Kunci Kesuksesan Berkesinambungan Perusahaan Keluarga Seiring berkembangnya ekonomi Indonesia, perusahaan keluarga besar menjadi salah satu kunci dalam perekaman perkembangan ekonomi nasional. Namun, tuntutan untuk membawa perusahaan keluarga ini ke arah transformasi menjadi perusahaan yang lebih modern dan berkelanjutan semakin kompleks. Karena itu, pentingnya peran generasi kedua dalam mengembangkan perusahaan keluarga menjadi perhatian besar.
Sebagian besar bisnis keluarga yang sukses diturunkan ke generasi kedua hanya mencapai 30% keterbukaan yang diharapkan, sedangkan hanya 10–15% yang berhasil menyelesaikan transisi dari generasi kedua ke generasi ketiga. Hanya 3–5% dari perusahaan keluarga yang berhasil diatur ke generasi keempat, menunjukkan tingkat ketahanan yang belum merata. Ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi dalam mengelola keterbukaan dan pengembangan perusahaan keluarga secara berkelanjutan.
Samuel Pranata, salah satu penulis buku The 2nd G Challenges serta pemimpin generasi kedua di Martha Tilaar Group, menekankan bahwa peran generasi kedua dalam perusahaan keluarga harus melampaui tugas pengelolaan keuangan. Menurutnya, kesuksesan generasi kedua bukan hanya diukur dari angka keuangan, tetapi juga dari proses transformasi perusahaan yang melibatkan berbagai sistem organisasi dan struktur pengambilan keputusan yang lebih profesional. Tidak hanya menghindari kegagalan perusahaan, tapi juga menjamin perusahaan lebih terbuka, transparan, dan tanggung jawab sosial di masa depan.
“Memang kalau dilihat kunci kesuksesan adalah bagaimana perusahaan bisa berkembang lebih besar, generasi pertama mungkin step-nya masih bagaimana penjualan, masih takut menjadi perusahaan publik, tapi generasi kedua mulai harus lebih transparan,” kata Samuel Pranata. Sejauh ini, banyak perusahaan keluarga yang telah melalui proses transformasi sistematis, menciptakan institusi profesional yang lebih berkeberkatan. Namun, masih banyak perusahaan yang belum menerapkan struktur terkait ini karena berbagai pertimbangan seperti kompleksitas keuangan, kurangnya keahlian profesional, atau minimnya dukungan dari pemerintah.
Peran generasi kedua tidak hanya menjadi jembatan antara generasi pertama dan generasi berikutnya, tetapi juga menjadi bagian penting dari pengembangan perusahaan keluarga yang mengadopsi sistem perusahaan yang lebih modern. Transformasi ini mungkin membutuhkan waktu, saran, dan kerja sama yang lebih kuat. Di dalam prosesnya, generasi kedua perlu menjalankan peran sebagai pemandu dalam peningkatan kinerja, pengembangan layanan, dan penerapan standar keuangan serta keamanan lingkungan yang lebih tinggi.
Baca Juga:
Tidak diragukan lagi, transformasi perusahaan keluarga membutuhkan perhatian yang mendalam dan struktur yang dapat mendorong perubahan terus-menerus. Penyelesaian transisi dari generasi ke generasi berikutnya adalah suatu proses yang kompleks yang tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya solusi. Namun, dengan pengembangan sistem kerja yang lebih efektif, pendidikan kewirausahaan yang terbuka, dan dukungan dari pemerintah serta investor, perusahaan keluarga dapat mengembangkan diri menjadi perusahaan berwawasan yang lebih inklusif dan terbuka. Dengan langkah-langkah ini, generasi kedua memiliki potensi besar untuk membawa perusahaan keluarga ke arah masa depan yang lebih modern dan berkelanjutan. Implikasi dari proses transformasi ini adalah pengembangan sistem perusahaan yang lebih profesional, keterbukaan yang tinggi, serta keberlanjutan dalam pengambilan keputusan yang melibatkan semua pihak. Namun, langkah berikutnya yang perlu diambil adalah meningkatkan kesiapan generasi kedua dalam menghadapi tantangan terus-menerus yang muncul, serta mengembangkan sistem pengambilan keputusan yang terintegrasi secara luas.
