Btn Target Pekerja Informal Dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) merancang strategi baru untuk memperluas layanan pembiayaan perumahan kepada segmen pekerja informal dan penghasilan tidak tetap, mengingat sebelumnya perusahaan hanya berpusat pada pekerja formal dan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Dirancang sebagai bentuk perluasan ke dalam pasar rumah tangga yang lebih inklusif, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) mikro menjadi solusi kredit yang lebih ringan bagi masyarakat yang tidak memiliki akses ke perbankan tradisional. Kredit mikro ini merupakan pendekatan khusus yang dilakukan untuk mendorong penyebaran ke dalam masyarakat yang sering berada di luar struktur formal keuangan, termasuk pekerja informal.
Baca Juga:
Baca Juga:
Pada kesempatan itu, Direktur Utama BTN, Maryono, menegaskan bahwa upaya perluasan ini mendukung program satu juta rumah yang diusulkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai langkah penting dalam memenuhi kebutuhan hunian bagi masyarakat di daerah perkotaan maupun perbatasan daerah. Dalam pelaksanaan program tersebut, BTN menargetkan penjualan rumah hingga 570 ribu unit, angka yang menunjukkan tren peningkatan dibandingkan tahun lalu sebanyak 470 ribu unit.
Baca Juga:
Untuk memperluas segmen ke pasar ini, BTN akan menjalin kerja sama dengan berbagai pengembang perumahan. Aktivitas kolaborasi ini dimaksudkan untuk mempercepat pemberian kredit pembiayaan rumah kepada masyarakat perumahan, yang sebelumnya ditemui sulit untuk mendapatkan keuangan secara konsisten. Hal ini dianggap penting untuk menyeimbangkan kebutuhan perumahan dalam skala besar, terutama bagi masyarakat menengah kebawah yang semakin meningkat di tengah keterbatasan akses ke layanan perbankan.
Tanggapan Maryono mengarahkan bahwa pihak BTN akan terus menjaga keterbukaan terhadap pengembang perumahan dan terus melakukan pendekatan terhadap pengembang untuk mendukung kecepatan pemberian kredit pembiayaan. Kedua, pihak perusahaan menyatakan bahwa penggunaan KPR nonsubsidi maupun subsidi tetap merupakan bagian dari kebijakan utama BTN dalam menjalankan perusahaan perumahan, menurut keterbatasan terhadap kepercayaan dan keuangan. Dengan begitu, pengembangan ini dapat memberikan peningkatan yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan hunian bagi masyarakat.
Sebagai langkah berikutnya, pihak BTN akan mengembangkan jaringan perbankan melalui pembiayaan secara lebih baik dan menyesuaikan produk keuangan dengan kondisi perekonomian di wilayah-wilayah yang terkena dampak kondisi ekonomi yang berbeda. Melalui pengembangan ini, PT BTN juga akan menyusun kerangka kerja yang lebih terkait dengan pembangunan rumah yang dapat dipakai sebagai bentuk kinerja dan pendukung program pemerintah yang sedang berjalannya. Hasilnya, peningkatan ini dapat memberikan pengaruh terhadap penguatan sistem pembiayaan perumahan yang lebih terbuka untuk masyarakat yang lebih luas.
