Ojk Optimis Kredit Semester Dua Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Nelson Tampubolon menilai bahwa pertumbuhan kredit pada semester kedua 2016 akan berbeda dari semester pertama, mengingat kondisi pasar keuangan Indonesia yang mengalami perubahan signifikan di tengah gejolak ekonomi global. Meskipun pertumbuhan kredit pada paruh pertama tahun ini tercatat masih lambat, berbagai sentimen positif telah muncul di akhir semester pertama, yang diprediksi akan mendorong pertumbuhan kredit lebih besar pada semester kedua.
Menurut Tampubolon, prediksi pertumbuhan kredit pada semester kedua berada dalam rentang 10% sampai 13%. Namun, ia menekankan bahwa prediksi tersebut masih berdasarkan hasil rekapitulasi dari perbankan dan belum sepenuhnya tercapai. Menurutnya, perlu waktu untuk memastikan realitas yang sudah diharapkan dari sentimen positif tersebut dapat muncul dalam kondisi pasar yang nyata. Kepala Pengawas Perbankan ini juga menyoroti bahwa peningkatan kepercayaan masyarakat internasional terhadap Indonesia, terutama terkait arus dana asing, menjadi faktor penting dalam perkembangan ini.
Arus dana asing yang masuk ke Indonesia terjadi secara signifikan dari kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai level 5.000, meskipun tren ini masih tergolong lambat. Selain itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Paman Sam juga menguat, mencerminkan adanya penguatan keuangan lokal. Arus modal asing yang masuk mencapai Rp97 triliun hingga 24 Juni 2016, mengacu pada data yang diperoleh oleh Bank Indonesia. Dalam keterangan tersebut, penguatan ini menunjukkan bahwa kepercayaan eksternal terhadap Indonesia semakin meningkat, meskipun S&P belum menaikkan rating, investor tidak terlalu menganggap itu sebagai kendala.
Untuk menyelesaikan perubahan ini, OJK sendiri tidak akan mengeluarkan kebijakan baru terkait kredit secara langsung. Kepala Pengawas Perbankan menyatakan bahwa kebijakan yang telah diambil masih dalam proses evaluasi, dan hasil implikasi terhadap sektor riil akan diukur melalui proses penilaian waktu. Menurutnya, jika paket kebijakan yang terkait telah diumumkan, maka tidak akan langsung direspon oleh sektor riil karena perlu waktu untuk mengambil langkah-langkah konkret. Jadi, OJK mengharapkan data dan hasil implementasi kebijakan yang telah diambil agar menjadi refleksi nyata dan terbukti, yang dapat dijadikan pedoman selanjutnya dalam pengembangan industri perbankan.
Baca Juga:
Kesimpulan dari pengembangan pasar perbankan pada semester kedua 2016 menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit dapat mengalami perubahan signifikan jika kondisi ekonomi dan kepercayaan eksternal terhadap Indonesia terus membaik. Dengan kehadiran arus dana asing yang masuk, pasar keuangan Indonesia mengalami penguatan yang mendukung kestabilan ekonomi. Penyusunan data yang dikembangkan oleh Bank Indonesia menunjukkan potensi pembangunan sistem perbankan yang terkendali dan terarah. Karena itu, OJK mengharapkan adanya pengawasan dan pendukungan terhadap implementasi kebijakan yang sudah diambil secara lanjut dalam masa depan.
Baca Juga:
Mendalam pengawasan ini, OJK juga menyoroti bahwa kebijakan yang telah diambil oleh lembaga tersebut tidak perlu menjadi alasan utama untuk mempertimbangkan implementasi kebijakan baru. Tapi, peningkatan kepercayaan pasar internal dan eksternal akan menjadi fokus utama dalam pengembangan industri perbankan. Dalam proses ini, OJK berharap data dan evaluasi yang dilakukan oleh perbankan akan menjadi petunjuk langsung untuk membuka peluang dalam penyerapan sektor riil yang lebih besar. Hal tersebut merupakan langkah penting bagi pengembangan keuangan Indonesia yang terus berlangsung.











