Ke 12 Wief 2016 Fokus World Islamic Economic Forum (WIEF) 2016, acara yang diresmikan pada Selasa, 2 Agustus 2016, menjadi forum penting untuk membahas perkembangan ekonomi Islam dan memperkuat desentralisasi pertumbuhan melalui pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Forum ini mengangkat pentingnya memperkuat kualitas dan standar bisnis UMKM dalam konteks internasional serta memperkenalkan peluang bisnis yang lebih luas. Dalam diskusi yang membahas digitalisasi UMKM, berbagai pendekatan terhadap penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dimaksudkan sebagai solusi untuk memperkaya rantai kegiatan ekonomi dan menghadirkan konektivitas yang lebih luas.
Penjelasan mengenai peran UMKM dalam perekonomian Indonesia menjadi salah satu fokus utama dalam WIEF 2016. Dalam konteks yang dipaparkan oleh Presiden Joko Widodo, UMKM memiliki peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing nasional. Sejauh ini, angka 99% bisnis di Indonesia dihuni oleh UMKM, dengan sekitar 98% terdiri dari perusahaan mikro. Dalam perwujudan tersebut, UMKM menyerap lebih dari 107,6 juta penduduk Indonesia dan menyumbang sekitar 60% dari PDB secara keseluruhan. Keterlibatan UMKM dalam sistem ekonomi secara keseluruhan meningkat, terutama dengan perkembangan industri kreatif yang semakin berjalan cepat, menunjukkan potensi besar dari industri ini.
Pada kegiatan WIEF 2016, sejumlah kebijakan ekonomi dan strategi pemerintah telah dipaparkan untuk membantu mendorong pergerakan bisnis UMKM yang berperan lebih besar. Kebijakan seperti pelonggaran peraturan terkait UMKM, peningkatan pelayanan kredit, pemangkasan perizinan ekspor, serta pemberian bunga kredit ekspor khusus ditawarkan sebagai langkah-langkah yang mendukung keseimbangan dan inovasi ekonomi. Pada sisi lain, peran global dalam pengembangan ekonomi Islam ditekankan oleh Perdana Menteri Malaysia Dato’ Sri Najib Tun Abdul Razak, yang menyampaikan bahwa ekonomi Islam secara global terus berkembang karena peran para Muslim yang aktif di berbagai bidang ekonomi, termasuk investor, produsen, dan pesaing. Keberadaan konsumen Muslim, termasuk dalam permintaan akan layanan keuangan, investasi, asuransi, makanan halal, busana Muslim, serta wisata halal, juga dijelaskan sebagai faktor utama dari pergerakan ekonomi Islam saat ini.
Isu-isu kunci yang dibahas dalam WIEF ke-12 tersebut mencakup pembahasan terhadap sukuk sebagai instrumen pembiayaan infrastruktur, integrasi antar sektor Halal dan Keuangan Syariah, perluasan industri makanan halal secara global, perkembangan industri fashion muslim (modest fashion), peningkatan akses pendanaan bagi UMKM, integrasi UMKM ke dalam ekonomi digital, dan pengembangan inovasi melalui kolaborasi antara startup dengan perusahaan besar. Forum ini juga melibatkan berbagai sektor ekonomi inklusif dan mencakup peningkatan kualitas produk, pelayanan, dan inovasi melalui integrasi teknologi dalam pengembangan bisnis. Pengembangan tersebut diharapkan mampu memperluas jangkauan bisnis dengan membangun jaringan ekonomi yang lebih luas, terutama dari komunitas internasional.
WIEF ke-12 dijelaskan sebagai forum yang dirancang untuk menghubungkan dunia usaha melalui berbagai platform networking, termasuk Complementary Programmes, Exhibition, IdeaPad, Business Exchange, 12th WIEF Linked Up, dan Business Networking Breakfast (BNB). Acara ini diselenggarakan oleh WIEF Foundation dan dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan, bekerja sama dengan Sekretariat Negara dan Kementerian Luar Negeri. Dalam kegiatan tersebut, hadir lebih dari 2.500 delegasi dari 69 negara dan 152 tamu penting, termasuk para pemimpin dunia, 6 menteri, pembicara, ideapad, dan pelaku pertukaran bisnis dari seluruh dunia. Para pembicara berasal dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Inggris, Italia, Kenya, Ethiopia, Swiss, Uni Emirat Arab, Swedia, Afrika Selatan, Spanyol, dan Australia. Kehadiran para pelaku ekonomi dan pengembangan bisnis ini mencerminkan pertumbuhan global bisnis yang lebih terbuka dan terhubung dengan keterbatasan dari berbagai elemen ekonomi.
Baca Juga:
Acara WIEF 2016 memberikan implikasi penting dalam pengembangan ekonomi Islam secara global, menunjukkan potensi ekonomi yang lebih maju dengan pemenuhan kebutuhan dalam jangkauan bisnis yang terbuka dan terintegrasi. Langkah berikutnya adalah menunjukkan langkah-langkah untuk memperluas ekosistem ekonomi dan membangun kerjasama dengan berbagai negara di dalam dunia internasional. Pengembangan UMKM melalui kolaborasi terbuka antar berbagai pelaku bisnis, terutama melalui perluasan digitalisasi, penerimaan teknologi informasi, dan pengembangan dalam bidang inovasi yang lebih besar melalui berbagai program ekonomi. Dalam pengembangan ini, pengambilan keputusan strategis oleh pemerintah dan pihak internasional perlu terus dijalankan untuk membangun struktur yang lebih terarah dalam mengarahkan pembangunan ekonomi yang lebih inklusif, adil, dan inovatif.











