Ihsg Terkendala Sentimen Negatif Tertekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, 30 Januari 2017, turun 10,17 poin atau 0,19 persen, mencapai level 5.302,66. Meskipun terjadi kenaikan pada beberapa sektor, aksi jual saham menjadi dominan dalam market, menyebabkan koreksi terhadap sebagian besar indeks sektoral.
Penurunan ini terjadi dalam konteks pergerakan saham sektor aneka industri yang mengalami penurunan sebesar -2,11%, dengan manufaktur turun 0,77 persen. Meskipun sektor pertanian mengalami peningkatan sebesar 0,55 persen, sektor pertambangan menguat 0,50 persen, namun kejadian ini tidak bisa memenuhi kondisi kepercayaan investor, sebab pergerakan harga saham tetap merambat di teritori negatif.
Sentuhan pasar terjadi dalam jumlah besar dengan jumlah transaksi sebesar Rp6,08 triliun, terdiri dari transaksi reguler Rp4,79 triliun, negosiasi Rp1,29 triliun, dan tunai Rp5 juta. Investor asing membuka posisi beli bersih (net buy) sebesar Rp275,57 miliar di pasar reguler, menunjukkan kepercayaan terhadap potensi pertumbuhan saham Indonesia di masa mendatang, meski pasar terjaga dengan penurunan harga saham.
Baca Juga:
Beberapa saham yang masuk dalam jajaran top gainers hari ini adalah Tambang Batubara (PTBA), Indo Tambangraya (ITMG), Merck (MERK), dan Asuransi Ramayana (ASRM). PTBA melonjak 4,62% naik Rp500 menjadi Rp11.325, ITMG naik 3,27% sebanyak Rp475 menjadi Rp15.000, MERK meningkat 3,98% naik Rp350 menjadi Rp9.150, dan ASRM naik 15,35% mencapai Rp2.480 dari awal Rp1.680. Ini menandakan bahwa peminjaman risiko dan kinerja pasar di bidang perusahaan berpotensi mengalami pertumbuhan lebih lanjut seiring keberlanjutan ekonomi Indonesia.
Sementara itu, sektor pertanian, pertambangan, dan manufaktur terjaga sebagai fokus utama pasar dalam kelemahan utama. Namun, kinerja sektor pertanian, pertambangan, dan manufaktur yang memperlihatkan kekurangan dalam kinerja ekspor. Kondisi ini terjadi terutama dalam konteks kenaikan harga barang, kekurangan kapasitas produksi, serta penurunan daya beli konsumen. Namun, kenaikan harga saham di sektor pertanian dan pertambangan berpotensi mengalami penguatan pada laporan keuangan, karena mengindikasikan potensi pengembangan bisnis yang lebih stabil, terlepas dari konsekuensi pasar yang tidak sehat.
Baca Juga:
Sentuhan pasar Asia terus mengalami penurunan, dengan Indeks Nikkei225 turun 0,51 persen, dan Hang Seng terkoreksi 0,06 persen. Kenaikan harga saham di Jepang dan Hong Kong menjadi perhatian investor karena kondisi ekonomi lokal yang belum memperoleh kesepakatan terhadap stabilitas keuangan. Meski demikian, investor asing tidak mengalami kenaikan transaksi, tetapi memilih melakukan investasi berbasis strategi yang lebih tepat. Ini menunjukkan bahwa keputusan investasi masih berdasarkan aspek keamanan keuangan.
Di pasar Eropa, indeks FTSE100, DAX, dan CAC juga melemah, dengan kenaikan 0,72%, 0,54%, dan 0,76% secara masing-masing. Kenaikan ini menjadi perhatian terhadap konflik politik, keputusan kebijakan ekonomi, serta pertumbuhan pasar yang tergantung pada kekuatan institusi dan kepercayaan institusi. Namun, pergerakan pasar Eropa berkecembung karena kondisi ekonomi global yang masih terjaga dengan perubahan pada perekonomian. Ini menjadi indikator bahwa keputusan pemerintah atau kebijakan yang berubah bisa berdampak besar terhadap kestabilan pasar global.
Di pasar valas, nilai tukar rupiah menguat sebesar +11 poin (+0,08%) menjadi Rp13.349 per Dolar AS, setelah bergerak di rentang Rp13.327–Rp13.363. Kenaikan ini disebabkan oleh permintaan peningkatan keputusan pembayaran internasional dari pelaku keuangan. Namun, keputusan ini hanya terjadi berdasarkan perbedaan kepercayaan ekonomi dan perubahan ekonomi Indonesia. Ke depannya, perlu diambil langkah strategis untuk meningkatkan peringkat keamanan keuangan, memastikan ekonomi Indonesia terus berkembang dan mendorong pertumbuhan secara terus-menerus.











