Blog Web & Deep Insights

Rakor BI: Kemenangan Manufaktur dalam Pertumbuhan Ekonomi

Rakor Bi Kemenangan Manufaktur Dalam Bank Indonesia (BI) menggelar rapat koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah dalam rangka mempercepat transformasi industri manufaktur untuk mewujudkan industrilisasi Indonesia. Acara tersebut menghadirkan kesepakatan penting yang diarahkan pada penguatan daya saing industri melalui kerjasama yang sinergis dan konsisten antara pihak berwenang.

Untuk mendukung pengembangan ini, Gubernur BI Agus DW Martowardojo menyebutkan bahwa perhatian utama dalam rakor tersebut adalah peningkatan kapabilitas sumber daya manusia melalui perluasan akses pendidikan vokasional dan pengembangan standar kompetensi kerja nasional. Ia menegaskan bahwa ini terwujud melalui kerjasama antar akademisi, bisnis, pemerintah, sertifikasi tenaga kerja industri, serta pembangunan sekolah-sekolah vokasi yang spesifik di Kawasan Industri (KI), termasuk melatih siswa di lingkungan industri.

Penyempurnaan dan penataan regulasi terkait ketenagakerjaan juga menjadi salah satu poin utama dalam rapat. Dalam hal ini, sistem UU No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan diperbaiki dengan memperkenalkan penanganan yang lebih terintegrasi, menghilangkan pasal-pasal yang dianggap kaku, dan memperkuat harmonisasi dengan UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah menciptakan keseimbangan antara penciptaan lapangan kerja dan perlindungan tenaga kerja secara komprehensif dan berkelanjutan.

Salah satu poin penting lainnya adalah pengembangan sektor industri padat tenaga kerja dan berorientasi ekspor. Industri yang didorong pertumbuhannya di antara lain industri berbasis agro seperti minyak sawit di Sei Mangkei, green diesel di Dumai, minyak goreng di Bontang, serta industri berbasis mineral logam seperti besi beton di Batulicin, baja berbasis pasir besi di Kulon Progo, dan stainless steel di Morowali. Sementara itu, pengembangan industri berbasis SDA (hilirisasi) juga menjadi fokus, dengan peningkatan pertumbuhan industri di wilayah dengan sumber daya alam yang tersedia, serta pengembangan sentra industri kecil dan menengah (IKM) di daerah-daerah yang memiliki potensi ekspor dan daya saing tinggi.

Sejumlah industri yang mendapat dukungan dalam program ini termasuk industri berbasis migas dan batu bara, seperti produksi methanol di Muara Enim. Ini juga mencakup pembangunan dan penyerapan pelatihan di perusahaan lokal dan sektor industri dengan potensi ekspor yang lebih besar. Langkah-langkah ini dirancang sebagai inisiatif utama untuk menghasilkan penguatan daya saing dalam industri nasional. Tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tapi juga meningkatkan kualitas daya saing Indonesia di tengah global yang terus berkembang. Langkah-langkah tersebut bertujuan menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dan memiliki keahlian yang sesuai dengan peruntukannya dalam industri modern yang terus berkembang.

Sebagai penutup, implementasi program yang telah dihasilkan dalam rakor tersebut akan dilakukan secara ketat dan terus mengikuti perkembangan. Tindakan yang telah diambil akan dilanjutkan secara terus-menerus melalui koordinasi pemerintah terkait, lembaga pendidikan, industri, dan lembaga keuangan. Keterlibatan masyarakat juga didorong sebagai bagian dari proses pengembangan industri yang diharapkan dapat membuka peluang ekonomi dan mengurangi ketidaktahuan. Langkah-langkah berikutnya merupakan pengawasan dan pemantauan secara rutin terhadap keberhasilan program, serta pengembangan kebijakan yang lebih optimal untuk melindungi hak dan kewajiban para pelaku industri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *