Kredit Mandiri Raih Crescendo 11 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengaku bahwa hingga akhir 2016, pertumbuhan kredit bank tersebut diperkirakan akan mencapai kisaran 10-11% per tahun, meskipun dibandingkan dengan proyeksi Bank Indonesia (BI) yang menargetkan pertumbuhan sebesar 7-9% dalam periode yang sama. Ini menunjukkan bahwa Bank Mandiri berusaha memperkuat posisi perniagaan dan peningkatan keuangan di tengah proses pertumbuhan ekonomi yang terus berkembang. Dalam keterbatasan kredit tersebut, Bank Mandiri memperkuat targetnya melalui investasi dalam sektor infrastruktur, yang menjadi salah satu sumber utama pertumbuhan kredit bank tersebut.
Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo, menilai bahwa sektor infrastruktur menyumbangkan kontribusi terbesar dalam pertumbuhan kredit pada tahun 2017. Menurut dia, dengan peluang pasar yang meningkat di sektor infrastruktur, maka perlu didukung oleh kebijakan kredit yang lebih aktif. Khususnya, peran jalan tol, tenaga listrik, transportasi, dan telekomunikasi dalam pengembangan infrastruktur menjadi fokus utama perluasan perbankan. Menurut data dari tahun 2016, Bank Mandiri mencatat penyaluran kredit sebesar Rp625,1 triliun, dengan pertumbuhan 11,5% secara tahunan dibandingkan dengan periode kuartal III 2015 yang mencatatkan nilai Rp560,6 triliun. Angkanya tercatat sebesar Rp481,4 triliun, atau 85,9% dari total kredit Bank Mandiri, yang menunjukkan tingkat produktivitas terhadap produk kredit.
Sektor konsumen merupakan bagian penting dari pendanaan Bank Mandiri, terutama dalam bidang Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Berdasarkan pernyataan Kartika Wirjoatmodjo, permintaan atau demand terhadap kredit rumah makin meningkat. Penjelasan ini menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat dalam mendapatkan hunian yang stabil dan berkualitas berkelanjutan lebih meningkat, mengindikasikan adanya pertumbuhan yang positif di bidang investasi dan konsumsi rakyat. Dalam konteks ini, perbaikan kondisi likuiditas dan pengelolaan kredit menjadi menjadi prioritas yang lebih penting untuk diatasi secara optimal. Selain itu, kondisi DPK diperkirakan tumbuh 12% di 2016, yang membuka ruang besar bagi pertumbuhan bank dan peningkatan likuiditas dalam struktur perbankan tersebut.
Untuk memenuhi target pertumbuhan kredit pada 2017, Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan sebesar 13%, yang merupakan indikator positif terhadap keberlanjutan perbankan. Sejumlah pengembangan keuangan terkait infrastruktur disebutkan menonjol dalam perencanaan strategis, seperti jalan tol, tenaga listrik, transportasi (termasuk bandar udara, pelabuhan, dan kereta api), serta telekomunikasi. Dalam keterbatasan kredit tersebut, Bank Mandiri juga mendorong kehadiran perbaikan sistem kredit, termasuk pengurangan rate spesial sebanyak 1,2%, terutama dari penurunan rate perusahaan (special rate) yang berlangsung selama dua minggu terakhir. Ini menunjukkan bahwa perekonomian secara umum mulai lebih stabil dalam kaitan dengan keterbatasan kredit, sehingga perbankan bisa memperbaiki manfaat ekonomi dan mengurangi beban yang terkait dengan likuiditas dan keuangan yang lebih optimal. Dalam kaitan ini, perbankan bisa berkontribusi lebih besar terhadap ketercapaiannya terhadap kebutuhan masyarakat, yang berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi dan pengembangan infrastruktur yang lebih besar.
Bank Mandiri juga menyampaikan bahwa dalam kuartal III 2016, angka kredit produktif sebesar Rp481,4 triliun, dengan lebih dari 85,9% dari total kredit Bank Mandiri. Data tersebut menunjukkan bahwa seiring dengan pertumbuhan kredit secara tahunan, perbankan memiliki peningkatan yang terjangkau. Selain itu, perbankan memperoleh keterbatasan dari proses pembiayaan yang terus berkembang, terutama dalam pengembangan infrastruktur yang memiliki peran penting dalam memperkuat kekuatan pasar industri dan konsumsi. Kembangnya pertumbuhan kredit ini diharapkan dapat memberikan dukungan yang lebih besar terhadap kebutuhan sosial dan ekonomi. Menurut penjelasan Bank Mandiri, ini merupakan langkah terhadap kaitan dengan strategi perbankan dan pertumbuhan kewirausahaan. Dengan peningkatan seperti ini, sebaiknya dijalankan dengan strategi terhadap kinerja perbankan dan terus mengutamakan kebutuhan masyarakat.