Ri Terancam Kehilangan Stabilitas Pengembangan ekonomi Indonesia menghadapi tantangan signifikan yang terkait dengan penguasaan asing terhadap Surat Utang Negara (SUN) oleh pemerintah, menurut Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara. Tidak hanya mempertimbangkan dana dari dalam negeri, pemerintah harus memperhatikan kontribusi eksternal dalam mengatasi keterbatasan anggaran dan kenaikan inflasi yang terjadi di masa depan. Menurutnya, penggunaan dana SUN melalui asing menjadi faktor utama dalam membiayai defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Tapi pernyataan ini juga mengungkapkan bahwa sektor perbankan memiliki dominasi besar dalam mengalirkan dana eksternal, sehingga mempertahankan ekonomi Indonesia yang tergantung pada mata uang asing.
Pengaruh dari penguasaan asing terhadap SUN dapat dipahami sebagai faktor yang memperkuat rentabilitas perekonomian dalam konteks global. Menurut Mirza, sektor perbankan tidak hanya memberikan kontribusi kecil terhadap defisit APBN, namun juga terikat pada kinerja mata uang dunia, terutama dollar AS. Dalam konteks ini, kebijakan moneter Bank Sentral AS yang mengalami kenaikan suku bunga (Fed Fund Rate), secara langsung menyebabkan peningkatan biaya pembayaran utang dan memengaruhi daya beli masyarakat secara keseluruhan. Sehingga, dalam jangka panjang, perbedaan harga komoditas, inflasi, dan defisit ekspor impor juga dapat dilihat lebih menarik.
Untuk memahami dinamika kredit luar negeri, data mengenai anggaran APBN tahunan yang mengandung kontribusi dari dana SUN di atas 40% dapat dijadikan titik penting dalam menganalisis ketergantungan ekonomi Indonesia terhadap investasi asing. Mirza menjelaskan bahwa sektor industri yang memiliki pertumbuhan terus meningkat, meskipun kontribusinya masih jauh dari angka yang dibutuhkan oleh negara, tetapi kontribusi ini tetap berada di atas keterbatasan anggaran. Perlu juga diperhatikan bahwa sejumlah investasi dan kredit utang oleh lembaga keuangan asing terkait dengan mata uang US$, memberi tahu bahwa struktur ekonomi Indonesia seiring dengan pemanfaatan dana luar negeri, telah mengalami perubahan yang besar.
Mengacu pada penilaian ekonomi terkini, data terkait defisit APBN telah ditangani dengan cara membagi nilai kenaikan dari sektor pemerintahan ke dalam kinerja ekonomi internasional. Selain itu, Mirza menyebutkan bahwa kondisi moneter AS sejak Desember 2015 sudah menjadi kunci dalam menganalisis prediksi harga komoditas dan keputusan pemerintah mengenai kebijakan moneter. Karena kebijakan ini telah diperhitungkan, seiring terjadinya inflasi yang lebih terkendali, maka defisit ekspor dan impor juga menjadi bagian penting dari pemantauan pemerintah dalam mengembangkan ekonomi. Namun tetap harus diingat bahwa kondisi tersebut masih tergantung pada faktor eksternal dan kebijakan perbankan dalam negeri yang bergerak sesuai dengan kondisi pasar.
Karena itu, seiring dengan kestabilan perekonomian yang berkepanjangan, maka kebijakan dan analisis moneter dalam pengambilan keputusan pemerintah menjadi sangat penting. Menurut Mirza, keputusan pengelolaan mata uang dan kebijakan lainnya harus dilakukan dengan kepercayaan tinggi terhadap perkembangan ekonomi. Kondisi ini tidak menghentikan permasalahan, tetapi memberikan kesempatan untuk mengambil langkah-langkah yang lebih strategis. Oleh karena itu, pemerintah harus terus berpikir dalam mengoptimalkan sektor perbankan, terkait pengembangan aset, dan sejarah utama dari perekonomian Indonesia dalam jangka panjang. Dalam situasi ini, perlu diadakan rencana pengembangan yang terintegrasi dan terbuka terhadap pembiayaan global yang terus berkembang. Dengan demikian, kebijakan moneter yang lebih presisi dan pengendalian sistem perbankan menjadi elemen penting dalam mencegah keterbatasan ekonomi yang terus berlangsung.
Baca Juga:
Karena perekonomian Indonesia tergantung terhadap mata uang dunia, khususnya dollar AS, maka langkah-langkah mengurangi tekanan terhadap keuangan eksternal sangat dibutuhkan. Ini menunjukkan bahwa perlu diambil langkah-langkah terus terang untuk memperkuat daya tahan ekonomi terhadap perubahan politik dan eksternal. Dari sisi keuangan, pemerintah harus mengambil langkah-langkah yang lebih terkendali dan terpercaya dalam pengembangan struktur perbankan, terutama dalam pengawasan atas pengelolaan dana SUN. Karena ini penting, maka pemerintah juga perlu membentuk kemitraan dengan lembaga keuangan asing, terutama dalam mengontrol sistem perbankan dan pengembangan aset yang terkait dengan mata uang dunia. Dengan mengoptimalkan penggunaan dana eksternal yang efisien dan mengurangi beban terhadap keterbatasan internal, maka pengembangan ekonomi dapat terus memperbaiki kualitas dan kepercayaan terhadap sistem moneter di masa depan. Tidak hanya terjadi perubahan dalam struktur ekonomi, tetapi juga dianggap sebagai langkah penting untuk menjaga ekonomi yang lebih stabil dan terbuka terhadap pasar global yang terus berkembang. Selain itu, pengawasan terhadap mata uang dalam struktur keuangan dan pemerintah perlu menghadapi keadaan terukur dan terintegrasi dalam rangka membangun sistem yang lebih terbuka dan terstruktur. Ini menjadi langkah yang sangat penting untuk menghadapi tantangan ekonomi modern.
