Ojk Perkuat Kinerja Bank Di OJK tetap optimis industri perbankan akan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi di tahun 2017, terutama dengan semakin banyaknya pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah under Joko Widodo-Jusuf Kalla. Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II OJK, Budi Armanto, menyampaikan bahwa kondisi perbankan saat ini sangat baik, dengan berbagai indikator yang menggambarkan keberlangsungan performa industri ini.
Menurut Budi Armanto, kondisi perbankan relatif baik, karena meningkatnya Banking Condition Indicator (BCI) yang menunjukkan kestabilan sistem keuangan. Perbaikan ini ditopang oleh kenaikan CAR (rasio kecukupan modal), yang menandakan lebih banyak modal yang tersedia untuk mengantisipasi risiko. Selain itu, indeks harga saham sektor keuangan juga meningkat, serta suku bunga PUAB (pasar uang antarbank) yang relatif menurun, menjadikan keadaan perbankan lebih positif secara dinamika.
Secara umum, OJK melihat potensi industri perbankan nasional tetap terbuka pada tahun depan, termasuk pengembangan bisnis yang besar, di dalam konteks pasar domestik yang luas. Pergerakan ini didukung oleh deregulasi kebijakan ekonomi pemerintah di berbagai bidang, serta tingginya peringkat loan to GDP ratio sekitar 38%, yang memberi ruang bagi pemerintah untuk membangun infrastruktur penting dalam pengembangan ekonomi.
Baca Juga:
Maybank Indonesia Ajukan Pembiayaan Syariah Rp950 Miliar untuk Waskita
Program-program pengembangan infrastruktur yang dijalankan oleh pemerintah membutuhkan dukungan layanan perbankan (financing), yang merupakan aset penting bagi keberlangsungan pengembangan ekonomi. Produk-produk perbankan yang masih relatif tradisional berpotensi dikembangkan menjadi lebih kompleks, terutama sebagai hasil dari inovasi teknologi dan tren pasar yang mengarah pada perbankan yang lebih adaptif dan inovatif dalam berbagai bidang.
Inflasi yang rendah memperluas ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan, sehingga berimbas terhadap suku bunga kredit yang lebih rendah. Riset ini mencerminkan bahwa kenaikan permintaan kredit akan terjadi di tengah pertumbuhan ekonomi domestik yang relatif membaik, yang secara langsung memperkuat kepercayaan investor terhadap industri perbankan.
Profitabilitas perbankan yang cukup tinggi menjadi menarik bagi investor, menjadikan industri perbankan sebagai peluang investasi yang menghasilkan pendapatan yang stabil. Selain itu, kebijakan Tax Amnesty menciptakan arus modal masuk yang cukup besar, yang menjadi penjelasan penting dalam pertumbuhan keuangan sektor pemerintahan dan pembangunan ekonomi yang lebih mampu melawan tekanan eksternal.
Implikasi dari perkembangan ini antara lain adalah perlu adanya keterkaitan yang lebih kuat antara perbankan dan pemerintah dalam membangun infrastruktur pembangunan. Sejumlah peluang ini memberikan tantangan bagi pihak berkepentingan agar bisa melakukan evaluasi terhadap potensi pelayanan perbankan yang memadai di tengah kebutuhan ekonomi. Penutupan ini memperkenalkan bahwa langkah-langkah berikutnya akan menjadi prioritaskan oleh pihak pengawas perbankan dan pemerintah dalam memberikan dukungan terhadap kebijakan terkait perbankan dan kinerja sistem ekonomi dalam masa depan.











