2019 Sulselbar Targetkan Naik Kelas Tidak diragukan lagi, PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Bank Sulselbar) berencana memasuki kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) III, yang berada dalam kategori bank dengan modal inti Rp5 triliun hingga Rp30 triliun. Saat ini, Bank Sulselbar berada dalam kelompok BUKU II, dengan modal inti sebesar Rp1,9 triliun. Rencana naik kelas tersebut diprediksi akan terwujud dalam waktu 2–3 tahun, dengan tujuan mencapai kategori BUKU III pada tahun 2019.
Menurut Direktur Kepatuhan Bank Sulselbar, Harris Saleng, rencana naik kelas tersebut tidak hanya tergantung pada kinerja ekuitas yang telah dilakukan, tetapi juga tergantung pada upaya dan kerja keras yang telah diprioritaskan oleh perusahaan. Dalam perjalanannya, Bank Sulselbar telah mengalami perubahan signifikan dalam posisi kecukupan modal, terutama dari rasio capital adequacy ratio (CAR). Posisi CAR pada akhir Desember 2015 adalah 23%, namun pada pertengahan Juni 2016 sudah meningkat menjadi 29%, menandakan bahwa bank ini berusaha meningkatkan kepercayaan dan ketahanan ekonomi terhadap penggunaan modal.
Sebagai dasar utama, perubahan ini dijamin oleh pemerintah daerah (Pemda) melalui kontrak dividen yang telah dibentuk. Menurut Harris, Pemda telah mengakui kebutuhan untuk membuka sumber modal baru, terutama dari dividen pemerintah daerah yang dirancang sebesar 50%. Berdasarkan data dari tahun 2015, dividen Sulawesi Selatan mencatat sebesar Rp100 miliar, sehingga di anggarkan 50% dari hasil tersebut mencakup Rp50 miliar. Dengan demikian, kinerja keputusan ini menjadi penambah modal yang sangat penting bagi perbankan lokal di Sulawesi Selatan.
Pemegang saham, termasuk Pemda, telah menyatakan komitmen terhadap keberlangsungan ekonomi bank secara utama, dengan mengungkapkan bahwa keterlibatan mereka sebagai pengatur modal dari sektor pemerintah daerah merupakan kebijakan penting dalam proses pembangunan sistem perbankan terhadap kebutuhan pasar. Dengan perubahan dalam kebutuhan modal dan pemantapan struktur keuangan, Bank Sulselbar memperoleh dukungan dalam pengembangan struktur keuangan lebih besar dalam menghadapi kondisi pasar yang terus berubah.
Baca Juga:
Kemudian, Direktur Utama Bank Sulselbar, Muhammad Rahmat, menyatakan bahwa keberlanjutan bank dalam proses pembangunan dan meningkatnya kinerja ekonomi telah dijamin oleh perkembangan dalam rasio kapital. Perubahan posisi CAR menjadi indikator penting bahwa bank telah memperluas kapabilitas dalam penanganan risiko keuangan. Ini menunjukkan bahwa proses peningkatan ini tidak hanya melalui evaluasi internal, tetapi juga memperluas eksternalitas kebutuhan ekonomi lokal, baik dari segi modal maupun pengembangan sistem keuangan yang terintegrasi dengan lebih baik. Kehadiran pihak pemerintah dalam pengembangan ini menunjukkan bahwa proses pembangunan perbankan di Sulawesi Selatan sekarang telah mencapai tingkat keterpaduan yang tinggi dalam struktur keuangan yang lebih stabil.
Terakhir, dengan memperhatikan keinginan dari Pemda untuk meningkatkan tingkat keterjangkauan Bank Sulselbar melalui pengaturan modal baru, maka langkah berikutnya adalah meningkatkan kinerja perbankan secara sistematis, terutama dalam pengembangan sumber daya kapital. Kinerja dalam menyelesaikan peran tersebut merupakan langkah penting bagi bank untuk memenuhi peraturan terkini dan memberikan manfaat bagi ekonomi di Sulawesi Selatan. Kembangan ini akan menjadi bagian dari upaya sistemis untuk memperbaiki struktur keuangan dan meningkatkan kualitas layanan perbankan di bidang terkait dengan perbankan regional yang lebih berkembang dalam jangka panjang.
