Brexit Menyebabkan Minimnya Dampak Pada Seiring hasil referendum Brexit yang diadakan pada 23 Juni 2016, pasar modal dan pasar uang di dunia, terutama di Asia, mengalami perubahan yang terjadi dalam jangka pendek. Dari sudut pandang ekonomi, dampak dari keputusan Inggris Raya keluar dari Uni Eropa ini dianggap minim risiko bagi wilayah Asia. Ini dipengaruhi oleh kepercayaan bahwa Asia memiliki potensi ekonomi yang cukup kuat, meskipun bergerak lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara lain.
Chief Economist DBS Group Research David Carbon mengatakan bahwa meskipun pasar saham Asia mengalami kenaikan atau penurunan dalam waktu yang sangat singkat, dampaknya dalam jangka panjang tidak terlalu besar, terutama bagi wilayah Asia. Hal ini dibuat menjadi pertimbangan karena tingkat pertumbuhan ekonomi Asia tetap meningkat sebesar US$1 triliun setiap tahun, yang setara dengan tingkat PDB Jerman setiap 3,2 tahun. Dari lima tahun terakhir, nilai pertumbuhan ekonomi Asia mengalami pertumbuhan setara dengan pembentukan Jerman baru setiap 2,8 tahun. Oleh karena itu, Carbon menyimpulkan bahwa, dari persepsi ekonomi, pembangunan ekonomi Asia tidak terlalu terganggu oleh keputusan Brexit.
Banyak yang menganggap bahwa keputusan keluar dari Uni Eropa oleh Inggris Raya merupakan kemunduran besar bagi masyarakat Inggris. Mereka merasa sebagai bagian dari masa transisi ekonomi dan globalisasi yang memperkuat keterbukaan perdagangan. Namun, dari sudut pandang ekonomi, dampaknya terhadap negara-negara lain, terutama negara-negara di Eropa yang memiliki keterkaitan dengan Inggris, bisa terjadi secara berurutan. Meskipun begitu, penanganan dari kondisi pasar yang memengaruhi keputusan ekonomi, terutama terkait dengan keputusan kesehatan masyarakat, menjadi tanggung jawab bagi pihak-pihak yang terlibat. Karena itu, sejalan dengan latar belakang yang telah dijelaskan, peran ekonomi dalam mengambil keputusan penting di masa depan masih menjadi prioritas.
Ketika diketahui bahwa Inggris Raya memutuskan keluar dari Uni Eropa, hal ini menimbulkan pertimbangan terhadap dampak dari proses yang berbeda bagi negara-negara lain. Namun, dari sudut pandang ekonomi, dampak dari Brexit tergantung pada berapa banyak negara yang bisa menyusul langkah Inggris keluar. Meningkatnya risiko terhadap efek domino dapat terjadi jika berbagai negara di Eropa terutama Belanda, Austria, Swedia, dan Prancis mengadakan referendum yang serupa. Selain itu, keputusan Skotlandia memutuskan tetap menjadi anggota Uni Eropa membuka peluang terkait dengan penggantian keputusan Inggris dalam masa depan. Penulis menyatakan bahwa negara-negara ini masih memiliki pengaruh besar terhadap kekuatan global pasar dan ekonomi yang membangun di masa depan.
Pertimbangan dari David Carbon menunjukkan bahwa keputusan keluar dari Uni Eropa oleh Inggris Raya bisa memengaruhi nilai tukar Poundsterling, yang terjadi dalam kondisi perubahan ekonomi yang besar. Sebelumnya, nilai Poundsterling turun 12,5 persen terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) setelah keputusan referendum. Ini terjadi karena keputusan terhadap ekonomi negara besar, yang mempengaruhi sistem pembayaran, nilai tukar, serta peringkat utang dari UK. Dalam riset yang dirilis oleh Philip Wee, diberikan angka bahwa nilai Poundsterling bisa turun sebesar 10-20 persen. Selain itu, kondisi ketidakpastian akibat keputusan Perdana Menteri David Cameron yang juga menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan keputusan ini. Oleh karena itu, penulis menyebutkan bahwa ini adalah keputusan penting yang mungkin memengaruhi pergerakan ekonomi global dan kepercayaan investor di masa depan.
Baca Juga:
Tidak hanya keputusan keluar dari Uni Eropa, tetapi juga dampak dari keputusan ini terhadap ekonomi global masih menjadi perhatian utama dari berbagai pihak, terutama dari segi peran masyarakat. Selain faktor ekonomi, kondisi ini juga menjadi refleksi terhadap perubahan sosial dan ekonomi yang melibatkan masyarakat. Oleh karena itu, peran dari masyarakat juga menjadi salah satu faktor penting dalam menangani tantangan global. Meskipun demikian, penanganan kondisi ini masih menjadi tanggung jawab masyarakat dan pihak-pihak yang terlibat. Dengan keputusan ini, masyarakat harus terus memperhatikan kondisi ekonomi, perubahan sosial, serta perubahan terhadap perdagangan global. Ini akan memberikan peluang bagi masyarakat untuk membangun kepercayaan dan menghindari dampak negatif dari keputusan besar dalam masa depan.
Secara keseluruhan, dalam laporan riset tersebut, terdapat pengaruh dari keputusan Keluar dari Uni Eropa yang dianggap tidak terlalu besar bagi wilayah Asia. Namun, hal ini tidak berarti bahwa tidak ada risiko dari peningkatan ekonomi secara signifikan yang menganggap dampak dari keputusan keluar dari Uni Eropa. Oleh karena itu, dari sudut pandang ekonomi, keputusan ini terutama berdampak pada pasar uang, pasar modal, dan pasar saham di Asia. Dalam konteks ini, pihak yang terlibat harus tetap memperhatikan kondisi ekonomi maupun kondisi perubahan sosial. Dalam jangka panjang, keputusan ini menjadi salah satu faktor penting dalam memengaruhi ekonomi dan stabilitas global.
