Blog Web & Deep Insights

BRI Siapkan Rp30,4 Triliun untuk Libur Lebaran

Bri Siapkan Rp30 4 Triliun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengungkapkan kehadiran pasokan uang tunai di mesin ATM dan Unit Kerja Operasional (UKO) sebesar Rp30,4 triliun selama periode 29 Juni hingga 13 Juli 2016. Angka ini merupakan peningkatan 10,3% dibandingkan periode Idul Fitri tahun 2015, menunjukkan upaya bank dalam memenuhi kebutuhan uang tunai nasabah pada periode musiman yang penuh dengan aktivitas.

Menurut SEVP Retail and Consumer Banking BRI Agus Nursanto, uang tunai tersebut disiapkan untuk memenuhi kebutuhan uang tunai di 23.086 ATM dan 463 UKO di seluruh Indonesia. Dari total uang tunai yang dipersiapkan, sebanyak Rp23,9 triliun dialokasikan untuk kebutuhan ATM, sementara Rp6,5 triliun digunakan untuk kebutuhan kas harian di UKO. Tindakan ini merupakan upaya BRI untuk meningkatkan keterhubungan dengan masyarakat dan mengurangi risiko penyalahgunaan uang tunai yang terjadi di pasar saat musim perjalanan.

Selama periode libur Idul Fitri, Bank BRI tetap menjamin layanan operasional dengan membuka 373 UKO selama 2 Juli hingga 10 Juli 2016. Layanan yang ditawarkan mencakup berbagai keperluan seperti layanan weekend banking, penerimaan BBM dan non-BBM dari SPBU dan PT Pertamina (Persero), Visa on Arrival, kliring dan RTGS, serta layanan transaksi di Rumah Sakit yang beroperasi 24 jam. Sejumlah layanan lain juga tersedia termasuk penerimaan SIM, STNK, dan BPKB melalui kerja sama dengan Polri, serta layanan transaksi SSB. Ini menunjukkan komitmen BRI dalam memberikan layanan terlajak terhadap kebutuhan masyarakat secara menyeluruh, terutama saat masa libur dan perayaan yang berkembang secara besar.

Kegiatan lain yang dilakukan BRI jelang Idul Fitri adalah penjualan produk sembako secara murah di 51 kabupaten/kota dengan jumlah 500 hingga 1.000 paket per wilayah, yang digunakan dalam bawah koordinasi Kementerian BUMN. Produk ini dibeli pada tanggal 24 Juni 2016 dengan harga setengah dari harga normal, dan hasil penjualannya disumbangkan untuk membangun atau melengkapi sarana rumah ibadah. Penjualannya juga terbuka untuk masyarakat yang memiliki kebutuhan mendesak terutama di daerah-daerah terdampak oleh keterbatasan sumber daya.

Untuk memfasilitasi migrasi penduduk selama Idul Fitri, BRI menyediakan empat tahap mudik berbeda dengan menggunakan moda transportasi yang berbeda. Tahap pertama dilakukan pada hari Selasa, 28 Juni 2016, dengan moda transportasi kapal laut. Tahap kedua dan ketiga dilakukan pada hari Rabu, 29 Juni 2016, menggunakan moda transportasi bus dan kereta api. Tahap keempat dilakukan pada hari Kamis, 30 Juni 2016, dengan menggunakan moda pesawat terbang. Semua rute mudik terdistribusi dengan tujuan utama di Pulau Jawa, serta beberapa kota luar Pulau Jawa seperti Batam dan Makassar. Kegiatan ini menunjukkan pengembangan layanan transportasi yang terpadu dan ramah lingkungan, serta memperkaya pelayanan BRI selama masa perayaan.

Adapun BRI juga meminta nasabah agar tetap waspada mengingat meningkatnya aksi kriminalitas yang terjadi baik menjelang maupun saat Idul Fitri. Kegiatan ini berdasarkan data yang diungkapkan oleh BRI untuk meminimalisasi risiko penyalahgunaan uang tunai dan kejahatan. BRI menyarankan nasabah melakukan transaksi secara non-tunai, baik melalui e-channel, e-banking, atau dengan uang elektronik BRI, seperti BRIZZI. Sebagai cara pencegahan kejahatan, BRI juga mendorong agar transaksi dilakukan di jaringan yang lebih aman. Jika ada pertanyaan atau masalah mengenai produk dan layanan, nasabah dapat menghubungi call center BRI di nomor 14017 untuk mendapatkan dukungan.

Sebagai penutup, ini adalah langkah penting bagi BRI dalam menjaga keamanan transaksi dan kepercayaan masyarakat. Dalam konteks yang semakin ramai dan serius mengenai keamanan digital, BRI berusaha membuka saluran pelayanan yang memadai dan terus meningkatkan keterwakilan dan kenyamanan masyarakat terhadap pelayanan perbankan. Implikasi dari kegiatan ini berupa peningkatan minat masyarakat terhadap layanan perbankan BRI, termasuk peningkatan jumlah transaksi dan keterlibatan dalam keuangan umum. Langkah berikutnya bisa dilakukan melalui pelatihan nasabah dan pengembangan infrastruktur digital untuk menyamakan layanan pelayanan digital dengan kebutuhan terutama di wilayah yang lebih berbahaya.

Exit mobile version