Blog Web & Deep Insights

Fed Menangani Rasio Dovish

Fed Menangani Rasio Dovish Bank Indonesia (BI) menilai bahwa keputusan The Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuannya di level 0,25–0,5% pada Rabu malam (2 November 2016) menunjukkan sikap dovish yang mengarah pada perhatian terhadap dinamika ekonomi global dan kebijakan moneter yang sedang dijalani di Amerika Serikat.

Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan bahwa keputusan The Fed tersebut dianggap sebagai indikator bahwa kebijakan moneter saat ini lebih tergantung pada risiko ekonomi berpotensi berkurang, dengan pilihan untuk mempertahankan kondisi ekonomi sambil menghadapi ketidakpastian pengembangan ekonomi Amerika Serikat, terutama dalam konteks pemilihan presiden yang akan diadakan pada 8 November 2016. Penjelasan ini mencerminkan adanya keberatan terhadap keputusan bank sentral yang dianggap memiliki karakteristik yang lebih kecil, bahkan lebih memilih kebijakan perbaikan ekonomi yang mengarah pada kestabilan kinerja ekonomi saat ini.

Selain itu, BI menilai bahwa keputusan The Fed pada akhir tahun ini akan berpotensi meningkat, meskipun belum secara eksplisit disebutkan secara resmi dalam keputusan resmi. Menurut Warjiyo, keputusan ini sejalan dengan perkiraan bahwa pengaruh ekonomi yang melambat akan diimbangi dengan peningkatan laju inflasi dan rekomendasi untuk penyesuaian kebijakan moneter, yang diharapkan akan menjadi keputusan yang diambil dalam waktu dekat terutama pada Desember 2016.

Perlu diingat bahwa The Fed telah menerbitkan keputusan pada bulan November 2015 dengan kenaikan suku bunga acuan sebesar 0,5%, yang dianggap merupakan perubahan dari sikap hawkish ke sikap dovish. Ini mengindikasikan bahwa keputusan tersebut dianggap lebih bersifat netral maupun mengarah pada perhatian terhadap tren ekonomi yang lebih dalam dan terbatas terhadap pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam menyelesaikan keberlanjutan ekonomi.

Sejauh ini, Bank Indonesia mengatakan bahwa tanda-tanda dari pernyataan pembuat kebijakan The Fed cenderung menjadi lebih dovish, terlepas dari pernyataan terakhir dari Komite Pasar Terbuka (FOMC) pada hari Jumat (3/11/2016). Ini menggambarkan bahwa pernyataan atau komunikasi dari The Fed dalam beberapa waktu lalu, meski sebelumnya mengatakan bahwa kebijakan lebih agresif, sekarang diperkirakan mengarah pada sikap lebih ke arah stabil dan mungkin menunjukkan peningkatan dalam kebijakan penyebaran kinerja ekonomi terutama yang terkait dengan kondisi global ekonomi. Menurut Warjiyo, ini juga terkait dengan perubahan dari sikap ekspektasi di pasar, yang mungkin terdapat keinginan untuk memperkuat kepercayaan terhadap kebijakan ekonomi di masa depan.

Tetapi dalam konteks ini, BI mengingatkan bahwa keputusan kebijakan moneter oleh The Fed tidak hanya terbatas pada tingkat suku bunga acuan, tetapi juga dalam pengambilan komunikasi ekonomi, yang diharapkan memiliki peningkatan dari sikap hawkish ke sikap dovish. Selain itu, BI menyampaikan bahwa perubahan ini akan mengarah pada pengambilan kebijakan moneter lebih terarah terhadap dinamika ekonomi global yang berpotensi mengalami perubahan.

Pada akhirnya, peran BI dalam memprediksi perubahan arah kebijakan moneter The Fed menjadi sangat penting, terutama dalam konteks perubahan ekonomi, terutama saat menghadapi keputusan pemerintah AS dan kebijakan lain yang tergolong sebagai faktor eksternal yang memengaruhi ekonomi global. Dengan demikian, BI menyampaikan bahwa penilaian dan perkiraan yang dibuat pada awal bulan November 2016 memperlihatkan bahwa perubahan dalam kebijakan moneter ini akan berperan dalam mengarahkan ekonomi ke arah stabil dan terbatas dalam rentang kinerja yang diharapkan untuk memperbaiki kinerja ekonomi pada tahun 2017 dan 2018.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *