Sebagai bagian dari langkah strategis untuk memperkuat pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengungkapkan inisiatif baru dalam bentuk layanan elektronik pembayaran pungutan ekspor CPO, yang ditujukan untuk memudahkan dan meningkatkan kenyamanan para pelaku usaha dalam sektor ini. Penyediaan sistem elektronik ini bertujuan mempercepat proses pembayaran pungutan ekspor CPO yang sebelumnya dilakukan secara manual, memberikan solusi teknologi yang lebih efisien dan terkait langsung dengan kebutuhan bisnis perusahaan yang beroperasi di bidang kelapa sawit.
Program ini merupakan bagian dari program strategis Bank Mandiri dalam memperkuat keterlibatan bank sebagai mitra strategis dalam industri kelapa sawit. Berdasarkan data tahunan dari 2015, pembayaran pungutan ekspor CPO melalui metode elektronik telah mencapai Rp5,2 triliun, yang merupakan 75% dari total pungutan ekspor di perbankan dalam periode tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa transaksi ekspor dalam industri kelapa sawit terus berkembang dan perlu dilengkapi dengan solusi yang lebih terkait, mengingat tingginya jumlah transaksi yang sering dilakukan secara manual. Sistem ini akan membuka ruang bagi pengembangan kemitraan bank yang lebih efisien dan terpadu dengan proses ekspor, serta menunjukkan peran penting bank dalam penguatan struktur industri melalui sistem pengelolaan pungutan ekspor yang modern.
Pengembangan layanan pembayaran elektronik ini dilakukan oleh Bank Mandiri untuk menjembatani kebutuhan perusahaan yang ingin mengurangi biaya operasional dan mempercepat proses pembayaran. Dalam kesempatan peluncuran yang diadakan di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, pada Kamis, 26 Mei 2016, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Sulaiman A. Arianto menyatakan bahwa langkah ini menunjukkan komitmen bank terhadap keterbukaan dan tanggung jawab dalam mewujudkan pengembangan industri kelapa sawit secara lebih berkelanjutan. Sistem yang akan diperkenalkan dapat menawarkan perlindungan terhadap data dengan proses verifikasi yang dilakukan secara real time, sehingga membuat kegiatan pemerintah, pembiayaan, dan pihak terkait lebih efisien, terutama bagi Badan Pengelola Dana Pungutan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Sistem pembayaran elektronik ini diharapkan dapat memperbaiki efisiensi proses dan memudahkan proses administrasi pemerintah serta pengelolaan dana pungutan ekspor. Dalam konteks ini, Bank Mandiri berkomitmen untuk menjadi salah satu mitra penting yang dapat memberikan dukungan teknologi yang handal dan terkait. Sejalan dengan keinginan bank untuk berperan lebih luas dalam pengembangan industri kelapa sawit, sistem ini juga menunjukkan komitmen terhadap pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan dan terbuka. Oleh karena itu, pengembangan sistem ini menjadi penting dalam memperkuat struktur ekonomi dan keberlanjutan penerapan hukum dalam industri kelapa sawit Indonesia.
Dari sisi manfaat ekonomi, keberhasilan dalam pengembangan layanan elektronik pembayaran pungutan ekspor CPO tidak hanya memungkinkan lebih banyak pihak terkait beroperasi dengan lebih efisien, tetapi juga memperluas kesempatan bagi pihak industri dan pemerintah dalam mengembangkan bisnis. Dalam konteks ini, Bank Mandiri telah menempatkan prioritas dalam pengembangan pembiayaan industri kelapa sawit. Pada Maret 2016, pembiayaan Bank Mandiri ke sektor kelapa sawit mencapai Rp58,32 triliun, dengan penyaluran pembiayaan berdasarkan dua kategori utama: on farm dan off farm. Untuk sektor on farm, jumlah pembiayaan mencapai Rp49,15 triliun, yang mencakup pembangunan perkebunan kelapa sawit dan pengembangan sistem pemanfaatan tanaman. Sementara itu, pembiayaan untuk sektor off farm, yang terdiri dari produk turunan seperti refinery dan oleochemical, mencapai Rp9,16 triliun, dengan tujuan meningkatkan produksi dan pengembangan bisnis yang terdampak pada ekspor produk kelapa sawit.
Saat ini, sistem pembayaran elektronik yang telah diujikan dan dipromosikan oleh Bank Mandiri diharapkan menjadi salah satu inisiatif kunci dalam mengedepankan kegiatan ekspor kelapa sawit dan menekankan nilai tambah dalam memperbaiki proses ekonomi di sektor. Langkah ini juga akan memperbaiki keterlibatan bank sebagai bagian dari pengembangan sistem yang lebih terintegrasi dan terkendali. Dengan adanya dukungan sistem yang efisien, proses administrasi terhadap pungutan ekspor dapat dilakukan lebih cepat dan lebih aman. Oleh karena itu, keberlanjutan dalam pengembangan industri kelapa sawit tidak hanya ditujukan melalui kebijakan pemerintah saja, tetapi juga melibatkan berbagai pihak berwawasan keberlanjutan dan ekonomi yang terkait langsung dengan penggunaan teknologi yang lebih modern dan efisien. Dalam konteks ini, keberlanjutan pengembangan sistem yang dikembangkan oleh Bank Mandiri akan menjadi langkah penting dalam penguatan ekonomi industri kelapa sawit di Indonesia.











