Mahasiswa Maryono Jadi Dosen Tamu Sebagai bagian dari program kuliah umum di Institut Teknologi Bandung (ITB), Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk, Maryono hadir sebagai dosen tamu dalam tema yang membahas tantangan dan peluang menghadapi era talenta dalam pengambilan keputusan. Penyampaian pidato ini dilakukan pada hari Rabu (14/9) dan menjadi bagian dari keterkaitan antara ilmu keuangan dan kepemimpinan dalam konteks perbankan modern.
Naik dari keinginan menjadi dokter pada masa muda, Maryono menjalani perjalanan hidup yang menantang di bidang keuangan dan bisnis. Ia menilai bahwa perjalanan karirnya dimulai dari bekerja di Bank Bapindo, lalu melalui pengalaman di Bank Mandiri yang membangun wawasan dalam bidang keuangan. Dalam menghadapi krisis keuangan pada awal tahun 2010, Maryono dipercaya menjadi Direktur Utama Bank Century, menghadapi tekanan politik dan ekonomi yang menguji ketahanan institusi. Namun, dengan kepercayaan dari pihak manajemen, ia terus membangun perusahaan dalam kondisi krisis, membuktikan bahwa pemimpin perlu memiliki keberanian dan keberagaman dalam mengambil keputusan yang strategis.
Baca Juga:
Setelah melalui krisis, Maryono kemudian diundang menjadi Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) pada tahun 2012. Dalam peran baru ini, dia menjadi pengganti untuk menangani masalah kinerja bank yang terus bertambah kompleks. Perbedaan terkait aset secara teratur ditetapkan bahwa BTN menghadapi tuntutan dengan tingkat NPL yang tinggi, terutama di masa penuh krisis dan reformasi keuangan. Namun, hasil yang mengesankan pada tahun 2018 menunjukkan bahwa target aset BTN mencapai Rp700 triliun, menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam pengelolaan keuangan. Selain itu, pembahasan tentang kinerja bank dan strategi pembangunan keuangan menjadi fokus utama dalam diskusi yang ditangani Maryono.
Persepsi terhadap pemimpin dan leadership terus berkembang dalam konteks era teknologi dan transformasi ekonomi. Maryono mengatakan bahwa pengalaman di organisasi dan keluarga menjadi fondasi inti dalam memahami kemampuan kepemimpinan. Ia menyebutkan bahwa kelompok kerja tidak hanya berbeda dalam kompetensi, tetapi juga dalam keterkaitan antar elemen internal organisasi yang saling mengandalkan. Keterlibatan dalam kegiatan organisasi membangun keterampilan berbagi, mempertahankan integritas, dan membuka ruang kerja yang lebih kreatif. Oleh karena itu, dalam dunia keuangan, ketentuan struktur dan kepercayaan menjadi kekuatan dalam pengembangan organisasi yang lebih baik.
Di dalam acara itu juga dilakukan kerja sama antara ITB dan BTN, yang menjadi bagian dari program baru untuk mendukung pendidikan dan pengembangan ekonomi di dalam konteks keuangan dan finansial. Program ini memungkinkan mahasiswa ITB melakukan pembayaran uang kuliah secara online melalui berbagai layanan terkait, seperti ATM dan phone banking. Ini menjadi solusi yang mempermudah dalam menyelesaikan pengeluaran dan memperkuat konektivitas dengan bank. Dalam hal ini, penerapan teknologi dan peran bank sebagai mitra dalam proses pembayaran menjadi pengembangan terus menerus dalam sistem pendidikan modern.
Untuk mencapai pengembangan paling baik dan menyediakan keberlanjutan, maka peran keuangan dan pengembangan jangka panjang menjadi prioritas. Dalam rangka memberikan nilai tambah bagi pengembangan pendidikan dan mendorong kualitas di dalam ekonomi Indonesia, bank perlu terus mendukung dalam memberikan pelatihan yang lebih inovatif dan terbuka, sekalipun terutama terkait keuangan. Dari sisi ini, program kerja sama ini menjadi langkah penting untuk membangun sistem pendukungan terhadap peluang pendidikan. Maka dari itu, di masa mendatang perlu diusahakan untuk meningkatkan sistem pendukungan, terutama dalam bidang keuangan dan pengembangan pribadi mahasiswa.











