Obligasi Btn Rp6 Triliun Perhatian Telah berlangsungnya pemberitahuan tentang rencana PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mengutang sebesar Rp6 triliun pada tahun depan, dalam rangka memenuhi pembiayaan perumahan baik untuk subsidi maupun non subsidi, menandai langkah strategis bank yang terkait dengan kebutuhan perumahan yang terus meningkat di Indonesia.
Director Utama BTN, Maryono, mengungkapkan bahwa rencana tersebut berupa Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) yang disosialisasikan pada triwulan I 2017, dengan skema pengeluaran dana yang dibagi menjadi dua tahap, masing-masing sebesar Rp3 triliun, sehingga total pembayaran mencapai Rp6 triliun. Ini menjadi solusi terhadap permasalahan kenaikan jumlah rumah yang dibutuhkan masyarakat, namun masih tersisa backlog yang besar di tengah kerangka pembangunan perumahan saat itu.
Menurut Maryono, dengan kemitraan dengan tujuh BUMN, potensi kinerja pembiayaan perumahan meningkat secara signifikan. Selain kemitraan dengan PT Bukit Asam, PT Reasuransi Indonesia Utama, PT Pembangunan Perumahan, PT Semen Indonesia, PT Permodalan Nasional Madani, Perum Perumnas, dan BPJS Ketenagakerjaan, ada potensi pembiayaan sejumlah 23 ribu KPR, serta estimasi dari BPJS Ketenagakerjaan mencapai 20 ribu anggota yang akan berkontribusi pada penguatan pengembangan pasar perumahan di masa depan.
Sebagai langkah untuk meningkatkan kapasitas perbankan publik, BTN melakukan kerja sama dengan tujuh perusahaan pelat merah, mengacu pada penggunaan dana dari berbagai pihak yang memungkinkan perbankan terlebih dalam membangun sistem pengelolaan dan pembiayaan. Selain itu, perumahan tidak hanya menjadi fokus utama untuk pengembangan keuangan, namun juga berdampak pada kemudahan aksesibilitas perbankan untuk kebutuhan ekonomi masyarakat, terutama bagi kelompok masyarakat yang rentan terhadap krisis finansial.
Secara keseluruhan, hingga November 2017, BTN telah mengumpulkan dana dari BUMN dan BUMD senilai Rp27,13 triliun, yang merupakan peningkatan sebesar 15% dibandingkan tahun lalu dengan nilai Rp23,04 triliun yang dianggap mencerminkan kinerja yang meningkat. Meskipun berbeda, keberlanjutan dalam pengelolaan dana dan efisiensi dalam penyelenggaraan pelayanan jasa perbankan menjadi fokus utama perbankan untuk beradaptasi dan mengelola secara efektif dengan perubahan kenyataan keuangan saat ini.
Untuk masa depan, langkah yang akan diambil oleh BTN sebagai bentuk pengembangan strategis terhadap pembiayaan perumahan yang lebih baik dan merata akan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Ini termasuk pengembangan keterampilan dalam menangani keterlambatan dan kekurangan modal, serta memastikan bahwa pembangunan perumahan berjalan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas pembangunan di masa yang akan datang. Hal ini menjadi langkah awal dalam membangun ekosistem keuangan yang lebih terintegrasi dan efisien bagi masyarakat Indonesia.
