Blog Web & Deep Insights

Kredit Baru Capai Penurunan 0,78% di Januari 2017

Kredit Baru Capai Penurunan 0 Seiring penurunan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate yang dilakukan pada periode Januari hingga Oktober 2016, transmisi kebijakan moneter oleh Bank Indonesia (BI) masih mengalami kekhasan dalam mengatrol respons perbankan terhadap langkah-langkah penurunan suku bunga kredit. Meski suku bunga acuan berhasil ditekan turun hingga 1,5 persen, perbankan belum sepenuhnya menerima dampaknya dalam memperoleh suku bunga kredit yang lebih rendah. Penurunan suku bunga kredit perbankan hanya mencatat turun 78 bps pada Januari 2017, yang jauh lebih kecil dari penurunan yang terjadi pada Desember 2016 — 79 bps — menunjukkan adanya keterbatasan dalam efek langsung dari transmisi kebijakan keuangan tersebut. Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo menyebutkan bahwa kekurangan respons perbankan masih terjadi meskipun diperhatikan dengan penurunan suku bunga yang berlangsung secara sistematis.

Suku bunga kredit sebelumnya memang sudah berkurang pada Desember 2016, namun kecepatan penurunannya masih terbatas. Dalam kasus ini, penurunan suku bunga kredit perbankan pada Januari 2017 hanya mencatat turun 78 bps, meski suku bunga kredit pada Desember 2016 sudah turun sebanyak 79 bps — ini menandakan bahwa transmisi kebijakan masih mengalami keterbatasan. Menurut Agus, transmisi kebijakan yang terjadi melalui jalur suku bunga acuan memang belum mampu menciptakan respons perbankan yang signifikan, terutama dalam kondisi ekonomi yang masih berada dalam fase konsolidasi. Namun, di tengah keterbatasan tersebut, perbankan tampaknya terus menerus berupaya dalam menangani pertumbuhan kredit yang belum mengalami kenaikan yang signifikan sejalan dengan permintaan yang masih lemah, terutama terkait kebutuhan investasi dari korporasi.

Pertumbuhan kredit pada Desember 2016 mencatat 7,9 persen — yang tergolong rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mencatat pertumbuhan 10,5 persen. Hal ini dapat dipahami sebagai hasil dari konsolidasi yang dilakukan oleh korporasi serta kelemahan permintaan kredit dari segi investasi. Ekonomi global juga berpotensi menempatkan perbankan pada masa yang lebih sulit, dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang masih tergantung pada kestabilan ekonomi global dan ketidakstabilan pada latar belakang ekonomi global. Jadi, meski suku bunga acuan berhasil turun, keadaan pasar kredit belum secara signifikan berubah. Hal ini mengindikasikan bahwa transmisi kebijakan masih menghadapi tantangan yang besar dalam memfasilitasi penurunan suku bunga secara lebih optimal.

Untuk penurunan suku bunga deposito, tercatat dalam Januari 2017 meningkat 128 bps — atau mencatat penurunan dari Desember 2016 yang terjadi sebesar 122 bps. Ini menandakan bahwa transmisi kebijakan moneter dalam jalur suku bunga acuan masih tidak memadai terutama dalam mempertahankan pengaruh dari suku bunga terhadap pengembangan bisnis perbankan. Dari data yang dikutip Agus, penurunan suku bunga deposito pada Januari 2017 terjadi 6 bps lebih besar dari Desember 2016, menunjukkan bahwa transmisi kebijakan ini masih terdampak oleh kelemahan dalam sistem pengawasan keuangan perbankan. Penurunan suku bunga deposito juga dianggap sebagai indikator dari ketidakstabilan dalam sistem penyebaran uang kredit yang masih belum sepenuhnya terkait dengan penyerapan dari sisi perbankan. Di sisi lain, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Desember 2016 mencatat 9,6 persen, yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,3 persen, yang terjadi didorong oleh adanya dana repatriasi Tax Amnesty yang tinggi di akhir 2016. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan suku bunga yang dilakukan melalui jalur suku bunga acuan masih mengalami keterbatasan dalam memberikan efek yang signifikan pada kebijakan perbankan. Namun, secara keseluruhan, transmisi kebijakan moneternya masih terus dijalankan dalam proses pengembangan. Sehingga, perlu dikaji lebih dalam bagaimana penggunaan suku bunga acuan memengaruhi kondisi keuangan perbankan dalam jangka panjang.

Kemudian, dalam konteks transmisi kebijakan yang dilakukan oleh BI melalui suku bunga acuan, penurunan suku bunga kredit masih terus berlangsung di perbankan, namun dengan kecepatan yang belum mencapai target optimal yang ditargetkan dari kebijakan. Penurunan suku bunga kredit di Januari 2017 mencatat turun 78 bps, yang jauh lebih rendah dari penurunan yang terjadi pada Desember 2016, dan masih terjadi pergerakan yang terbatas terhadap efek dari pengaruh suku bunga acuan. Dari data yang dipaparkan, perlu diingat bahwa perbankan masih mengalami keterbatasan dalam menerapkan suku bunga yang ditetapkan oleh BI. Selain itu, pengembangan kredit masih terbatas, yang mengindikasikan adanya ketidakstabilan dalam permintaan investasi dari korporasi, terutama dalam kondisi ekonomi yang masih mengalami konsolidasi. Hal ini memperlihatkan bahwa transmisi kebijakan moneternya masih mengalami tantangan besar di bidang penanganan penggunaan keuangan perbankan. Tindak lanjut yang harus dilakukan saat ini adalah penilaian lanjutan terhadap transmisi kebijakan dan perlu diidentifikasi langkah-langkah yang lebih baik dalam mengakomodasi kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh perbankan serta ekonomi. Transmisi kebijakan ini juga perlu dikaji terhadap kejelasan sistem perbankan dan pengawasan di tingkat perbankan serta perusahaan besar, terutama pada kondisi ekonomi yang terus mengalami perubahan. Langkah berikutnya dalam penanganan transmisi kebijakan melalui jalur suku bunga acuan adalah memperbaiki keberlangsungan dari proses transmisi dan perlu diidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi keberlangsungan efisiensi perbankan. Ini juga perlu diperhatikan dalam menyusun strategi pencegahan dan mitigasi terhadap risiko sistem keuangan yang terjadi dalam jangka panjang. Oleh karena itu, terdapat perluasan dari proses peningkatan kualitas transmisi kebijakan keuangan melalui jalur suku bunga acuan untuk mendorong perbankan serta ekonomi secara lebih efektif dan dapat diwujudkan secara stabil di masa depan. Hal ini menjadi kunci penting bagi sistem perbankan untuk menghadapi tantangan dan terus mengembangkan keberlangsungan yang lebih baik di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *