Pilkada Mendorong Kembali Ekonomi Q4 Triwulan III-2016 menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02% (yoy), yang tercatat lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat 5,19% (yoy). Meskipun angka tersebut lebih rendah, pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut tetap lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu, menandakan bahwa ekonomi Indonesia berada dalam kondisi relatif stabil meskipun masih menghadapi perbatasan dalam perkembangan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi ini didominasi oleh dua faktor utama: penurunan pertumbuhan konsumsi Pemerintah dan kelemahan pada kinerja ekspor. Kebijakan penghematan belanja Pemerintah yang diterapkan pada periode tersebut berdampak terhadap pengurangan penawaran barang dan jasa konsumsi. Selain itu, kelemahan dalam ekspor dipengaruhi oleh kondisi global yang belum mendatangkan peningkatan permintaan terutama terkait kenaikan harga komoditas. Meski demikian, pertumbuhan konsumsi Rumah Tangga masih cukup kuat, dibantu oleh pengembangan harga yang terjaga, yang memberikan kekuatan pada potensi pertumbuhan ekonomi di periode berikutnya.
Di sisi investasi, kehadiran investor swasta masih terbatas, terutama disebabkan oleh pelan-pelan perjalanan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah. Meski demikian, konsumsi rumah tangga dan ekspor menguatkan tren pertumbuhan ekonomi secara lebih jangka panjang. Menurut Direktur Eksekutif Komunikasi BI, Tirta Segara, pertumbuhan ekonomi di triwulan IV-2016 kemungkinan akan mengalami kenaikan dibawah dampak perbaikan konsumsi rumah tangga dan inflasi yang terjaga. Selain itu, pelonggaran moneter yang telah dilakukan secara terukur juga membantu memperkuat kinerja ekonomi, dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Periode pemilihan Kepala daerah, atau Pilkada, yang akan dimulai pada triwulan IV-2016 diharapkan dapat memberikan dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi pada Q4. Keberadaan potensi kinerja Pilkada dalam penggerak ekonomi di samping kehadiran ekspansi konsumsi rumah tangga, menjadi kekuatan penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Selain itu, implementasi Paket Kebijakan Pemerintah yang bertujuan meningkatkan daya saing dan memperbaiki iklim investasi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja investasi di masa mendatang.
Mengutip fakta penting, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2016 tercatat sebesar 5,02% (yoy), menurut data BI. Dari hasil tersebut, kebijakan ekspansi konsumsi rumah tangga dan ekspor menjadi faktor utama dalam pengaruh ekonomi berdasarkan data ekonomi Indonesia yang memang terus menghadapi perbatasan ekonomi global, terutama terkait harga komoditas dan kebijakan pemerintah. Selain itu, BI secara rutin memonitor berbagai perkembangan baik domestik maupun eksternal, serta terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi.
Implikasi dari perubahan ekonomi saat ini menunjukkan potensi kenaikan terus berlangsung dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi. Oleh karena itu, peningkatan pertumbuhan ekonomi dapat dilanjutkan dalam kurun waktu mendatang dengan kombinasi antara pengembangan infrastruktur, pelonggaran moneter, dan pemenuhan kebutuhan konsumsi. Dengan adanya kekuatan utama dari sejumlah faktor tersebut, Indonesia dapat mengembangkan ekonomi secara berkesinambungan. Dengan terus menjaga kinerja kebijakan ekonomi, BI akan terus memonitor serta membantu pemerintah dalam mengembangkan ekonomi yang lebih maju dan stabil dalam jangka panjang.











