Koreksi Ihsg Terkoreksi 9 Poin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi sebesar 9,05 poin atau 0,17 persen pada perdagangan sesi I siang ini, Senin (7 Februari 2017), menurut data yang diunggah dari pihak terkait. Pasar saham menunjukkan kenaikan kecil sebelum munculnya tren kelemahan yang terus mengguncang nilai pasar. Indeks terakhir di level 5.386,94, mengalami penurunan terkait dengan sentimen negatif di luar negeri dan kondisi ekonomi nasional yang belum mendapatkan kesan positif.
Indeks LQ45 juga mengalami penurunan sebesar 2,07 poin atau 0,23 persen, menurut data yang disajikan dalam laporan terbaru. Pergerakan indeks ini tidak mencapai zona hijau dalam kondisi pasar yang lebih banyak ditengahi oleh tren kelemahan global. Kondisi ini terjadi di tengah bursa Asia yang terus mengalami tren turun secara menyeluruh, yang terkait dengan berbagai faktor eksternal.
Kondisi global ini disebabkan oleh pergerakan pasar saham AS dan Eropa yang tercatat melemah pada pagi hari, menggambarkan penyebaran rasa tidak nyaman di pasar modal. Karena itu, investor lebih mengantisipasi berbagai aspek yang menyebabkan pergerakan harga saham, termasuk keputusan politik di Prancis. Dalam hal ini, Marine Le Pen memilih menjadi presiden di pemilihan politik Prancis yang mendatangkan kebingungan terhadap keputusan pemerintah, memicu tren kelemahan pada pasar global. Selain itu, harga minyak turun 1,5 persen menambah kinerja pasar yang justru berdampak terhadap kelemahan dalam berbagai sektor industri, termasuk sektor penggunaan energi.
Mengutip riset dari Samuel Sekuritas Indonesia, pergerakan harga saham di bursa AS dan Eropa menjadi salah satu faktor utama mempercepat tren kelemahan terhadap pasar domestik. Pada kondisi seperti ini, investor lebih mempertimbangkan kondisi ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami tren yang menurun. Di dalam negeri, IHSG tercatat menguat 0,35 persen mencapai level 5.395,99 setelah mengalami perbaikan dalam beberapa hari terakhir. Namun, ini diikuti oleh pergerakan nilai tukar rupiah yang turun dan kondisi ekonomi Indonesia yang terus mengalami kegagalan. Laporan GDP Q4 2016 menunjukkan angka 4,94% yang lebih rendah dibandingkan dengan angka sebelumnya. Data ini terus menyebabkan kepercayaan investor terhadap kondisi ekonomi nasional yang berpotensi mengganggu kinerja keuangan berjalan dengan baik.
Baca Juga:
Mengutip dari riset yang dikeluarkan oleh Samuel Sekuritas, pengaruh negatif dari trend melemahnya dolar AS masih menjadi faktor utama yang menentukan posisi IHSG. Hal ini dijalankan terutama karena terjadi kenaikan suhu politik di Prancis. Selain itu, harga minyak turun menjadi penyebab langsung dari pergerakan pasar, terutama seiring dengan pergerakan harga minyak internasional. Selain itu, tren penurunan harga minyak ini juga menyebabkan dampak terhadap penerimaan dari pelaku industri yang mengalami penurunan dari kegiatan ekonomi. Penurunan harga ini memberikan dampak terhadap pergerakan ekonomi secara luas.
Dari sisi pasar regional, Indeks Nikkei 225 mengalami penurunan 44,32 poin atau 0,23 persen ke level 18.932,39. Pergerakan harga ini menunjukkan penurunan yang cukup signifikan terhadap pasar keuangan Jepang, yang menunjukkan kepercayaan investor terhadap kondisi ekonomi nasional. Indeks Hang Seng turun 37,65 poin atau 0,16 persen ke level 23.310,59, menunjukkan kelemahan dalam pertumbuhan ekonomi di wilayah Asia Tenggara. Sementara itu, komposit Shanghai mengalami penurunan sebesar 9,79 poin atau 0,31 persen ke level 3.147,20, yang menjadi kelemahan terhadap pertumbuhan ekonomi. Pergerakan ini mendorong pengalaman investor terhadap kepercayaan pasar yang terus mengalami kelemahan dalam hal perencanaan investasi.
Indeks Straits Times sebaliknya mengalami pergerakan yang lebih positif dengan kenaikan 13,40 poin atau 0,44% ke level 3.070,31. Peningkatan ini terjadi karena terjadi penurunan kondisi ekonomi dan pergerakan harga saham di pasar global, yang membuat pergerakan saham lebih stabil. Dari pengamatan ini, keinginan investor dari berbagai negara masih menurunkan keputusan pengambilan keputusan, yang tergantung pada pergerakan pasar global. Keberhasilan ini juga mengungkapkan bahwa pergerakan keuangan yang tidak berdasarkan kondisi ekonomi akan terus diikuti oleh pelaku pasar di pasar internasional yang mengalami penurunan dalam beberapa kenaikan.
Keberhasilan dan keunggulan kepercayaan pasar terhadap kondisi ekonomi nasional memperkuat perhatian investor terhadap keamanan dan stabilitas pasar. Di masa depan, pergerakan IHSG yang terus mengalami kelemahan akan dijaga dengan memperhatikan data ekonomi dan kebijakan ekonomi dari pemerintah. Terutama dalam masa mendatang, pergerakan kinerja emiten FY16 menjadi fokus utama dari investor. Dalam kondisi seperti ini, emiten yang memberikan laporan kinerja sesuai dengan ekspektasi dapat menjadi fokus utama investor untuk menilai nilai pasar. Hal ini akan membuka peluang bagi IHSG untuk menguat lebih lanjut di perdagangan hari ini. Selain itu, terdapat berbagai faktor eksternal terhadap keputusan investor yang akan terus dijaga dengan memperhatikan kondisi ekonomi global.











