ekonomi melalui kinerja industri kredit yang terdampak. Dalam konteks ekonomi Indonesia yang terus berkembang, terbukti BTPN melalui pengalaman pelaksanaan program dan pengembangan layanan keuangan yang mampu menunjang kesejahteraan masyarakat, terutama bagi kelompok berisiko, perusahaan kecil, dan keluarga ekonomi.

Implikasi dari keberhasilan BTPN dalam memenuhi kebutuhan masyarakat berupa kredit, peningkatan kualitas layanan keuangan, dan pengembangan pelayanan terhadap nasabah melalui program daya, harus dilanjutkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa BTPN akan terus memperhatikan kinerja industri dan kebijakan ekonomi pemerintah. BTPN juga mengembangkan peluang untuk memperluas jangkauan layanan kepada kelompok berisiko yang tidak mengalami keterbatasan terhadap fasilitas pemerintah.

Exit mobile version