Ksei Perkuat Akses Pasar Modal PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengungkapkan komitmen terhadap pengembangan kerjasama dengan perbankan dalam rangka memperluas jaringan pasar modal. Salah satu inisiatif yang diambil adalah penambahan jumlah bank administrator Rekening Dana Nasabah (RDN) dari 9 menjadi 12, dengan tiga bank baru yang masuk yaitu Bank Nobu, Bank BTPN, dan Bank Panin. Langkah ini dijelaskan oleh Direktur Utama KSEI, Friderica Widyasari, sebagai langkah konkret untuk memperkuat sistem transaksi efek dan memperluas sinergi antara pasar modal dan jaringan perbankan.
Komunikasi yang terus menerus dilakukan dengan berbagai perbankan menjadi sangat penting karena menurut Widyasari, inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dan kepercayaan terhadap kegiatan perekonomian melalui fasilitas yang lebih luas. KSEI menargetkan pengembangan jaringan pasar modal dengan memperluas kelompok bank yang bisa menjadi alternatif investasi bagi para pelaku pasar. Langkah ini juga mendukung tujuan menuju AKSes Financial Hub yang dituju sebagai pusat pusat efek dan pengambilan keputusan berbasis data yang terintegrasi secara lebih efisien.
Saat ini, jumlah dana yang tersimpan dalam RDN mencapai Rp11,51 triliun pada 28 Desember 2016, menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mencapai Rp4,29 triliun per akhir Desember 2015. Pertumbuhan tersebut mencerminkan pertumbuhan kebutuhan dana yang terus meningkat, baik dari segi jumlah penduduk maupun kepercayaan terhadap sistem keuangan yang lebih stabil. Kenaikan tersebut disebabkan oleh peran program S-INVEST yang membantu mengurangi masalah transaksi yang tidak akurat dan memperkuat sistem digitalisasi pasar efek Indonesia.
Untuk mengukur perkembangan investor, jumlah investor yang tercatat pada akhir 28 Desember 2016 mencapai 891.070, meningkat 105,27% dibandingkan dengan jumlah investor SID tahun sebelumnya yang mencapai 434.107. Angka ini didukung oleh pelbagai fasilitas baru yang diluncurkan oleh KSEI termasuk implementasi S-INVEST dan penerapan SID untuk pemilik surat berharga yang diterbitkan Bank Indonesia (BI). Pengembangan sistem ini memungkinkan KSEI untuk mengumpulkan data investor secara lebih transparan dan memperbaiki keamanan dalam transaksi jangka panjang dengan lebih baik.
Tingkat peningkatan jumlah investor tersebut mencerminkan kepercayaan yang meningkat pada kegiatan pasar efek. KSEI menekankan bahwa pengembangan S-INVEST memperkuat sistem data investor, yang merupakan dasar utama dalam pengembangan pasar modal. Kenaikan jumlah investor yang signifikan terjadi karena keberlanjutan peningkatan penggunaan S-INVEST, yang secara eksplisit mendukung peningkatan penggunaan sistem digitasi data investor di pasar efek Indonesia.
Baca Juga:
Total aset yang tercatat di C-BEST pada 28 Desember 2016 meningkat 16,39% dari Rp3.022,57 triliun menjadi Rp3.517,86 triliun. Peningkatan jumlah aset mencerminkan peningkatan volume transaksi efek secara keseluruhan, terutama akibat dari peningkatan jumlah emiten dan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan perbaikan kinerja pasar modal. Ini menjadi indikator positif bahwa pasar efek Indonesia berjalan lebih dalam ke arah kelebihan dalam efisiensi dan transparansi.
Dalam memperkuat sistem dan pengembangan pasar modal, KSEI memperkenalkan berbagai kegiatan yang terus dijalankan untuk mendorong pemanfaatan sistem digitalisasi yang lebih luas. Dalam waktu yang mengikuti, KSEI akan menghadirkan tindakan lanjutan yang terkait pengembangan dan pemenuhan kompetensi teknis. Ini termasuk penilaian terhadap kemampuan keterampilan terkait penggunaan data investor yang lebih terintegrasi, serta pemantauan terhadap sistem pengendalian keuangan untuk memperbaiki efisiensi dan keamanan dalam pengolahan informasi pasar efek.
