Blog Web & Deep Insights

Kredit Meningkat 11% di 2017, BI Proyeksi Pemaju terus Berkelanjutan

Kredit Meningkat 11 Di 2017 Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan kredit di tahun 2017 akan membaik dibandingkan dengan proyeksi tahun 2016 yang diperkirakan berada di kisaran 7%-9%. Gubernur BI, Agus D.W. Martowardojo, mengungkapkan bahwa realisasi pertumbuhan kredit di tahun 2017 akan bergantung pada pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh kebijakan nasional dan potensi pertumbuhan ekspor.

Sebagai dasar prediksi, pertumbuhan kredit di 2017 diproyeksikan mencapai angka 11%. Hal ini dibuat berdasarkan asumsi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2017 yang mencapai 5,1%. Namun, jika pertumbuhan ekonomi mampu tumbuh di atas 5,1%, maka pertumbuhan kredit juga akan lebih tinggi. Agus menjelaskan bahwa perkiraan ini tergantung pada kesepakatan antara pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam pengembangan RAPBN 2017. Tapi jika ekonomi tidak tumbuh di angka 5,2%, maka pertumbuhan kredit bisa jadi kurang dari angka 12%. Jika pertumbuhan ekonomi mampu memenuhi angka 5,1%, maka pertumbuhan kredit akan lebih rendah dari angka yang diproyeksikan.

Adapun dalam konteks tahun 2016, pertumbuhan kredit diproyeksikan terjatuh dari kisaran 7%-9%. Faktor utama yang memengaruhi perkiraan tersebut adalah kondisi ekonomi global yang masih lemah. Kondisi ini menyebabkan ekspor Indonesia menurun, terutama pada ekspor komoditas yang harganya tengah melemah. Hal ini berdampak pada defisit anggaran pemerintah serta kinerja perekonomian nasional. Selain itu, dalam negeri juga terjadi peningkatan terhadap non performing loan (NPL), yang menyebabkan perbankan lebih hati-hati dalam mengelola anggaran. Perbaikan tersebut diperkirakan akan terjadi di tahun 2017.

Agus menambahkan bahwa pertumbuhan kredit di tahun 2017 berpotensi mencapai angka 12% jika ekonomi terus tumbuh di atas 5,1%. Namun jika ekonomi tidak bisa tumbuh secara signifikan, pertumbuhan kredit mungkin terkendala. Ketersediaan investasi swasta, terutama dari industri industri yang berkembang, serta perluasan infrastruktur pemerintah, diprediksi akan menjadi kekuatan utama dalam mendukung pertumbuhan kredit di tahun 2017. Ketersediaan dana dari swasta, peningkatan dalam pembangunan infrastruktur, dan keberadaan kesepakatan antara pemerintah dan masyarakat adalah faktor utama yang menjadi dasar perencanaan pertumbuhan.

Saat ini, BI menilai bahwa pertumbuhan kredit di tahun 2017 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun 2016. Namun terdapat keterbatasan dalam penentuan target tersebut, karena keadaan ekonomi global masih di bawah perhatian. Perbaikan pada pertumbuhan kredit di tahun 2017 dipandang lebih cepat ketika terjadi kejutan atau peningkatan kinerja ekonomi yang diharapkan. Agus juga menyebut bahwa pemerintah masih mengembangkan program yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi, yang sebagian di antaranya terkait dengan pengembangan keterlibatan swasta dan pemerintah. Dengan perbaikan ekonomi, kepercayaan pasar dan perbankan akan terus meningkat.

Saat ini, BI masih menunggu hasil dari pembahasan RAPBN 2017. Sejumlah indikator ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, harga komoditas, dan kinerja keuangan menjadi fokus utama dalam memperkirakan pertumbuhan kredit di tahun 2017. Peran penting dari pengembangan infrastruktur, investasi swasta, dan kepercayaan pasar akan menjadi indikator utama dalam memperkirakan kinerja perekonomian. Kenaikan pada pertumbuhan ekonomi adalah fondasi utama yang memungkinkan pertumbuhan kredit mendekati angka 12%. Jika tidak memenuhi standar tersebut, pertumbuhan kredit mungkin terbatas terhadap angka 11%. Namun dengan kondisi yang sudah terbentuk, pemerintah masih berharap terdapat peningkatan kinerja perekonomian, termasuk perbaikan ekonomi lokal melalui pengembangan ekspor dan investasi.

Exit mobile version