Laba Bsm Meningkat 26 67 PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mencatat keberhasilan signifikan dalam semester I tahun 2016, dengan laba bersih mencapai Rp168 miliar, mengalami pertumbuhan 26,67% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp132 miliar. Angka ini merupakan hasil dari perolehan yang meningkat secara ekonomi, terutama karena kenaikan pendapatan bersih hingga Rp2,30 triliun, yang melonjak 10,02% secara year-on-year.
Anggaran pendapatan yang meningkat tersebut didorong oleh kinerja operasional yang lebih baik, dengan laba operasional yang mencapai Rp479 miliar dari Rp322 miliar pada periode sebelumnya, mengindikasikan perbaikan pada efisiensi bisnis. Selain itu, margin hasil perusahaan juga mengalami pertumbuhan sebesar 17,50% menjadi Rp1,88 triliun, yang merupakan indikasi bahwa efisiensi keuangan terus meningkat dalam periode tersebut.
Untuk mendukung performa ini, Direktur Utama BSM, Agus Sudiarto menyebut bahwa peningkatan ini didorong oleh peningkatan dari cash recovery, terutama karena adanya pengembalian uang yang lebih baik dari tindakan write-off. Dalam kinerja ini, jumlah cash recovery ex write off meningkat 31,58% menjadi Rp225 miliar dari Rp171 miliar pada periode Juni 2016, menunjukkan keberhasilan dalam proses pengejaran kredit yang telah diberi prioritas. Kinerja ini terbukti memperkuat potensi peningkatan pada bisnis sektor pemerintah serta perbankan syariah lainnya yang tergolong di kategori syariah terkemuka di Indonesia.
Baca Juga:
Di dalam kategori pengembalian dana pihak ketiga (DPK), BSM mengalami pertumbuhan signifikan dari Rp64 triliun pada Juni 2016, dengan peningkatan sebesar 7,82% dibanding periode sebelumnya. Tapi dalam pengembalian tersebut, terdapat peningkatan pada Giro sebesar 6,25%, dengan nilai mencapai Rp7,10 triliun, serta perbaikan dalam tabungan dengan pertumbuhan 11,25% menjadi Rp25 triliun, sementara deposito meningkat 5,68% menjadi Rp32,16 triliun.
Untuk memperkuat keberhasilan ini, BSM juga memiliki program penanganan kredit bermasalah yang menggambarkan keberhasilan dalam mengendalikan risiko kredit. Program Gerakan Genggam Recovery Rp1,25 Triliun (Geger 125) di tahun 2016 dijelaskan sebagai salah satu langkah strategis BSM untuk meningkatkan kinerja keuangan dan memperkuat efisiensi penerapan sistem risiko. Dengan pengelolaan kredit yang lebih baik, BSM tidak hanya menangani kredit yang terjadi di bawah perencanaan, tetapi juga mengembangkan kualitas penyerapan uang melalui kebijakan pengembalian yang lebih baik.
Pada masa pertumbuhan tersebut, BSM juga menunjukkan keberhasilan dalam pengelolaan pembiayaan, dengan pertumbuhan 4,49% dan total angka pembiayaan mencapai Rp52,7 triliun dari Rp50,4 triliun pada periode Juni 2015. Ini mencerminkan perbaikan dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya pembiayaan yang telah terbuka secara baik. Keberhasilan ini menjelaskan bahwa BSM mampu menarik perhatian pasar dalam mengurangi tingkat risiko yang berkembang.
Menurut Agus, BSM berharap mampu mencapai target laba sebesar Rp300 miliar pada akhir tahun 2016, mengindikasikan bahwa keberhasilan ini merupakan satu tahap yang penting dalam strategi perusahaan. Ini juga menunjukkan bahwa BSM berada dalam kategori pengembangan bisnis syariah yang berkembang pesat dalam konteks ekonomi nasional, yang menghadapi kondisi ekonomi yang belum berada dalam kondisi kondusif. Langkah berikutnya yang perlu dilakukan termasuk pembinaan kinerja dalam bidang pengelolaan keuangan yang lebih baik untuk menunjang perkembangan bisnis dalam waktu yang lebih lama.











