Rupiah Terjatuh Pound Tidak Berdaya Di Jakarta, rupiah kembali mengalami tekanan terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis, 15 September 2016, dengan kursnya mendekati level Rp13.200. Pergerakan nilai tukar ini disebabkan oleh adanya ekspektasi peningkatan suku bunga Federal Reserve (Fed) tahun ini, yang menjadi faktor utama dalam kekhawatiran pasar terhadap keputusan kebijakan moneter berkelanjutan.
Perubahan harga rupiah dan sejumlah mata uang negara berkembang yang mengalami penurunan secara bertahap terjadi dalam periode yang semakin memperbesar kesan ketidakpastian terhadap kinerja ekonomi dan kebijakan bank sentral. Terdapat keberatan yang cukup kuat terhadap kemampuan bank sentral menciptakan pertumbuhan ekonomi yang stabil, yang secara tidak langsung memengaruhi kepercayaan pasar terhadap stabilitas ekonomi. Dalam latar belakang global, poundsterling juga melemah seiring adanya keputusan Bank of England (BoE) yang menegaskan bahwa suku bunga tidak akan diubah pada kini. Kebijakan ini ditanggapi dengan memperkuat spekulasi bahwa tren pemotongan suku bunga dapat terjadi dalam waktu dekat, meskipun data domestik Inggris tampak mendukung tren positif.
Penyebab kelemahan mata uang global semakin mendalam, termasuk dampak dari pergerakan harga kredit internasional dan konsistensi kebijakan ekspektasi terhadap keberlanjutan ekonomi. Pada saat yang sama, penekanan akan pada keterbatasan kemampuan bank sentral dalam membangun kepercayaan pasar terhadap pergerakan kebijakan. Kondisi ini memperkuat kekhawatiran terhadap risiko dampak jangka panjang terhadap kestabilan ekonomi, terutama dalam konteks investasi global yang dipengaruhi oleh keputusan ekonomi dan kebijakan kredit. Di tengah semua ini, peningkatan ketidakpastian terhadap kebijakan perekonomian menjadi faktor utama dalam pergerakan kurs mata uang, di mana terjadi perubahan yang kian berperan lebih besar.
Baca Juga:
Lukman Otunuga, Research Analyst dari FXTM, menjelaskan bahwa meskipun data Inggris pasca Brexit memang cukup menggembirakan, namun saat ini terlalu dini untuk menyimpulkan implikasi terhadap ekonomi Inggris karena masih banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Dalam penjelasan yang lebih dalam, pemerintah Inggris diharapkan akan menerapkan langkah-langkah untuk menghadapi kesulitan terhadap kepercayaan pasar terhadap kebijakan ekonomi dan keberlanjutan jangka panjang terhadap kebijakan pemerintah. Pemangkasan suku bunga di masa depan masih diingatkan sebagai kemungkinan yang dapat muncul seiring meningkatnya pengetahuan mengenai kegiatan ekonomi, yang dapat memengaruhi kondisi pasar dan pergerakan kurs mata uang. Menurut Lukman, pertimbangan akan terus diambil terhadap data domestik yang sedang muncul sebelum rapat BoE pada bulan November sebagai bagian dari pembangunan kebijakan ekonomi. Pemeriksaan terhadap data ini dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai kondisi pasar.
Pada aspek teknikal, mata uang poundsterling mengalami tekanan terhadap harga pasar seiring meningkatnya kepercayaan terhadap pemotongan suku bunga. Meskipun data negara-negara ini memiliki peringkat terbaik, pemangkasan suku bunga masih dianjurkan dari pembiayaan pasar. Dari sudut pandang teknikal, GBPUSD terlihat tertekan pada rentang harian, yang memberikan indikasi bahwa keputusan pasar mengarah ke arah penurunan. Karena ini, pergerakan kurs mata uang dapat mempercepat peningkatan harga kinerja dan memperkuat tren melemah mata uang. Dalam kondisi seperti ini, jika terjadi breakdown di bawah level 1.3150, maka akan terbuka jalan menuju level 1.3100 atau bahkan lebih rendah lagi. Karena ini, terdapat potensi bahwa pergerakan kurs mata uang akan terus mengalami penurunan dalam jangka panjang.
Saat ini, pertumbuhan ekonomi dan kinerja mata uang dalam konteks global sedang berlangsung secara mendalam, dengan keadaan yang lebih kompleks dan berdampak terhadap sistem keuangan. Seluruh pihak termasuk investor, pemerintah, dan bank sentral membutuhkan penilaian yang lebih mendalam terhadap dampak dari kebijakan ekonomi berkelanjutan. Dalam konteks ini, langkah berikutnya akan berupa peninjauan terhadap kebijakan ekonomi dengan pemantapan data keuangan yang terus menerus, termasuk pengaruh kondisi ekonomi global terhadap kinerja mata uang. Pembiayaan pasar akan terus memperhatikan perubahan kondisi ekonomi dan kebijakan terhadap kinerja keuangan.
