Blog Web & Deep Insights

5 Bandara Raih Kredit Rp4 Triliun dari Angkasa Pura 1

5 Bandara Raih Kredit Rp4 PT Angkasa Pura 1 (Persero) mendapatkan dukungan pendanaan melalui pinjaman sindikasi dari tiga bank dan dua lembaga keuangan bukan bank senilai Rp4 triliun untuk pengembangan lima bandara Angkasa Pura 1. Kreditur sindikasi tersebut terdiri dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), PT Bank Central Asia (BCA), Tbk, PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Pendanaan ini merupakan bagian dari rencana pemenuhan pendanaan untuk pengembangan bandara Angkasa Pura 1 di tahun 2016, yang membutuhkan total Rp7 triliun.

Direktur Utama Angkasa Pura 1, Sulistyo Wimbo Hardjito, menjelaskan bahwa fasilitas kredit tersebut bertenor 15 tahun dengan grace period 5 tahun. Rencana ini merupakan bagian dari strategi pengembangan infrastruktur penerbangan nasional yang terus berlanjut di masa depan. Pendanaan tersebut terdiri dari Rp4 triliun yang didanai melalui kredit sindikasi dan Rp3 triliun dari penerbitan obligasi, memberikan solusi kebutuhan eksternal yang dibutuhkan.

Sejak periode 2016 hingga 2020, Angkasa Pura 1 membutuhkan pendanaan eksternal sebesar Rp25 triliun untuk pengembangan infrastruktur penerbangan, termasuk capital expenditure (capex). Pendanaan tersebut akan dipenuhi melalui pinjaman kredit investasi dari perbankan dan lembaga keuangan bukan bank sebesar Rp10,5 triliun. Sisanya, sebesar Rp14,5 triliun, akan dipenuhi melalui penerbitan obligasi. Dana ini digunakan untuk pembangunan dan pengembangan lima bandara yang menjadi fokus utama pengembangan infrastruktur penerbangan di masa depan.

Beberapa dari lima bandara tersebut meliputi Bandara Ahmad Yani Semarang, yang membutuhkan investasi sebesar Rp2,1 triliun dan ditargetkan beroperasi pada tahun 2018. Bandara Syamsoedin Noor Banjarmasin mencatat investasi Rp2,3 triliun dan beroperasi pada tahun 2019. Bandara Baru Yogyakarta membutuhkan investasi Rp9,3 triliun dan ditargetkan beroperasi pada tahun 2020. Terminal 3 Bandara Juanda Surabaya membutuhkan investasi Rp9,1 triliun dan juga ditargetkan beroperasi pada tahun 2020. Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, dengan investasi sebesar Rp3,6 triliun, juga dijadikan prioritas untuk selesai pada tahun 2020. Investasi rutin yang terutama digunakan untuk memperluas kapasitas penerbangan ini memberikan kualitas layanan dan kepuasan pengguna jasa yang terus meningkat.

Pembangunan dan pengembangan bandara-bandara tersebut merupakan langkah penting dalam mengurangi kekurangan kapasitas yang dihadapi oleh sektor penerbangan nasional. Peningkatan kapasitas dan pengembangan fasilitas ini secara langsung memperkuat sistem transportasi yang terkait dengan penerbangan, terutama dalam mengimbangi pertumbuhan industri penerbangan nasional yang terus mendorong perkembangan ekonomi. Pengembangan jaringan penerbangan juga berkontribusi dalam memperbaiki kualitas layanan bagi para pengguna jasa dan memberikan efisiensi dalam sistem transportasi yang telah berkembang secara cepat.

Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan ini, Angkasa Pura 1 telah mengadakan pengujian kredibilitas terhadap setiap perbankan dan lembaga keuangan. Langkah-langkah ini diperlukan agar kebutuhan eksternal dari masyarakat dapat diterima dan terjamin. Pendanaan eksternal seperti ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan, memperbaiki kepuasan pengguna jasa, serta mengimbangi laju pertumbuhan industri penerbangan. Tidak ada perubahan atau tindakan keputusan terkait pendanaan ini yang diberikan dalam artikel ini. Namun, sejumlah keputusan ini diharapkan menjadi fokus utama dari kebijakan pemerintah yang terkait dengan pengembangan infrastruktur penerbangan nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *