Pagelaran Serba Indonesia Dalam Santap World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 menjadi ajang penting dalam memperluas ruang perspektif ekonomi islam di tengah perjalanan global. Acara yang diadakan di Jakarta tidak hanya menjadi forum bagi pemantapan kebijakan ekonomi Islam, tetapi juga menyoroti peran Islam dalam pengembangan ekonomi di tengah tantangan global. WIEF kali ini menghadirkan diskusi mengenai isu-isu penting seperti geo-politik, pemasukan global, masyarakat Islam, keuangan syariah, serta peluang bisnis antar negara Islam. Di dalam konteks ekonomi global yang dianggap dinamis, WIEF membuka kesempatan bagi berbagai pemikiran dan strategi kebijakan pemerintah, baik dari segi ekonomi maupun kebijakan sosial dalam pengembangan masyarakat berbasis nilai-nilai Islam.
Acara jamuan makan malam menjadi salah satu momen penting dalam pergerakan semangat perdamaian dan keragaman. Terdapat pengamatan terhadap kekayaan dan keragaman seni dan budaya Indonesia dalam kemasan acara “Wonderful Diversity” yang digelar dalam kegiatan ini. Acara tersebut menggambarkan berbagai bentuk keterlibatan budaya dan tradisi Indonesia di dalam dunia. Salah satu rangkaian karya seni yang diwujudkan adalah peragaan busana muslim dari berbagai perancang Indonesia yang menampilkan potensi desain lokal yang terus menerus berkembang secara global. Di samping itu, berbagai hiasan budaya dan makanan khas Indonesia yang disajikan memberi nuansa yang lebih mendalam dari budaya Indonesia sebagai sumber daya global yang mempunyai nilai keberlanjutan.
Baca Juga:
Presiden Joko Widodo, dalam menyambut perayaan berkelanjutan, mengangkat perhatian terhadap kehidupan yang tidak hanya di dalam dunia ekonomi, tetapi juga di masyarakat dan pemerintahan. Ia mengatakan bahwa selamat menikmati makanan, aroma, dan suasana Indonesia — sebagai tanda penuh kekayaan budaya yang terwujud dalam kehidupan sosial Indonesia. Ia juga meminta delegasi yang hadir untuk mengingatkan bahwa kehidupan yang kita jalani di dalam keterbukaan global terus berkembang. Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden menyerahkan laporan resmi tentang acara tersebut dan menangkap kekayaan yang dipamerkan, dengan kata-kata yang menyiratkan keberlangsungan dalam kegiatan budaya dan ekonomi global. Presiden juga menyampaikan harapan agar delegasi yang hadir dapat kembali ke Indonesia dalam waktu dekat, agar terdapat hubungan keuangan yang lebih erat dan terbuka.
Tujuan dari WIEF ke-12 tidak hanya berfokus pada pengembangan ekonomi Islam, tetapi juga memperluas pengaruh Indonesia dalam ekonomi global. Ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya mampu menjalankan kebijakan ekonomi berbasis Islam secara lokal, tetapi dapat mengangkat peran dunia Islam dalam menghadapi tantangan global. Dengan adanya keterlibatan dari berbagai negara Islam, Indonesia diharapkan mampu memperkuat kerja sama dalam bidang ekonomi dan sosial. Dari berbagai perwakilan, termasuk Ibu Negara Iriana Jokowi, Presiden Guinea Alpha Conde, Presiden Indonesia Megawati Soekarnoputri, dan Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Shriyan Wickremesinghe, kehadiran yang terbuka pada kesepakatan ekonomi global menjadi simbol dari komitmen pemerintah terhadap pengembangan ekonomi Islam secara global. Terlebih jika mempertimbangkan konteks global yang terus berubah, maka peluang yang dihadapi tidak hanya terbatas pada ekonomi, tetapi juga keberlangsungan perdagangan internasional yang lebih inklusif.
Acara yang berlangsung dengan berbagai kesempatan untuk menghadiri diskusi terus menerus menunjukkan pentingnya penerapan ekonomi Islam dalam konteks global. Keberadaan WIEF ke-12 di Jakarta menjadi saksi kepentingan terhadap peran Indonesia dalam membangun ekonomi berbasis Islam yang berkelanjutan di dunia. Di dalam konteksnya, kehadiran dari Presiden Joko Widodo, sebagaimana dalam pernyataan resmi dari siaran pers Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, memperkuat ruang pemerintah dalam menyelaraskan ekonomi Islam dengan kepentingan ekonomi dan sosial. Presiden juga mengingatkan bahwa keberadaan keterlibatan masyarakat dalam berbagai forum global harus terus dilakukan agar menghasilkan pengaruh yang berkelanjutan, terutama pada keterbukaan global berdasarkan prinsip keadilan sosial.
Di akhir acara, Presiden Joko Widodo berharap agar delegasi yang hadir secara langsung dari berbagai negara Islam dapat secara langsung dan aktif merespons kesempatan untuk mengembangkan ekonomi dan budaya global di Indonesia. Terdapat poin penting dalam pernyataan ini bahwa Indonesia akan menjadi pusat utama dari ekonomi Islam yang terus memperluas. Kekuatan Indonesia dalam menghadapi tantangan global di bidang ekonomi Islam terutama dalam konteks pengembangan ekonomi lokal dan ekonomi global. Ini menjadi ajang untuk mengembangkan kerjasama di bidang ekonomi Islam dan menunjukkan keberagaman budaya dan ekonomi yang terus berkembang.
Untuk memastikan keberlanjutan keterlibatan global dalam bidang ekonomi Islam, langkah yang diharapkan adalah perluasan kerja sama dalam berbagai forum dunia dan peluang bisnis di antara negara-negara Muslim. Dalam konteks tersebut, berbagai negara yang menghadapi tantangan ekonomi global harus terus berkomunikasi terhadap keberagaman budaya dan ekonomi yang terus berkembang. Ini merupakan langkah penting untuk membangun keberlanjutan di bidang ekonomi Islam dan memperkuat peran Indonesia dalam membangun ekonomi berkelanjutan dan berkelanjutan secara global.











