Target kontrak wika 2016 rp86 Jakarta – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) memproyeksikan pada tahun 2016 akan memperoleh kontrak dihadapi sebesar Rp86 triliun atau naik 57,74% dibanding target 2015 yang sebesar Rp54,5 triliun. Pencapaian ini berasal dari target kontrak baru 2016 sebesar Rp52,296 triliun ditambah carry over proyek tahun 2015 yang mencapai Rp33,74 triliun. Direktur Utama WIKA, Bintang Perbowo, menyatakan lonjakan tersebut didorong oleh berbagai proyek infrastruktur pemerintah seperti jalan tol, bendungan, dan pembangkit listrik yang akan mulai dikerjakan pada tahun ini.
Corporate Secretary WIKA, Suradi mengungkapkan, komposisi perolehan kontrak baru WIKA 2016 ditargetkan berasal dari pemerintah sebesar 20,73%, BUMN 15,85% dan swasta 63,42%. Beberapa proyek yang telah diperoleh hingga Desember 2015, antara lain, Bandar Udara Internasional Jawa Barat (Rp697,5 miliar), New Condensate Diesel Tank British Petroleum-Addendum (Rp357 miliar),
Lalu jembatan Pulau G Pluit City (Rp300 miliar), Infrastruktur Entikong (Rp218,5 miliar), Jalan Perbatasan Kalbar Entikong Tahap 2 (Rp277,5 miliar). Sebelumnya, Perseroan juga telah berhasil memperoleh kontak baru untuk Proyek PLTA Upper Cisokan( Rp930 miliar), Proyek Bendungan Passelorang, Sulawesi Selatan (Rp463 miliar).
Baca Juga:
Selian itu, Proyek New Priok Container Terminal, Jakarta Utara (Rp181,5 miliar), Proyek Bendungan Keureto, Nangroe Aceh Darussalam (Rp403 miliar), Proyek Jalan Tol Bogor – Ciawi – Sukabumi Tahap I (Rp355 miliar), Proyek Jalan Non Tol (JLNT) Ciledug (Rp351 miliar), Proyek Bendungan Logung Jawa Tengah (Rp584,9 miliar), Proyek Pembangunan Jalan Tol Balikpapan–Samarinda (Rp289,39 miliar), Proyek Double Double Track Jatinegara-Manggarai (Rp363,26 miliar), Proyek Jalan Tol Solo – Kertosono (Rp625 miliar)
Suradi mengatakan, di tahun ini, WIKA juga memproyeksikan target Penjualan (Termasuk Penjualan KSO) sebesar Rp26,49 triliun atau naik 23,61% dari target RKAP 2015 yang sebesar Rp21,43 triliun. Sementara laba yang dapat diatribusikan ke Pemilik Entitas Induk di 2016 diproyeksikan Rp750,15 miliar.
Sedangkan untuk Belanja Modal (Capital Expenditure) pada 2016 ini, kata dia, WIKA menganggarkan Rp10,59 triliun dengan asumsi termasuk perhitungan PMN Rp4 triliun. Belanja modal 2016 ini terdiri dari belanja modal WIKA Induk sebesar Rp9,82 miliar dan belanja modal Anak Perusahaan sebesar Rp770,44 miliar.
Baca Juga:
“Komposisi belanja modal WIKA Induk terdiri dari Pengembangan Usaha senilai Rp7,68 triliun, Penyertaan senilai Rp1,55 triliun, dan Investasi Aset Tetap senilai Rp583,5 miliar,” ujar Suradi dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 11 Januari 2016. (*) Rezkiana Nisaputra
