Kemenangan Umkm Di Tahun Ke World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 yang berlangsung dari 3 hingga 4 Agustus 2016 di Jakarta resmi ditutup pada Kamis, 4 Agustus 2016. Acara yang diadakan secara resmi menggambarkan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang berbasis syariah dan ekonomi inklusif, dengan menempatkan Indonesia sebagai tuan rumah acara global ini. Kegiatan tersebut menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk membangun ekonomi yang lebih seimbang, mandiri, dan berkontribusi terhadap perdagangan internasional yang lebih berkelanjutan.
Sebagai bagian dari kegiatan yang melibatkan pemerintah, institusi swasta, dan berbagai lapisan masyarakat, WIEF ke-12 menandai pencapaian hasil kerjasama antar pemangku kepentingan dalam bidang usaha berbasis syariah, industri kreatif, dan bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Forum ini menghasilkan sejumlah kesepakatan dan komitmen investasi mencapai US$900 juta atau setara dengan Rp11,88 triliun, berdasarkan 11 nota kesepakatan yang diperoleh secara luas dalam berbagai bidang usaha termasuk industri perumahan, fasilitas kesehatan, industri halal, industri franchise, keuangan syariah, dan pasar modal. Menurut data yang disampaikan, angka tersebut menggambarkan tingkat keberlanjutan dalam pembentukan ekonomi berkelanjutan yang lebih berbasis syariah dan bertanggung jawab.
Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani, angka tersebut bukan sekadar jumlah angka, melainkan bukti bahwa industri syariah—terutama dalam bidang halal, halal security, fashion, dan pariwisata—sudah memiliki pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Seorang pejabat terkemuka dari lingkungan keuangan dunia, seperti Managing Director World Bank, pernah melihat angka tersebut tergolong kecil, mengindikasikan bahwa jumlah investasi ini merupakan langkah besar bagi ekonomi Indonesia dalam memperluas ekspansi bisnis syariah. Pemenuhan kewajiban ini menunjukkan bahwa pemerintah dan industri masing-masing telah bergerak berdampingan dalam mengembangkan ekonomi yang lebih inklusif dan terpadu dengan prinsip kepercayaan, kebajikan, dan keterbatasan.
Ketua WIEF Foundation, Tun Musa Hitam, menganggap keberhasilan WIEF ke-12 berkat kerja sama antar pihak yang terkait dari berbagai sektor ekonomi dan sosial, termasuk pemerintah, pemangku kepentingan, masyarakat, dan institusi internasional. Pada kenyataannya, terdapat kehadiran jaringan global yang memungkinkan keberlangsungan ekonomi yang berkelanjutan, dengan memperkuat posisi Indonesia dalam keuangan dan pembangunan ekonomi berbasis kepercayaan. Selain itu, keberhasilan WIEF juga menghargai peran serta pemerintah Indonesia sebagai tuan rumah acara yang secara resmi telah diterima dengan baik oleh berbagai pihak terkait.
Kegiatan ini disusun dengan tema “Desentralisasi Ekonomi, Memberdayakan Bisnis Masa Depan,” yang membuka kesempatan untuk menjelaskan bagaimana perekonomian nasional dapat mendorong pertumbuhan melalui pengembangan ekonomi berbasis syariah dan ekonomi yang lebih inklusif. Dalam kegiatan tersebut, 4.080 peserta dari 73 negara hadir, termasuk tokoh-tokoh penting dari negara-negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi cepat. Masing-masing peserta terdiri dari kepala negara, menteri, wirausaha muda, komunitas usaha, industri kreatif, akademisi, serta pemangku kepentingan lainnya. Ini menjadi keberhasilan dalam membentuk jaringan bisnis internasional yang memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional dan mempercepat integrasi ekonomi berbasis syariah di wilayah Indonesia.
Sebagai penutup, penanggung jawab dari keberhasilan WIEF ke-12 menilai bahwa program investasi yang dirancang melalui forum ini merupakan langkah penting untuk mengembangkan ekonomi berbasis syariah dan memberikan keterbukaan bagi bisnis yang mampu membangun ekonomi berkelanjutan. Selain itu, hasil kesepakatan dan komitmen tersebut berpotensi memperkuat investasi dalam sektor UMKM dan memperluas posisi Indonesia dalam global. Dengan demikian, keberlangsungan dan pengembangan ekonomi berbasis syariah menjadi poin penting di masa depan yang dapat mengarah pada ekonomi nasional yang lebih seimbang dan berkelanjutan dalam penggunaan sumber daya.
