Anggaran Bekraf Terlalu Rendah Hipmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengumumkan daftar lembaga yang memiliki serapan anggaran rendah dalam enam bulan pertama tahun 2016, dengan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) menjadi salah satu di antara lembaga yang masih tercatat memiliki penyerapan anggaran terendah. Angka serapan anggaran tersebut mencerminkan keterlambatan dalam pengalokasian sumber daya pemerintah, yang menunjukkan keberagaman dan kelemahan dalam pengelolaan anggaran di sektor industri kreatif yang sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi nasional.
Menanggapi keadaan tersebut, Ketua Badan Pengawas Persatuan Pengusaha Indonesia (BPP HIPMI) Bidang Organisasi, Anggawira menyoroti pentingnya kerjasama antara HIPMI dan BEKRAF untuk memperbaiki realisasi penyerapan anggaran. Pada kesempatan tersebut, Anggawira mengatakan bahwa HIPMI mengajak BEKRAF untuk mendorong pengembangan industri ekonomi kreatif melalui pendampingan pengusaha pemula, terutama UMKM yang memiliki potensi besar untuk mendorong perekonomian nasional. Namun, peningkatan penyerapan anggaran tidak dapat dicapai secara instan dan memerlukan berbagai strategi pengelolaan yang terus-menerus dan kolaborasi yang kuat antar lembaga publik dan swasta.
Baca Juga:
Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mengoptimalkan peran BEKRAF dalam pengembangan ekonomi kreatif, yang menyangkut berbagai sektor seperti pariwisata, kuliner, fashion, dan lainnya. Anggawira menjelaskan bahwa peran HIPMI dalam menyediakan dukungan, seperti program pemberian dana dan pelatihan, adalah upaya konkret yang mampu meningkatkan jumlah pengusaha pemula di industri kreatif. Menurut Anggawira, langkah-langkah ini akan memberikan hasil yang efektif jika dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, karena peningkatan serapan anggaran hanya bisa dilakukan melalui proses yang terus-menerus dan berbasis kerjasama kolaboratif.
Mengutip hasil yang tercatat dari tahun 2016, BEKRAF menduduki posisi kedua dalam daftar kementerian/lembaga dengan serapan anggaran terendah. Namun, sebagian besar data yang terdapat di dalam daftar ini menunjukkan bahwa BEKRAF memiliki potensi untuk mengembangkan kekuatan ekonomi nasional. Beberapa faktor yang penting dalam pengembangan kegiatan ini, termasuk ketersediaan dana, kebijakan, dan inovasi produk, perlu dikembangkan lebih lanjut oleh pemerintah. Karena itu, HIPMI menyarankan bahwa sektor industri kreatif harus dikelola secara lebih efisien agar mampu menjadi sumber devisa negara dan menyumbang pada pertumbuhan ekonomi yang lebih besar.
Menurut Anggawira, HIPMI telah menyiapkan beberapa program digital yang berkelanjutan untuk diadopsi oleh berbagai stakeholder yang terlibat dalam pengembangan ekonomi nasional. Salah satu dari program tersebut adalah platform Pariwisata yang dirancang untuk menarik minat wisatawan asing ke Indonesia. Langkah-langkah ini akan sangat membantu dalam meningkatkan pendapatan negara. Anggawira menegaskan bahwa dukungan dari BEKRAF sangat penting dalam memastikan bahwa program tersebut dapat berjalan dengan baik dan efektif. Namun, masih banyak tantangan yang perlu diatasi, termasuk keinginan dari pemerintah dalam mendorong pengembangan industri kreatif lebih dalam dan menyatukan berbagai keterbatasan yang dihadapi oleh pengusaha pemula.
Beberapa hal penting dari proses ini adalah bahwa BEKRAF tidak hanya berfungsi sebagai lembaga yang mengelola anggaran, tetapi juga sebagai pusat pengembangan ekonomi kreatif yang mendukung keberlangsungan industri di sektor ekonomi kreatif. Anggawira mengatakan bahwa kehadiran HIPMI dalam berbagai inisiatif ini sangat penting untuk mengurangi keberantaran di dalam pengelolaan anggaran dan menciptakan efisiensi dalam penggunaan anggaran. Implikasi dari kerja sama ini mencerminkan komitmen yang kuat terhadap pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Namun, sebelum implementasi berjalan dengan baik, diperlukan kerja sama yang lebih kuat antara lembaga terkait dan perlu ditinjau ulang sistem pengelolaan anggaran di dalam negeri.
Perubahan ini akan mendorong keterbatasan ekonomi yang terjadi dalam masa depan dan memberikan peluang bagi pengusaha pemula untuk berkembang. Meskipun banyak kekuatan yang dapat dirasakan, tetap ada tantangan besar yang harus dihadapi agar sistem pengelolaan anggaran dapat terus meningkat. Langkah-langkah ini menjadi momentum penting dalam pengembangan industri kreatif di Indonesia. Dengan terus bergerak untuk mendorong pembiayaan dan pengembangan ekonomi kreatif secara berkelanjutan, masyarakat Indonesia dapat mengembangkan potensi ekonomi dalam keberagaman budaya dan sektor kreatif lainnya.











