Sistem Resi Gudang Meningkatkan Produktivitas Sekarang, India terus mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dengan memperkuat sektor pertanian sebagai pusat pemanfaatan potensi ekonomi dan ketahanan pangan. Dengan jumlah penduduk mencapai 1,28 miliar jiwa dan luas wilayah 3,2 juta km², pertanian menjadi salah satu industri kunci yang mendukung PDB dengan kontribusi mencapai 16%. Dalam rangka meningkatkan daya saing dan mengembangkan nilai tambah, sektor pertanian memperluas keterlibatan berbagai pihak, termasuk pengelola gudang, perusahaan keuangan, dan pemerintah.
Sektor pertanian di India bukan hanya mengandung aktivitas petani saja, tetapi telah berkembang menjadi industri yang menciptakan value chain lengkap. Salah satu contoh industri tersebut adalah pergudangan yang berkembang pesat, terutama di wilayah-industri utama seperti Delhi. Salah satu perusahaan pengelola gudang terkemuka adalah Star Agri, yang menyediakan solusi one-stop lengkap dalam berbagai aspek seperti pergudangan, pemrosesan, kualitas produk, dan pelatihan. Berdasarkan data dari Vishal Pathak, Regional Head Star Agri, perusahaan ini berusaha membangun nilai secara sistematis dalam ekosistem agrobisnis dan mendukung keberlangsungan ekonomi para petani serta investor lainnya. Berdasarkan pengembangan infrastruktur dan kapasitas lebih dari 1,6 juta ton, Star Agri merupakan pionir dalam melayani perluasan kinerja pertanian secara terstruktur.
Tujuan dari pengembangan industri gudang di India bukan hanya membantu petani, tetapi juga memperkuat sistem logistik dan kepercayaan terhadap produk pertanian. Salah satu contoh perusahaan publik yang mengoperasikan gudang adalah Central Warehousing Corporation (CWC), yang menyediakan layanan pergudangan dengan jumlah 448 gudang dan kapasitas 11,2 juta ton. Ini merupakan sistem pengaturan logistik yang dilayani oleh pemerintah dan menjadi bagian penting dari ekosistem pertanian yang terpadu dengan sistem penjaminan risiko. Namun, keberadaan sistem ini masih terbatas karena belum terduga adanya penjaminan SRG (Sistem Resi Gudang), yang masih dalam tahap implementasi.
Baca Juga:
Baca Juga:
Dukung Startup, Mastercard Luncurkan Program Start Path untuk Meningkatkan Keunggulan Digital
RI Butuh Branding Nasional untuk Menjadi Kompetitif Internasional
Sejak lahirnya UU Nomor 9 Tahun 2006, sistem Resi Gudang (SRG) telah dikembangkan selama 15 tahun, dan telah disempurnakan menjadi UU Nomor 9 Tahun 2011. Namun, belum ada perusahaan penyedia jaminan resmi yang mengoperasikan sistem penjaminan tersebut. Oleh karena itu, pemerintah memilih Perum Jamkrindo sebagai lembaga pelaksana penjaminan SRG, melalui PP Nomor 1 Tahun 2016. Diding S. Anwar, Direktur Utama Perum Jamkrindo, menjelaskan bahwa perusahaan BUMN ini siap memberikan jaminan komoditas dan risikonya kepada para petani, yang merupakan keputusan penting dalam mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan. Diding menyatakan bahwa peran Jamkrindo sebagai penyedia solusi dalam pengembangan sistem SRG sangat signifikan terutama dalam membantu pemerintah dalam mengatasi tantangan pertanian di negara berkembang yang membutuhkan dukungan ekonomi yang optimal.
Di bawah kerangka kerja terpadu antara pemerintah, perusahaan, lembaga penyedia jaminan, dan lembaga perbankan, industri pertanian di India telah berkembang secara sinergis dan menghasilkan kinerja terbaik dari segi produksi, kualitas, dan keberlanjutan. Data dari WDRA dan NCDEX juga telah menggambarkan efektivitas sistem logistik dan pengawasan komoditas. Menurut Diding, sistem yang sudah ada di India merupakan contoh yang baik dalam membangun ekosistem pertanian yang kuat dan dapat menghindari risiko harga pascapanen. Namun, masih perlu diantisipasi perluasan sistem penjaminan SRG yang dapat memberikan manfaat terhadap petani yang tergantung pada tengkulak dan pengeluaran terbatas dalam pembiayaan kebutuhan.
Pengembangan sistem penjaminan SRG oleh Perum Jamkrindo menjadi langkah penting yang dijelaskan oleh Bachrul Chairi, Kepala Bappebti. Menurutnya, petani di negara-negara berkembang seperti India dan Indonesia sangat makin mengalami risiko pada harga pasca panen yang menghambat kehidupan mereka. Oleh karena itu, sistem SRG menjadi solusi yang diperlukan dalam membentuk sistem pertanian yang terpadu dan terlindungi dari kerugian ekonomi. Dengan mengintegrasikan sistem pengawasan SRG, kita dapat menarik perhatian dunia internasional terhadap keberlangsungan ekonomi dan kemandirian pertanian yang stabil di negara-negara dengan potensi pertanian besar.
Implikasi dari langkah-langkah ini terutama berupa keberlangsungan ekonomi pertanian di India dan dapat membentuk model pertanian yang unggulan dalam pengembangan ekonomi global. Kekuatan sistem SRG yang dikembangkan oleh Perum Jamkrindo dapat memberikan manfaat terhadap perekaman petani di daerah-daerah terpencil. Namun, penerapan sistem SRG ini juga mengharuskan perluasan terhadap keberlanjutan sistem pengawasan dan perlindungan kinerja komoditas pertanian secara menyeluruh. Dengan pengembangan terus berkelanjutan dari segi infrastruktur, kewenangan perbankan, dan kerja sama lembaga pelaksana dalam pengembangan sistem, dapat diharapkan pertanian India secara nasional menjadi sumber daya pertumbuhan yang terus berkembang dan bertanggung jawab terhadap ekosistem ekonomi.
