Kredit Meningkat 8 5 Hingga Bank Indonesia (BI) mencatat pada bulan November 2016, penyaluran kredit oleh perbankan nasional mengalami pertumbuhan 8,5% year-on-year (yoy), menunjukkan tren yang lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan 7,5%. Data ini merupakan evaluasi terbaru yang dilakukan oleh BI, dan menandai perkembangan industri kredit di masa yang mengalami kehadiran peningkatan yang lebih signifikan pada akhir tahun 2016.
Diriwayatkan oleh Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung, angka pertumbuhan ini diperkirakan masih akan meningkat di Desember 2016, meskipun belum secara eksplisit disebutkan dalam data yang sudah tersedia. Menurut kata dia, perbankan akan memacu penyaluran kredit dengan tujuan mendukung target dalam Rencana Bisnis Bank (RBB), yang merupakan satu-satunya kebijakan strategis untuk mengarahkan keberlangsungan ekonomi kredit di masa yang menghadapi pertumbuhan eksternal.
Walaupun kredit perbankan nasional tumbuh secara positif, BI juga mengakui bahwa kondisi keberlanjutan terus menghadapi ancaman. Terkait risiko kredit, angka NPL (Non-Performing Loans) pada bulan November 2016 meningkat menjadi 3,2% secara gross, yang kembali naik dari angka sebelumnya di bulan Oktober 2016 yang sebelumnya mencatat 3,2%. Namun, perlu diketahui bahwa tren ini menunjukkan kecenderungan penguatan, terutama karena ada perbaikan dari kondisi sebelumnya. Pemantauan tersebut merupakan indikator penting dalam memonitor sistem keuangan dan melacak dampak dari pelonggaran kebijakan moneter di awal tahun 2017.
Kendati demikian, BI mempertimbangkan bahwa sistem perbankan hingga November 2016 masih dalam keadaan baik secara keseluruhan, meskipun pertumbuhan kredit masih mengalami beban dari rasio kredit bermasalah yang meningkat. Kebijakan moneter yang diterapkan pada 2016, terutama pelonggaran suku bunga acuan dan Giro Wajib Minimum (GWM), merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk memberikan efek ekstrinsik yang mendukung peningkatan kecukupan modal kredit. Dalam konteks ini, terjadi penurunan suku bunga acuan hingga 150 basis poin secara global, terutama pada masa pemilahan kebijakan 2016 dan keputusan di 2017 yang disebut oleh BI. Dalam perhitungan tersebut, nilai DPK (Debt Performance Index) perbankan pada Oktober 2016 mencapai 6,5% yoy, yang diperkirakan akan mengalami kenaikan lebih besar di masa depan, terutama di tahun 2017.
Baca Juga:
Pada akhirnya, BI mengungkapkan bahwa perkembangan ekonomi dan keuangan di 2017 tidak hanya berdasarkan tren peningkatan kredit, tetapi juga mengacu pada faktor eksternal. Hal ini mencakup kebijakan ekonomi yang telah diterapkan dalam beberapa bulan terakhir, termasuk peningkatan kepercayaan terhadap keuangan di bidang ekonomi. Menurut kata judi, perbaikan ini dapat dipakai sebagai kekuatan strategis terhadap keberlangsungan kinerja ekonomi bank dalam mewujudkan keseimbangan antara kebutuhan kredit dengan kepercayaan terhadap sistem ekonomi. Namun, perlu dipastikan bahwa kinerja ini tidak diabaikan, dan harus dipertimbangkan secara kinerja untuk memastikan pelaksanaan yang dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Implikasi dari perubahan tersebut akan mengarahkan pengembangan sistem moneter yang lebih fleksibel pada masa mendatang.
