Perempat Finalis Asc Tiga Pelatih Presiden Republik Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, menghadiri Asian Surfing Championship (ASC) di Pantai Pintu Pancer, Pacitan, Jawa Timur pada Jumat 19 Agustus 2016. Acara tersebut menjadi ajang perwujudan pengembangan olahraga selancar di Indonesia dan menandai penghargaan bagi para pelatih, peselancar, serta juri dalam menghargai keberhasilan Indonesia di bidang ini. Hadirnya SBY dalam kegiatan ini menandai keseriusan pemerintah dalam menyelesaikan kepentingan olahraga secara nasional.
Tanggal 19 Agustus 2016, pembukaan perlombaan ASC memang disaksikan secara luas oleh masyarakat serta jurnalis. Pada kesempatan tersebut, SBY memilih untuk menghadiri finalis Divisi Wanita ASC dan menghadiri dalam acara yang dihadiri oleh para peselancar terbaik dari dalam negeri. SBY memperkenalkan perolehan prestasi peselancar yang memperoleh peringkat terbaik di dalam kegiatan yang berlangsung di Pantai Pintu Pancer. Di dalam acara tersebut, juri khusus ASC, Made Sadiarta, menyampaikan pentingnya selancar sebagai olahraga tradisional dengan potensi besar pada keberlanjutan dan keberagaman ekosistem laut. Tidak hanya itu, Made Sadiarta juga mengatakan bahwa banyak gelombang kelas dunia terdapat di Indonesia, menjelaskan bahwa itu menjadi indikator penting untuk memperkuat keterampilan dan pengembangan olahraga di masa depan.
Menurut Made Sadiarta, selancar merupakan olahraga yang penuh tantangan dan mengandung keberagaman yang memperhatikan siklus laut dan kehidupan ekosistem. Di dalam acara tersebut, beragam peselancar Indonesia dihadiri, mulai dari Dede Suryana, yang telah memperoleh medali emas dalam Asian Beach Games di Bali tahun 2008 hingga Rio Waida yang menjuarai International Young Guns/King of The Groms dua minggu yang lalu. Dalam acara ini, Made Sadiarta juga menyampaikan bahwa keberhasilan Indonesia di bidang selancar tidak hanya mengacu pada prestasi perorangan, tetapi juga pada kerjasama antar negara dalam mengembangkan olahraga melalui kompetisi yang dibangun secara profesional.
Pada perlombaan yang digelar tersebut, kondisi gelombang menjadi lebih kecil dibandingkan sebelumnya, namun tetap memberikan kesempatan bagi peserta untuk tampil terbaik. Dalam pertandingan Heat 5, peselancar yang diberi nama Made “Bol” Adi Putra dari Bali berhasil menempati posisi puncak dengan kemenangan melawan Bali Tommy Sobry. Dalam pertarungan ini, Tommy Sobry mencoba melawan kembali namun gagal mengalahkan Adi Putra. Dalam Heat 6, terjadi pertarungan sengit antara peselancar dari klub surfer Bali yang menghadirkan tantangan dalam bentuk permainan yang lebih serius. Pada pertandingan ini, pertarungan terjadi antara Made Darmayasa dan Nyoman “Blacky” Satria. Pada perolehan yang terjadi, terlihat keberagaman dan kesadaran masyarakat terhadap pengembangan olahraga selancar di dalam negeri.
Sementara itu, di Heat 7, pertandingan terjadi antara rekan tim Rip Curl veteran, Pepen Hendrik dan Andre Anwar. Pertarungan ini diadakan dalam lingkungan yang menunjukkan kehadiran kompetensi dan perjuangan antar peselancar. Namun, karena Pepen Hendrik yang berada dalam posisi terkemuka dan merupakan pemain senior, ia tidak akan bisa dilawan dengan mudah oleh rekan setimnya yang jauh lebih muda. Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan pengembangan generasi muda dalam bidang olahraga. Pada Heat terakhir, juara ASC 3 kali dari Raditya Rondi meraih skor tertinggi dengan 8,33 dan kemungkinan besar akan menggeser Muklis Anwar dari babak perempat final. Dalam pengaturan peringkat, babak perempat final akan diadakan berdasarkan perolehan skor terbaik. Babak perempat final menunjukkan permainan yang lebih menarik dan beragam, terutama dari peringkat terbaik di dalam perlombaan.
Di tengah perlombaan yang diadakan dalam lingkungan yang membutuhkan tingkat kepercayaan dan ketahanan, peninjauan terhadap peselancar dan penghargaan yang diberikan kepada kemenangan yang dilakukan menunjukkan komitmen Indonesia dalam membangun perwujudan olahraga. Menurut sumber yang dikutip, peselancar Indonesia terus menerus meningkat dalam keberhasilan di tingkat internasional. Penyampaian dari juri menunjukkan bahwa keberlanjutan dan pengembangan olahraga selancar menjadi prioritas penting dalam pendekatan pemerintah. Untuk membantu mewujudkan tujuan tersebut, pemerintah menerbitkan berbagai program pendukung, termasuk dalam pengembangan olahraga, pendidikan, dan pelatihan di bidang selancar yang telah ditunjukkan oleh pengamat dan juri dalam acara ini.
Dalam akhir acara tersebut, perlu diingat bahwa keberhasilan Indonesia dalam bidang olahraga ini tidak hanya terkait pada perolehan medali saja, tetapi juga pada pengembangan jaringan, pelatihan, dan komunitas yang terbentuk secara berkaitan. Selain itu, perlu dipertimbangkan bahwa peluang olahraga selancar di Indonesia akan meningkat dan semakin berkembang dalam masa depan jika diperkuat oleh dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Selain itu, pemerintah juga dapat mengambil langkah-langkah terkait pengembangan infrastruktur, terutama dalam bentuk pelatihan dan kerjasama internasional. Ini adalah langkah penting yang harus diambil untuk mengantisipasi perdebatan yang mungkin terjadi dalam pengembangan olahraga selancar. Tidak hanya itu, pemerintah harus menyusun kebijakan yang mendukung pengembangan olahraga, termasuk dalam pengembangan berbasis pengalaman dan penghargaan dari hasil yang diraih. Dengan perlu keberlanjutan dalam pengembangan olahraga, maka pemerintah dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan keberagaman dan kepercayaan masyarakat dalam bidang olahraga.











