Blog Web & Deep Insights

Kredit Turun, Bank Lebih Sensitif dalam Memberikan Kredit

Kredit Turun Bank Lebih Sensitif Tangerang – Bank Indonesia (BI) merespons perubahan dinamika ekonomi di tahun 2016 dengan memperbarui proyeksi pertumbuhan kredit perbankan dari nilai yang lebih tinggi menjadi angka single digit, yaitu 7%-9%, sebelumnya diharapkan pertumbuhan tersebut masih bisa mencapai double digit.

Gubernur BI, Agus D. W. Martowardojo, menjelaskan bahwa meskipun pertumbuhan kredit pada bulan Januari-Juli 2016 tercatat tinggi sebesar 8%, perhitungan tahunan masih dijaga di kisaran 7%-9%. Kebutuhan ini merujuk pada pertumbuhan ekonomi yang mengalami penurunan secara sistematis di tahun tersebut.

Kondisi ekonomi yang terus-menerus melemah memengaruhi dinamika kebijakan bank-bank besar, terutama mengenai penerapan kebijakan kredit. Tidak hanya karena kenaikan harga komoditas yang melambat, namun juga terdapat kekurangan permintaan yang tidak stabil, mengakibatkan beberapa industri besar seperti komoditas memperoleh pinjaman lebih sulit. Hal ini menggambarkan adanya pengaruh negatif terhadap keterbatasan kredit di sektor komoditas yang merupakan bagian dari perbankan.

“Ini ada pengaruh dari harga-harga komoditi yang relatif rendah, lalu kemudian demand agak rendah juga dan ada kredit bermasalah yang cukup tinggi yang membuat bank itu lebih berhati-hati. Tapi secara umum kondisi perbankan masih sehat,” terdengar pernyataan Agus D. W. Martowardojo pada konferensi pers di ICE BSD, Tangerang, pada tanggal 30 Agustus 2016.

Menurut pernyataan yang sama, revisi proyeksi ini sejalan dengan penghapusan batas bawah pertumbuhan ekonomi 2016 yang sebelumnya dijangkaukan antara 5%-5,4% (year-on-year), sekarang diperkirakan terbatas di kisaran 4,9%-5,3%. Revisi tersebut diungkapkan sebagai tanggapan terhadap penurunan keberadaan permintaan pasar serta pengaruh terhadap kepercayaan pasar komoditas yang terus meningkat sejak tahun 2015.

Sampai kuartal II-2016, perbankan telah mengalami penurunan penyaluran kredit, sehingga mengakibatkan pertumbuhan kredit yang tercatat mencapai 8,9% dari 8,7%. Meskipun kondisi ini menunjukkan tren yang lebih stabil, penurunan tersebut tetap menjadi isu utama. Meski demikian, pihak BI menuturkan bahwa kondisi perbankan masih dalam keadaan terjaga secara umum dan belum menimbulkan risiko kegagalan pada sistem keuangan.

Tanpa mempermasalahkan penyesuaian ini, perbaikan dalam perbankan menjadi prioritas untuk mengontrol pengaruh eksternal terhadap kondisi keuangan. Di masa depan, perbankan dapat mengambil langkah strategis dengan memperbesar dukungan terhadap pembiayaan ekonomi yang terkait. Di samping itu, pemerintah juga berharap untuk memperkuat perlindungan pasar, mengatasi masalah kredit, serta menjamin stabilitas ekonomi pada tahun 2016.

Exit mobile version