Jatah Pmn Mendorong Kur Rp50 Sejak tahun 2016, Perum Jamkrindo mendapatkan perhatian besar dari DPR karena keberlanjutan pembangunan sektor kredit rakyat di Indonesia. Dalam pengembangan ini, Perum Jamkrindo menerima penambahan modal nasional (PMN) sebesar Rp500 miliar, mendukung kegiatan penjaminan KUR sebesar Rp50 triliun. Hal ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat posisi perusahaan penjaminan di tengah kehadiran kenaikan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Direktur Utama Perum Jamkrindo, Diding S. Anwar, mengatakan bahwa tambahan PMN tersebut tidak hanya memperkuat kapasitas perusahaan dalam menjalankan program kredit rakyat, tetapi juga meningkatkan daya dukung keuangan terhadap UMKM di berbagai sektor. “PMN akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas usaha Perum Jamkrindo dalam rangka pelaksanaan penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi kelangsungan dan perkembangan kegiatan sektor riil,” ujar dia dalam sambutan terhadap diskusi ekonomi bersama KADIN di Jakarta, Selasa, 28 Juni 2016.
Angka 2.757.953 unit pengusaha UMKM yang dijamin dan tercapainya penyerapan tenaga kerja sebanyak 3.723.237 orang mencerminkan keberlanjutan kinerja perusahaan dalam membuka akses ke pelayanan pembiayaan. Menurut Diding, penambahan dana ini memperkuat peran Perum Jamkrindo sebagai pemberi pinjaman yang lebih besar kepada UMKM, terutama di bidang pertanian, industri pengolahan, serta jasa perdagangan yang terkait dengan sektor hulu. “Penambahan dana ini mengarahkan perusahaan ke peran yang lebih proaktif dan inklusif,” terangnya.
Kapabilitas pengembangan perusahaan dilaporkan melalui penggunaan sistem gearing ratio yang mencerminkan ketersediaan modal sebesar 10 kali lipat terhadap kredit yang diberikan, berarti 10 kali lebih banyak dari modal awal yang digunakan. Ini membantu memperkuat kemampuan pengurusan risiko terhadap penggunaan uang kredit dalam membangun ekonomi nasional. Dengan peringkat pembiayaan dari bank dan pemerintah, perum perusahaan ini menjadi pusat perbankan yang lebih muda, terutama untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan kredit rakyat.
Penggunaan dana tambahan tersebut didistribusikan terhadap berbagai sektor industri yang berkembang pesat. Dengan pengalaman pelayanan terhadap pihak berwajib seperti pemerintah daerah, Perum Jamkrindo menawarkan penjaminan secara terintegrasi di berbagai wilayah, termasuk Jawa Timur (15%), Jawa Tengah (12%), dan Jawa Barat (11%). Sistem penerapan dana ini dilayani oleh bank besar seperti BRI (59%), Bank Mandiri (17%), dan BNI (7%) yang memudahkan akses modal untuk UMKM.
Selain itu, penerimaan dana dari kredit tersebut disebarkan secara terperinci berdasarkan sektor industri, termasuk jasa dan perdagangan (78%), agribisnis (19%), industri pengolahan (5%), serta pertanian, perburuan dan kehutanan (15%). Penyediaan keuangan lebih terdistribusi di bidang perdagangan besar dan eceran (70%), menunjukkan posisi perusahaan sebagai pemuka dalam pengembangan ekonomi ekspansi sektor industri dan pertanian yang berkembang pesat. Dengan adanya penerapan ini, maka terjadi peningkatan kesadaran terhadap kepentingan investasi dalam usaha UMKM dengan penyelesaian lebih baik terhadap kinerja dan efisiensi.
Implikasi dari penggunaan dana tambahan tersebut mengarahkan perum jamkrindo menjadi pusat pelayanan utama dalam pengembangan keuangan. Namun, perlu dikatakan bahwa dengan memperluas jaringan kerja sama dan pengembangan ekspansi usaha, penambahan dana ini juga menunjukkan keberlanjutan jangka panjang dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan dari pengusaha UMKM. Diding juga mengingatkan bahwa langkah ini tidak hanya meningkatkan daya saing, tetapi juga menegaskan posisi perusahaan sebagai pusat perbankan yang lebih besar dalam pengembangan kredit rakyat dan membuka pintu terhadap kehadiran modal di sektor ekonomi.











