Blog Web & Deep Insights

KSEI: Investor Naik 26% Jadi 491.116 Orang

Ksei Investor Naik 26 Jadi Pada periode Januari–Juli 2016, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor lewat Single Investor Identification (SID) meningkat menjadi 491.116 orang, naik 26% dari jumlah 388.960 investor pada Juli 2015. Hal ini mencerminkan peningkatan minat masyarakat terhadap pasar modal Indonesia, dengan angka ini memperkuat perubahan yang terjadi dalam pengembangan pasar modal yang lebih terjangkau dan inklusif.

Menurut Direktur Utama KSEI, Friderica Widyasari Dewi, sebagian besar investor pasar modal Indonesia merupakan investor perorangan lokal, dengan jumlah 475.112 investor, atau mencapai 97% dari total investor. Peningkatan tersebut terjadi karena jumlah investor perorangan lokal meningkat sebesar 27% dari 373.830 investor pada tahun sebelumnya. Penemuan ini menunjukkan bahwa masyarakat lokal semakin aktif dalam bertransaksi di pasar modal Indonesia, yang merupakan tanda positif terhadap kepercayaan masyarakat terhadap sistem pasar yang lebih terbuka dan stabil.

Sedangkan jumlah Sub Rekening Efek (SRE) dalam periode yang sama juga mengalami peningkatan 25%, dari 494.425 menjadi 618.251. Dengan demikian, pemanfaatan AKSES oleh investor meningkat sebesar 18%, yang menandakan bahwa fasilitas penggunaan akun investor telah menjadi lebih mudah dan efisien. Peningkatan ini merupakan indikator positif terhadap pertumbuhan penggunaan sistem digital di pasar modal Indonesia.

Menurut Kiki, sapaan akrab Friderica Widyasari, perubahan ini juga mencerminkan pengembangan pasar modal Indonesia yang lebih terbuka, terutama dalam aspek kepercayaan dan keterlibatan investor. Sebagian besar aset saham yang tercatat di C-BEST pada 29 Juli 2016 masih didominasi oleh investor asing dengan persentase 64%, yang sama dengan angka tahun lalu. Namun, kepemilikan investor lokal meningkat sebesar 8% dari tahun lalu, menunjukkan bahwa investor lokal mulai lebih menempati posisi dalam perencanaan keuangan dan investasi, memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap stabilitas pasar.

Untuk mengukur tingkat peningkatan aset yang tercatat, total aset saham pada C-BEST mencapai Rp3.385,32 triliun pada 29 Juli 2016, yang mengalami pertumbuhan sebesar 10% dibandingkan jumlah Rp3.089,05 triliun pada pertengahan tahun lalu. Selain itu, jumlah efek yang tercatat juga meningkat sebesar 7%, serta jumlah instruksi harian melonjak menjadi 18.154, naik 19% dari rata-rata 15.232 instruksi pada Juli 2015. Penjelasan ini menunjukkan bahwa transaksi bulanan di pasar modal Indonesia mengalami pertumbuhan yang terkait dengan jumlah yang lebih tinggi, yang dapat dijadikan indikator dalam menilai kejadian perubahan terhadap pengaturan sistem pasar modal.

Peningkatan tersebut sejalan dengan peningkatan frekuensi transaksi bulanan yang meningkat sebesar 30%, dari 3.706.013 transaksi pada Juli 2015 menjadi 4.811.131 transaksi pada Juli 2016. Dengan demikian, tindakan ini menunjukkan perbaikan dalam pengaturan pasar modal, yang mungkin juga merupakan dampak dari keberlangsungan peraturan regulasi dan pengembangan sistem informasi yang semakin berkembang. Hal ini juga mencerminkan tantangan dan peluang dalam mengelola dan memaksimalkan potensi pasar modal Indonesia dalam masa mendatang.

Untuk mengembangkan keberlangsungan pengembangan pasar modal Indonesia, langkah berikutnya mungkin mencakup peningkatan keterbukaan pasar dengan memberikan keleluasaan untuk pengajuan keputusan investor yang lebih terjangkau, meningkatkan fasilitas pendukung dalam bentuk sistem informasi digital dan penyediaan perangkat lunak pelindung investasi. Selain itu, terus memperkuat sistem pengawasan penerbitan keuangan, serta memberikan peluang bagi pengembangan industri keuangan dan investasi lokal. Keberlangsungan kecerdasan dalam pengelolaan pasar modal ini akan menunjukkan potensi Indonesia sebagai pusat ekonomi global yang lebih berkelanjutan dan terwujud dalam pembangunan pasar modal yang lebih kompeten.

Exit mobile version