Laba Maybank Meningkat 121 2 PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank) melaporkan kinerja yang menarik di semester I 2016, dengan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) mencapai Rp858 miliar, mengalami pertumbuhan 121,2% dibandingkan semester I 2015 yang berjumlah Rp388 miliar. Kinerja tersebut disebabkan oleh berbagai faktor yang mengantarkan perbankan swasta terkemuka ini mencatat pencapaian yang signifikan dalam periode ini.
Kinerja Maybank pada semester pertama 2016 mendapat dukungan dari peningkatan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) yang mencapai Rp3,6 triliun, naik 16,1% dari Rp3,1 triliun pada Juni 2015. Kenaikan ini terjadi karena kedisiplinan perusahaan dalam pengelolaan bunga pinjaman dan peningkatan kepercayaan pasar terhadap kebijakan bank dalam pengelolaan pendanaan secara aktif. Pendapatan non bunga juga mencatat pertumbuhan yang signifikan, dengan peningkatan 36,6% dari Rp1,1 triliun menjadi Rp1,5 triliun, mencerminkan peningkatan dalam pengembangan layanan seperti tresuri, fee bankasurrance, administrasi ritel, dan jasa lainnya. Meskipun kondisi pasar terus menghadapi tantangan, Maybank tetap mengungkapkan keberhasilan dalam mengelola pengeluaran secara berkelanjutan melalui program Strategic Cost Management Program (SCMP) yang dilaksanakan dengan baik, sehingga memungkinkan biaya overhead hanya meningkat sebesar 6,3%.
Baca Juga:
Kinerja kredit Maybank yang semakin menonjol terutama terjadi pada segmen Community Financial Services (CFS) yang terus mendapatkan pertumbuhan positif, dengan kredit mencapai pertumbuhan 8,6% dari Rp87,1 triliun menjadi Rp94,6 triliun. Pada saat yang sama, perbankan global pun membukukan pertumbuhan positif pada kuartal kedua 2016, dengan peningkatan mencapai 7,2% dari Rp21,4 triliun menjadi Rp22,9 triliun. Sementara itu, pendapatan dari usaha kecil dan menengah (UKM) terus menjaga pertumbuhan yang baik dan terus menjaga perhatian terhadap target kredit UKM sebesar 23,33% dari total kredit bank, melebihi target minimum 20% yang ditetapkan pemerintah pada tahun 2018. Penyaluran kredit terus meningkat dari Rp108,5 triliun menjadi Rp117,5 triliun, mencerminkan kepercayaan pasar terhadap kebijakan kredit Maybank secara bertahap.
Saat ini, bank memiliki posisi keuangan yang kuat dengan rasio kas (CASAs) yang mencapai 39,4% pada Juni 2016, melampaui standar yang telah ditetapkan. Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) tetap terjaga di angka 90,3% serta modified consolidated LDR mencapai 83,5%, menunjukkan keamanan keuangan dan efisiensi dalam pengelolaan modal. Perusahaan juga terus melakukan penyesuaian portofolio dengan memperkuat sistem cash management, solusi rantai pasok yang kuat, dan fasilitas mobile banking Maybank M2U, yang memberikan kontribusi besar terhadap likuiditas yang meningkat. Selain itu, kualitas kredit juga terus menjadi prioritas, dengan terkendali Non Performing Loan (NPL) secara konsolidasi berada di level 3,7% (gross) dan 2,3% (net), menunjukkan pengendalian yang baik terhadap risiko kredit. Namun, perusahaan tetap melakukan restrukturisasi portofolio terhadap beberapa bisnis yang terkena dampak perlambatan ekonomi untuk mencegah peningkatan NPL.
Pada akhirnya, peningkatan kinerja Maybank semester I 2016 tidak hanya ditunjukkan melalui angka-angka kinerja, tetapi juga dengan langkah strategis yang diambil perusahaan. Dengan pengelolaan portofolio yang lebih baik, peningkatan kinerja jangka panjang serta kesuksesan dalam menjaga standar keuangan, Maybank berharap bisa mengembangkan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan. Penambahan fasilitas digital dan peningkatan sistem keuangan yang lebih baik di masa depan menjadi langkah penting yang akan diambil oleh Maybank selama menjalankan kebijakan yang berkelanjutan. Meningkatnya pertumbuhan kredit, peningkatan kepercayaan masyarakat, dan pengelolaan kredit yang lebih baik membuka jalur untuk membangun perusahaan yang lebih berkelanjutan dalam membangun kembali kinerja keuangan yang lebih optimal.
