Blog Web & Deep Insights

Laba Tahun Ini Bawa Pertamina ke DPR

Laba Tahun Ini Bawa Pertamina Pertamina meraih laba bersih sebesar Rp23 triliun pada Semester I-2016, yang menangkap perhatian dalam konteks perekonomian dan keberlangsungan industri energi di Indonesia. Namun, banyak anggota masyarakat dan anggota dewan perwakilan rakyat menyampaikan kekhawatiran bahwa angka tersebut mungkin disebabkan oleh penjualan BBM dengan harga yang lebih tinggi daripada harga keekonomian.

Saat ini, anggaran laba yang dipakai Pertamina terutama dari penjualan BBM di atas harga produk yang lebih tinggi dari harga minyak mentah secara global. Meskipun harga minyak dunia turun secara drastis hingga 69-70% dari kisaran USD110 per barel menjadi USD35-USD40 per barel, harga BBM di dalam negeri belum menurun sejauh yang diharapkan. Berdasarkan data dari 2014, harga BBM subsidi mencapai Rp8.500 per liter dan Rp7.500 per liter, namun sekarang harga tersebut hanya Rp6.550 per liter dan Rp5.250 per liter untuk bensin dan solar.

Seperti diketahui, pertumbuhan laba Pertamina di semester I-2016 mencapai USD1,83 miliar (Rp23,8 triliun), yang menimbulkan pertanyaan terhadap keberadaan sistem peredaran minyak mentah. Sejak 2015, harga minyak telah mengalami penurunan hingga 60% secara global. Namun, dalam konteks industri yang menerapkan kebijakan pengalihan BBM ke sektor yang lebih tepat seperti kesehatan, harga BBM tidak berbanding lurus dengan penurunan harga minyak. Dengan demikian, keuntungan Pertamina dari penjualan BBM menjadi lebih besar dari perkiraan pasar yang mungkin dianggap tidak seimbang.

Untuk memahami lebih dalam, hitungan sederhana menunjukkan bahwa dalam satu liter BBM, biaya produksi terkait sebesar 25% dari harga minyak mentah. Dengan harga minyak sebesar USD40 per barel, harga minyak mentah menjadi Rp528.000 per barel. Bila satu barel setara dengan 160 liter BBM, maka harga minyak mentah hanya Rp3.300 per liter. Menghitung biaya produksi, satu liter BBM berarti biaya produksi sebesar Rp4.125 per liter. Dengan menghitung harga jual bensin Rp6.550 dan solar Rp5.250, keuntungan Pertamina minimal mencapai Rp2.375 per liter (58%) dari bensin dan Rp1.125 per liter (27%) dari solar.

Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Fadel Muhammad, menjelaskan bahwa pertanggungjawaban dari laba Pertamina akan ditinjau secara langsung oleh anggota dewan. Ia mengatakan akan membentuk rapat pada Kamis pekan ini untuk membahas hal yang sama, termasuk bagaimana harga BBM bisa lebih terkait dengan kepentingan keekonomian masyarakat secara keseluruhan. Jika dibandingkan dengan harga minyak mentah yang sebesar USD40 per barel, keuntungan dari penjualan BBM mencapai tingkat tertentu dan harus dilihat dari sisi pengeluaran produksi. Dalam menganggap masalah ini, seharusnya terkait dengan keterbatasan penurunan harga yang diambil dari harga produksi.

Untuk menjelaskan lebih baik, Fadel meminta persetujuan dari Menteri ESDM, Luhut Binsar Panjaitan sebagai pelaksana tugas, untuk memantau dan menilai keberhasilan serta kemungkinan penyelesaian terhadap masalah harga BBM. Ini merupakan langkah penting yang mengikuti proses konsultasi dengan berbagai pihak untuk mengevaluasi keberlangsungan sistem harga yang ada dan menentukan solusi keberlangsungan yang lebih baik. Namun, seiring masa depan, keputusan terkait akan tetap diperhatikan oleh pihak yang lebih terlibat dan memiliki pemahaman terhadap keadaan ekonomi nasional.

Exit mobile version