Btpn Siap Lawan Kenaikan Bunga Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mengungkapkan bahwa tingkat bunga kredit telah mengalami penurunan sebesar 100 basis poin dalam kala suku bunga perbankan secara menyeluruh turun. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan suku bunga deposito serta penurunan biaya dana yang tercermin dalam pergerakan suku bunga perbankan. Menurut Wakil Direktur Utama BTPN, Ongki W. Dana, penurunan ini terjadi akibat perubahan kondisi makro ekonomi dan pengaruh dari arah pemerintah yang mengarahkan bunga kredit lebih rendah.
Biaya dana yang menjadi fondasi utama dalam pengelolaan bunga kredit, mengalami penurunan secara signifikan sejak awal tahun 2016, terutama dengan penurunan BI 7 Day Reverse Repo Rate dan LPS rate, yang merupakan dua alat penurunan stok bunga deposito. Meski industri kredit terus berkembang, pertumbuhan kredit industri perbankan tidak terlalu cepat, menurut Ongki, yang mengindikasikan bahwa bank tidak perlu mengalokasikan dana dengan biaya tinggi. Hal ini mendorong BTPN untuk memperhatikan penurunan biaya dana secara eksternal, tetapi juga memastikan kontrol terhadap operasional bank agar dapat memperbaiki kinerja secara efisien.
Komposisi pendanaan BTPN masih didominasi oleh produk deposito, yang menjadikannya terbatas dalam fleksibilitas menghadapi kenaikan bunga pasar. Dari bulan ke bulan, total dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp65,3 triliun pada bulan Juni 2016. Pendanaan dari penerbitan surat utang atau obligasi, serta pinjaman bilateral, memberikan kontribusi tambahan, namun menggambarkan bahwa BTPN masih tergantung pada sumber utama yang terbatas dalam pengelolaan dana. Selain itu, perolehan suku bunga dasar kredit (SBDK) juga tercatat secara mendekati terbatas terhadap keadaan ekonomi saat ini. Kredit ritel berada di 15,17%, kredit mikro mencatatkan 19,61%, dan kredit konsumer non-KPR berada di 16,62%.
Untuk memenuhi arah penurunan suku bunga kredit yang diarahkan ke single digit oleh pemerintah, BTPN berharap bisa mengikuti langkah-langkah penting yang mendorong penurunan biaya operasi, mengendalikan tingkat NPL, dan memperbaiki efisiensi operasional bank secara keseluruhan. Dalam perjalanan ini, Ongki menyebutkan bahwa segmen mikro base besar masih diprediksi tumbuh. Ini menandai bahwa BTPN terus berusaha memperbaiki struktur operasionalnya secara efisien. Perlu diperhatikan bahwa kondisi ekonomi yang lebih baik berpotensi mengurangi biaya NPL, serta membuka ruang bagi BTPN untuk mempercepat penurunan biaya dana dengan konteks yang lebih baik secara makro.
Baca Juga:
BTPN memilih untuk mengikuti arah pemerintah lebih rendah untuk meningkatkan keuntungan kredit. Dengan pengaturan yang efisien dan menghadapi tren ekonomi yang mendukung, BTPN terus berusaha mengurangi biaya operasional dan memperbaiki manajemen kredit. Khususnya, terjadi penurunan suku bunga kredit perbankan yang diarahkan ke arah single digit, yang menunjukkan bahwa penerapan kebijakan perbankan lebih rendah akan memberikan peluang bagi bank untuk memperbaiki pengelolaan dana yang lebih efisien. Selain itu, BTPN juga terus berusaha meningkatkan kepercayaan dan keuntungan kredit dengan mengikuti arah pemerintah yang lebih tepat.
Implikasi dari penurunan bunga kredit BTPN sebesar 100 basis poin terhadap kegiatan perbankan sangat penting. Selain pengurangan biaya operasional, penurunan ini dapat menjadi sinyal penting bagi masyarakat akan keseimbangan ekonomi dan konsistennya dalam pengelolaan modal. Namun, BTPN juga harus tetap memperhatikan faktor eksternal lainnya yang dapat memengaruhi kinerja bank secara keseluruhan. BTPN juga harus tetap mengembangkan strategi operasional yang lebih efisien dan terintegrasi untuk menghadapi tren ekonomi yang terus bergerak mendekati zona pengurangan suku bunga.











