Npf Bni Multifinance Keterbukaan Menuju PT BNI Multifinance mengaku sedang fokus memperkuat sinergi bisnis dengan induk usaha untuk menggenjot pertumbuhan bisnis pada tahun 2017, dengan tujuan mengurangi potensi risiko NPF (kredit macet) di bawah 1%. Direktur Utama BNI Multifinance, Suwaluyo, menjelaskan bahwa kualitas kredit secara langsung memengaruhi kinerja perusahaan, serta bahwa semakin besar potensi risiko kredit macet, semakin besar pula kemungkinan kerugian perusahaan. Dalam konteks ini, BNI Multifinance tidak ingin memperoleh kenaikan NPF sebesar Rp1,000 ribu, karena kenaikan NPF tertentu dapat mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan.
Menurut Suwaluyo, perusahaan berusaha memilih nasabah dengan kualitas yang lebih baik serta memperluas potensi bisnis yang dapat dimanfaatkan. Dengan memilih debitur yang memiliki risiko rendah, NPF yang dihasilkan juga akan semakin rendah. Hal ini menjadi keputusan strategis untuk mempertahankan keuangan perusahaan dan menjaga stabilitas dalam jangka panjang. Selain itu, BNI Multifinance berkomitmen pada pembangunan kinerja dengan mengembangkan porsi komersial dan konsumen.
Baca Juga:
Di tahun 2017, perusahaan mengaku menargetkan pembiayaan baru sebesar Rp1,2 triliun. Kepastian dalam keberlanjutan dan efisiensi anggaran ini menjadi salah satu fokus utama dari strategi pengembangan. Perusahaan menanggapi tren ekonomi dan pasar yang menuntut perluasan pasar layanan pembiayaan, terutama untuk mengembangkan produk yang lebih terjangkau untuk berbagai segmentasi kalangan pembiayaan, seperti pegawai Group BNI, BUMN/BUMD, maupun perusahaan multinasional.
Produk-produk yang saat ini diandalkan oleh BNI Multifinance mencakup Car Ownership Program (COP), Operating Lease (OPL), Investasi – Installment Financing, pembiayaan multiguna kendaraan, pembiayaan elektronik, pembiayaan motor, serta pembiayaan investasi. Kekuatan ini dijamin oleh keberlanjutan dan peningkatan kualitas pembiayaan yang terus berkembang. Selain itu, BNI Multifinance mencoba mengoptimalkan kinerja melalui strategi pengembangan eksternal, mulai dari mencari nasabah berkualitas hingga mengidentifikasi potensi bisnis yang mungkin mengalami perluasan.
Suwaluyo mengatakan bahwa dalam keterbatasan pada anggaran dan keuangan, strategi yang digunakan oleh perusahaan lebih fokus pada pemilihan debitur yang memiliki risiko rendah. Tujuan utama dari keputusan tersebut adalah mengurangi potensi kegagalan kredit yang akan mengakibatkan kerugian besar. Dengan memilih debitur yang memiliki risiko rendah, maka NPF (kredit macet) akan menurun secara signifikan. Oleh karena itu, strategi ini menjadi bagian dari upaya mempertahankan keuangan perusahaan dalam rangka memenuhi target kinerja yang diinginkan.
Untuk memastikan keberlangsungan jangka panjang, BNI Multifinance mempertahankan posisi sebagai perusahaan pembiayaan yang berorientasi pada kepercayaan dan kualitas. Dalam konteks tersebut, BNI Multifinance memilih membiayai lebih banyak produk dalam berbagai skala. Ini menjadi bentuk peningkatan pada usaha perusahaan yang berada di bawah struktur induk bank. Perusahaan juga menawarkan produk terbuka bagi berbagai segmentasi kredit terkait dengan kebutuhan masyarakat yang membutuhkan layanan pembiayaan yang lebih mudah dijangkau dan dapat menarik lebih banyak konsumen dan bisnis baru.
Implikasi dari kebijakan ini tidak hanya berdampak terhadap kinerja perusahaan, tetapi juga mengarahkan ke arah pengembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. BNI Multifinance menunjukkan komitmen terhadap pembangunan ekonomi dalam negeri dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan nasional dalam pengelolaan keuangan dan kredit. Selain itu, perusahaan juga menghadirkan berbagai inovasi untuk meningkatkan kualitas layanan secara luas dan menjaga keberlangsungan pasar pembiayaan yang terus berkembang. Langkah berikutnya adalah peningkatan pada efisiensi dalam pengelolaan keuangan, dengan memperhatikan risiko, manajemen kredit, dan perencanaan yang lebih teratur dalam strategi pengembangan bisnis.
