Blog Web & Deep Insights

Pemantauan Data Besar Melalui BPS dan MPD Makin Akurat

Pemantauan Data Besar Melalui Bps BPS menerapkan metode sensus berbasis Big Data Mobile Positioning Data (MPD) untuk menghitung jumlah wisatawan mancanegara. Dalam penggunaan teknologi ini, data yang diambil dari pergerakan pengguna seluler memungkinkan pencarian yang lebih akurat dan real time. Metode ini merupakan kemajuan signifikan dalam mengganti pendekatan tradisional yang berbasis kertas dan pengukuran manual, terutama dalam konteks penghitungan wisatawan yang melalui jalur digital.

Penelusuran oleh pakar ekonomi Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, menekankan bahwa penggunaan teknologi informasi dalam menghitung jumlah wisatawan mancanegara menjadi langkah yang sangat relevan di era digital. Metode ini telah berhasil menangani berbagai wilayah yang belum terjangkau oleh Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI), sehingga memastikan pelaporan yang lebih sempurna. Selain itu, teknologi ini membantu mengatasi masalah kehilangan data yang mungkin terjadi dalam proses penghitungan tradisional.

Menurut Rhenald, penggunaan teknologi seperti Big Data MPD merupakan bagian dari perubahan paradigma dalam penghitungan data wisatawan. BPS tidak hanya fokus pada data internal yang digunakan oleh Kementerian Pariwisata, tetapi juga berdampak pada ekosistem industri pariwisata secara keseluruhan. Dengan data yang terkini dan real time, industri pariwisata dapat lebih tepat menyusun strategi dalam mengelola dan menangani penyebaran wisatawan.

Walaupun hasil penghitungan berdasarkan penggunaan Big Data MPD telah diberikan, Rhenald menyampaikan bahwa data tersebut menjadi kunci penting dalam mengatasi tantangan yang muncul dalam dunia pariwisata. Dalam dunia digital, banyak wisatawan yang menggunakan perangkat seluler untuk melakukan aktivitas di luar ruang, sehingga muncul tantangan dalam menangani data yang dikumpulkan. Oleh karena itu, masyarakat dan pihak-pihak terkait perlu terus memperhatikan dan mengembangkan solusi dalam mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam pengelolaan data.

Ini adalah pasar yang sangat konkret, karena data yang dikumpulkan lebih mendekati tata kehidupan nyata. Tidak ada lagi kebingungan mengenai jumlah wisatawan yang datang, tetapi juga memungkinkan pengambilan keputusan berdasarkan pengamatan yang lebih tepat. Ini adalah langkah penting yang harus diambil oleh pemerintah dan industri pariwisata, dengan memberikan penanganan yang lebih efisien. BPS telah menerapkan sistem yang modern dan inovatif dalam menggambarkan kenyataan pengalaman wisatawan.

Dalam pengembangan metodologi ini, BPS mengambil langkah besar untuk memastikan bahwa hasil pengukuran terus dikembangkan dengan cara yang lebih efektif. Dengan menggunakan Big Data MPD, data penggunaan teknologi informasi dapat diakses secara cepat, sehingga memungkinkan pembangunan sistem yang terus beradaptasi. Penyediaan data digital juga menunjukkan bahwa keberlanjutan dan kepercayaan terhadap layanan pemerintah dapat terjaga dalam jangka panjang.

Terakhir, Rhenald menyampaikan bahwa pemerintah dan industri pariwisata perlu berkolaborasi dalam mengembangkan sistem pengungkapan data yang lebih canggih. Penyebaran informasi lebih cepat, terutama dalam bentuk data real time, akan membantu dalam membangun infrastruktur pariwisata yang dapat membuka peluang bagi banyak perusahaan, baik berbasis teknologi maupun layanan fisik. Dalam konteks ini, pemerintah harus terus memperhatikan keberlanjutan pengembangan dan pemantapan teknologi informasi dalam menghadapi tantangan terkini dalam dunia pariwisata.

Exit mobile version