Sem Indonesia Bisnis Ibu Sebagai bagian dari upaya memperkuat daya saing ekonomi lokal di wilayah kawasan pabrik Semen Indonesia (SMGR) di Kabupaten Rembang, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menggelar pelatihan tata boga dan pembuatan jajanan bagi ratusan ibu rumah tangga dari berbagai desa yang terdapat di sekitar pabrik.
Kegiatan ini diselenggarakan secara berkala di setiap desa yang berada di kawasan pabrik SMGR, dengan tujuan memberikan bekal bagi para ibu rumah tangga dalam memulai atau memperbaiki bisnis makanan. Pelatihan yang dilaksanakan pertama kali di Balai Desa Pasucen, Kecamatan Gunem, menargetkan lebih dari 17 ibu rumah tangga yang antusias mengikuti pelatihan.
Kepala Departemen Corporate Social Responsibility (CSR) Semen Indonesia, Wahjudi Heru, menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan ini bertujuan memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat sekitar pabrik semen, serta meningkatkan keberdayaan bagi ibu rumah tangga dalam menjalankan bisnis makanan yang merupakan potensi peluang ekonomi.
Pelatihan pembuatan jajanan dimulai dari desa yang terkait secara langsung dengan pabrik, dan mencakup lima desa yang berada di wilayah kawasan pabrik tersebut: Pasucen (17 orang), Tegaldowo (32 orang), Timbrangan (17 orang), Kajar (17 orang), dan Kadiwono (17 orang). Selain pembuatan jajanan, pelatihan juga menyediakan program tata boga yang dijalankan untuk pengelolaan kantin di lokasi pabrik.
Menurut Heru, pelatihan ini dilakukan sebagai bagian dari program yang berfokus pada pengembangan ekonomi lokal dan memperbaiki kualitas layanan masyarakat setempat. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini seharusnya tidak berhenti hanya di tahun ini saja, melainkan dapat dilanjutkan ke daerah luar kawasan pabrik, agar semakin luas dan berkelanjutan.
Ketua TP PKK Kabupaten Rembang, Hasiroh Hafidz, juga menyampaikan dukungan terhadap pelatihan tersebut. Ia mengatakan bahwa kegiatan ini penting untuk mendorong perkembangan masyarakat setempat dalam bidang ekonomi, terutama dalam bidang pengolahan makanan yang dapat menghasilkan pendapatan dan memberikan perbedaan bagi pengembangan bisnis lokal.
Pada akhirnya, pelatihan ini diharapkan dapat menjadi contoh pengembangan ekonomi lokal yang dapat dijadikan inspirasi untuk keberlanjutan dan memperkuat iklim kawasan. Kegiatan ini juga dapat dimaksudkan untuk memperkaya perekaman sosial dan memperbaiki kondisi ekonomi secara lebih luas. Di masa depan, perlu diambil langkah-langkah berikutnya untuk mengembangkan model bisnis makanan yang lebih berkembang dan berkelanjutan, termasuk pengembangan pendidikan ekonomi masyarakat.











