Blog Web & Deep Insights

OJK: Peluang Fintech untuk Entrepreneur Muda

Ojk Peluang Fintech Untuk Entrepreneur Industri financial technology (Fintech) di Indonesia terus berkembang pesat dalam jangka panjang. Peningkatan ini menjadi bagian dari strategi pembangunan ekonomi yang lebih inklusif, terutama dalam konteks pemerintah dan lembaga pengawas keuangan yang menginginkan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menjadi pihak yang mendorong generasi muda untuk menjadi pemain baru dalam bidang ini. Di masa kini, industri Fintech tidak hanya berkembang melalui inovasi teknologi, tetapi juga sebagai bentuk keterlibatan yang lebih luas dari segi pendidikan dan pembentukan potensi perusahaan di sektor digital.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D. Hadad, menyatakan bahwa sejauh ini, pelaku industri Fintech di Indonesia didominasi oleh para entrepreneur muda. Hal ini menunjukkan tren yang signifikan di bidang digitalisasi ekonomi, di mana generasi muda mengambil peran penting dalam mengekspor inovasi teknologi dan layanan keuangan. Muliaman memperkirakan bahwa pertumbuhan industri ini akan mengalami percepatan jika makin banyak dari masyarakat Indonesia terlibat secara aktif dalam kegiatan ini. Menurutnya, ini merupakan salah satu bentuk penguatan ekonomi berkelanjutan, terutama dalam konteks inklusi keuangan nasional.

Menurut Ketua OJK, terdapat lima jenis entrepreneur yang menjadi pelopor dalam industri Fintech Asia. Berdasarkan pernyataan Markus Gnirck dalam majalah Forbes, kategori pertama adalah para fresh graduate universitas yang memiliki passion besar dalam hal kemudahan layanan jasa keuangan. Mereka ditunjukkan memiliki kecepatan, keuletan, dan sangat customer centric dalam layanan, yang menunjukkan bahwa mereka telah mengembangkan pendekatan berorientasi pada pengalaman pengguna. Dalam konteks ini, mereka sering menghadapi tantangan yang lebih besar dan meluangkan lebih banyak waktu dalam mengembangkan inovasi teknologi dan layanan digital yang canggih.

Kedua, kalangan perbankan yang ingin merasakan tantangan baru dalam hal layanan jasa keuangan, disebut sebagai “Unchallenged Banker”. Menurut Muliaman, mereka merupakan orang-orang dengan usia rata-rata 35 tahun dan mempunyai pengalaman matang di industri jasa keuangan. Pengalaman dan pengetahuan yang telah dipertahankan selama bertahun-tahun memberikan kekuatan dan kepercayaan bagi mereka dalam menganalisis tren pasar dan mengembangkan solusi teknologi baru. Mereka berkepribadian yang terbuka terhadap inovasi, serta memiliki kekuatan dalam mengambil keputusan yang mendukung keberlangsungan industri digital.

Kedua, kalangan perbankan yang ingin merasakan tantangan baru dalam hal layanan jasa keuangan, disebut sebagai “Unchallenged Banker”. Menurut Muliaman, mereka merupakan orang-orang dengan usia rata-rata 35 tahun dan mempunyai pengalaman matang di industri jasa keuangan. Pengalaman dan pengetahuan yang telah dipertahankan selama bertahun-tahun memberikan kekuatan dan kepercayaan bagi mereka dalam menganalisis tren pasar dan mengembangkan solusi teknologi baru. Mereka berkepribadian yang terbuka terhadap inovasi, serta memiliki kekuatan dalam mengambil keputusan yang mendukung keberlangsungan industri digital.

Di kategori ketiga, terdapat para penyedia jasa teknologi (“Old Tech Guys”) yang sangat tertarik untuk bergabung dalam bisnis Fintech. Mereka memiliki pengalaman luas dalam penyediaan jasa teknologi informasi dan tertarik untuk menerapkannya di industri jasa keuangan. Tidak hanya berperan sebagai pengembang teknologi, tetapi juga sebagai pemimpin dalam mengembangkan solusi perbankan yang canggih, terutama di bidang penelitian keuangan dan pengembangan perangkat lunak yang mampu merespons kebutuhan pelanggan. Mereka sering mendorong inovasi yang berbasis teknologi dan berkelanjutan di bidang fintech.

Salah satu jenis entrepreneur yang muncul dalam keberlangsungan industri ini adalah para professional yang berpengalaman di bidang teknologi pendukung layanan jasa keuangan (Silent Anti-Start up Professional). Mereka memiliki perusahaan di bidang teknologi yang mendukung layanan jasa keuangan seperti logistik dan layanan kesehatan. Tidak hanya berperan sebagai pengembang teknologi, tetapi juga membangun infrastruktur keuangan yang mendukung keberlangsungan pengembangan fintech. Mereka sering mengambil peran sebagai penguasa teknologi yang mampu merespons kebutuhan pelanggan, dan memiliki kepercayaan dalam mengembangkan inovasi yang berkelanjutan. Mereka terutama berperan dalam mengembangkan teknologi yang mendukung keberlangsungan perbankan dan keberlanjutan digital.

Terakhir, kelompok entrepreneur yang telah dikenal luas di industri dan telah mendapatkan berbagai penghargaan dari masyarakat adalah mereka yang telah memiliki kombinasi dari empat jenis entrepreneur di atas dan memiliki pemahaman pasar serta pool of talent yang mumpuni. Dalam konteks ini, mereka sering dikenal dalam keberlanjutan dan keberlangsungan pengembangan industri. Sebagai bagian dari program pengembangan masyarakat yang berkelanjutan, mulai dari pengembangan inovasi, pengembangan sistem keuangan, serta pengembangan pendukung teknologi.

“Saya sangat mendukung upaya untuk terus mendorong dan mendidik generasi muda kita agar menjadi entrepreneur baru di bidang start up Fintech,” ujar Muliaman. Ini menunjukkan bahwa program-program tersebut memiliki nilai penting dalam membangun ekosistem digital yang berkelanjutan dan mampu membantu masyarakat Indonesia dalam mendapatkan layanan keuangan yang lebih inklusif. Maka, pengembangan ini akan menjadi bagian dari rencana yang lebih besar dalam mendorong perekaman ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.

Implikasi dari pergerakan ini adalah bahwa industri Fintech di Indonesia harus terus mengembangkan inovasi terhadap perusahaan yang memiliki keunggulan kompetensi di bidang teknologi, keuangan, dan pendukung sistem. Maka, pentingnya pemerintah, lembaga pengawas, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi tersebut adalah hal penting. Namun, langkah berikutnya akan mengenai pengembangan program pemerintah, penerapan pelatihan bagi generasi muda, serta peningkatan infrastruktur teknologi yang mendukung inovasi dalam berbagai bidang. Dengan demikian, pengembangan ini menjadi bagian penting dari strategi ekonomi yang lebih berkelanjutan dan berkelanjutan dalam konteks inklusi keuangan nasional.

Exit mobile version