Laba Permatabank Meninggalkan Puncak Pencadangan PT Bank Permata Tbk (PermataBank) mencatatkan pertumbuhan laba operasional sebelum pencadangan sebesar 4% yoy dari Rp2,8 triliun menjadi Rp2,9 triliun pada akhir kuartal ketiga tahun ini. Dalam keterangan resmi yang dilakukan di siaran persnya pada Kamis, 27 Oktober 2016, Direktur Utama PermataBank, Roy Arfandy, mengungkap bahwa perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan nonbunga sebesar 21% yoy, serta oleh penurunan biaya operasional yang terjadi secara signifikan dalam kuartal terakhir. Keberhasilan ini menjadi indikasi yang kuat bahwa bisnis utama bank tetap berjalan dengan baik meskipun menghadapi tekanan ekonomi makro di sektor komersial yang terus meningkat.
Penjelasan dari Roy Arfandy menggambarkan bahwa kenaikan laba operasional tidak hanya didasarkan pada pertumbuhan pendapatan dari sektor nonbunga, tetapi juga terjadi karena efisiensi dalam pengelolaan biaya operasional, sehingga menunjukkan bahwa bank memiliki kinerja yang terukur dalam pengelolaan keuangan. Namun, pada keterangannya, perusahaan juga mengakui adanya beban pencadangan yang signifikan dalam bentuk kerugian bersih sebesar Rp1,2 triliun, yang terjadi akibat adanya alokasi beban pencadangan secara rutin. Keputusan ini disesuaikan dengan prinsip kehati-hatian demi menjaga keamanan portofolio pinjaman dan neraca keuangan, serta memastikan bahwa proses transaksi tidak berdampak terhadap keberlanjutan bisnis Bank.
Sebagai bagian dari strategi kinerja yang telah ditetapkan, Bank mencatatkan pencapaian kinerja yang menguntungkan dalam kuartal ketiga tahun ini. Salah satu kinerja terpenting adalah kehadiran Modal Inti Utama (Common Equity Tier 1/CET-1) sebesar 15,5% dan Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 19,3%, yang merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah Bank. Keberhasilan ini ditunjukkan dari strategi yang digunakan Bank untuk memperkuat landasan pertumbuhan dan menjaga kesehatan likuiditas. Hal ini menandakan bahwa bank berupaya menghadirkan solusi yang lebih stabil terutama dalam memperbaiki kondisi keuangan dan meningkatkan kepercayaan pelanggan serta investor.
Untuk mendorong pertumbuhan terus meningkat, Bank PermataBank konsisten memperkuat posisi modal yang menjadi fondasi dari kemajuan jangka panjang. Tidak hanya melalui peningkatan modal, tetapi juga melalui pengembangan dari struktur pendanaan seperti Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 86% pada akhir September 2016. Ini mencerminkan konsistensi dalam pengelolaan kinerja keuangan bank dalam menyediakan anggaran terhadap pinjaman yang diberikan kepada pelanggan. Seiring dengan itu, perkembangan rasio CASA juga terus meningkat, dari 38% pada kuartal sebelumnya menjadi 43%, yang terjadi karena terdapat peningkatan dari sisi tabungan. Pengurangan deposito berjangka mahal juga menjadi langkah penting dalam memperbaiki kualitas struktur pendanaan yang telah terus diperkuat.
Perlu diketahui bahwa dalam pengembangan jangka panjang, PermataBank mendorong peningkatan kualitas produk dan kinerja dari seluruh layanan keuangan. Dari segi usaha syariah, Permata Unit Usaha Syariah (UUS) berhasil menggandeng rasio CASA sebesar 63% pada bulan September 2016, yang merupakan angka terbaik di antara semua unit usaha syariah lainnya di Indonesia. Kinerja ini mencerminkan kemampuan bank dalam mengelola dana haji yang merupakan jasa yang paling besar di antara industri ini. Keberhasilan pengelolaan dana haji ini sangat penting dalam menghadirkan kepercayaan publik terhadap bank dan memberikan jaminan bahwa perusahaan memenuhi standar yang ketat dalam pengelolaan aset keuangan.
Terakhir, dalam menangani keberlanjutan jangka panjang, Bank PermataTbk tetap berkomitmen pada pengembangan infrastruktur keuangan dan perluasan jangka panjang dari strategi dan sistem yang telah didesain. Selain itu, terdapat beberapa fakta penting tentang perusahaan tersebut. Faktanya, rata-rata perusahaan telah memperoleh angka yang diharapkan dalam pengelolaan keuangan. Namun, hal ini tidak berarti bahwa semua aset dan perencanaan dalam bank telah aman terhadap risiko eksternal. Tindakan terus menerus dalam pengelolaan keuangan serta pengawasan terhadap struktur aset yang lebih baik menjadi perhatian utama dalam membangun kepercayaan dan mengantisipasi kemungkinan krisis keuangan.
Salah satu langkah berikutnya yang dapat diambil oleh Bank PermataTbk dalam mengembangkan kinerja terus meningkat adalah melakukan pemantauan terhadap kondisi ekonomi dan pasar yang terjadi. Karena faktanya, perubahan di luar kendali seperti fluktuasi pada harga pasar, inflasi, serta perubahan kebijakan pemerintah dapat memengaruhi secara langsung pengelolaan aset bank. Oleh karena itu, bank harus mengambil keputusan berdasarkan riset dan analisis terhadap kondisi ekonomi yang menggerakkan keuangan serta pelaku pasar. Dengan adanya kehadiran keuangan, peningkatan pada pendukung pengelolaan keuangan menjadi prioritas utama untuk memastikan bahwa perusahaan dapat menghadapi setiap perubahan secara efisien dan memenuhi kinerja yang diharapkan secara keseluruhan.
