Terminal Peti Kemas Semarang Dikembangkan Pelindo III menyatakan siap mendukung pengusaha ekspor-impor di Jawa Tengah dan Yogyakarta, dengan pengembangan kapasitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) yang mencapai 800.000 TEUs per tahun. Saat ini, hanya terdapat 600.000 TEUs yang dapat digunakan, menandakan bahwa potensi industri ekspor-impor di daerah tersebut masih memperluas seiring dengan permintaan pasar yang meningkat.
GM Pelindo III TPKS, Erry Akbar Panggabean, menjelaskan bahwa perusahaan sedang memperluas fasilitas di TPKS untuk memperkuat kapabilitas pelayanan. Pengembangan dermaga yang dilakukan mencakup penambahan sepanjang 105 meter menjadi 600 meter, sehingga memungkinkan tiga kapal berlayar secara simultan. Selain itu, penambahan lapangan penumpukkan peti kemas baru serta dua unit Ship To Shore (STS) crane secara langsung meningkatkan kapasitas pengangkutan peti kemas. Total jumlah STS crane yang tersedia menjadi tujuh unit, sedangkan penambahan 16 unit Automatic Rubber Tyred Gantry (RTG) memperkuat sistem operasi di TPKS.
Pengembangan infrastruktur terus berjalan dalam rangka menjadikan Semarang sebagai pusat ekonomi yang lebih maju. Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, menekankan komitmen pemerintah kota dalam mengembangkan daerah pinggiran seperti Rowosari dan Genuk. Dengan begitu, peluang investasi untuk wilayah perbatasan akan terbuka secara lebih luas. Tren investasi di Semarang telah berkembang sejak 2012, dengan target untuk mencapai Rp13 triliun pada tahun ini. Perlu diketahikan bahwa kinerja pengembangan infrastruktur dan pelayanan telah diperkuat oleh pelaksanaan Rencana Induk Pelabuhan untuk 20 tahun ke depan.
Dalam konteks itu, penyaluran investasi di Semarang terus melaju, dengan realisasi yang mencapai Rp1,45 triliun pada triwulan I tahun 2016. Ini merupakan peningkatan yang lebih besar dibandingkan triwulan sebelumnya, terutama dengan nilai PMA (Perizinan Mahasiswa) sebesar Rp540,98 miliar dan PMDN (Perizinan Modal dan Dana) sebesar Rp907,97 miliar. Perlu dicatat bahwa tren throughput peti kemas di TPKS juga meningkat secara eksplisit, dengan data tahun 2015 mencapai 611.710 TEUs, meningkat 6,26% dari tahun 2014 yang sebanyak 575.671 TEUs.
Komoditas yang dibawa oleh pelanggan juga mengalami pertumbuhan, yang terjadi karena keberlanjutan dari perluasan fasilitas dan peningkatan kinerja pelayanan. Penambahan kapasitas dan teknologi dalam pengolahan peti kemas menghasilkan kualitas layanan yang lebih baik bagi pengusaha ekspor-impor. Sebagai hasilnya, pengembangan infrastruktur dan fasilitas yang lebih memadai berkontribusi mendukung keberlanjutan ekonomi daerah dengan peningkatan potensi bisnis.
Untuk mengembangkan potensi ekonomi daerah yang lebih luas, pelaku industri di Semarang diharapkan mendukung langkah-langkah pengembangan jangka panjang dari Pemerintah Kota Semarang. Tindakan ini meliputi peningkatan pelayanan perizinan, keterbatasan informasi, dan kepastian hukum yang lebih baik bagi investor. Pemerintah juga menekankan bahwa pengembangan lingkungan kawasan yang lebih ramah lingkungan tetap memperhatikan ketentuan Perda Tata Ruang. Selain itu, pengembangan wilayah pinggiran yang dijamin akan menjadi peluang terbuka bagi industri besar yang memiliki potensi besar. Implikasi dari ini adalah peningkatan kualitas ekonomi lokal serta penguatan ekosistem perbankan dan keuangan di Semarang.











