Blog Web & Deep Insights

Brexit Menekan Ekonomi RI, Tapi Ada Pemicu Kembangnya

Brexit Menekan Ekonomi Ri Tapi Seiring dengan proses referendum di Inggris yang menunjukkan hasil penting bagi ekonomi global, Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa dampaknya terhadap ekonomi Indonesia masih terbatas dan berdampak minimal terutama pada aspek makroekonomi. Dalam konteks ini, stabilitas ekonomi Indonesia dijamin oleh tingginya kepercayaan terhadap ketahanan ekonomi yang baik dalam menghadapi perubahan ekonomi global.

Mengutip data terbaru dari BI, keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) menunjukkan dampak yang terbatas terhadap ekonomi domestik, baik dalam pasar keuangan maupun dalam aktivitas perdagangan dan investasi. Tirta Segara, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, mengungkapkan bahwa kejadian ini tidak menyebabkan perubahan besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, potensi risiko masih terkait terhadap keadaan ekonomi yang mungkin terjadi dalam jangka panjang.

Saat ini, nilai tukar Rupiah terjaga dengan baik dalam keadaan ekonomi global yang dinilai terbuka. Ini karena adanya kepekaan terhadap perubahan dalam pasar uang Eropa dan Asia, yang menjadikan nilai tukar Indonesia relatif stabil. Hal ini dikarenakan dampak Brexit pada ekonomi Indonesia masih terbatas, terutama pada pasar keuangan. Perbedaan antara kecenderungan pasar uang Eropa dan Asia juga membantu menjaga kestabilan nilai tukar di Indonesia.

Dampak dari Brexit terhadap pasar saham Indonesia juga terjadi secara relatif terbatas, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara yang memiliki potensi ekonomi lebih besar seperti India, Thailand, dan Korea Selatan. Tirta Segara mengatakan bahwa penurunan harga saham Indonesia tidak terlalu besar dibandingkan dengan negara-negara lain. Penurunan tersebut didukung oleh faktor kepercayaan terhadap pertumbuhan ekonomi domestik dan keuangan yang stabil.

Selain dari pasar keuangan, dampak Brexit yang terjadi melalui jalur perdagangan memiliki dampak terbatas terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pangsa ekspor Indonesia ke Inggris hanya sekitar 1% dari total ekspor. Namun, perlu diketahui bahwa ekspor Indonesia ke Eropa (non-Inggris) mencapai 11,4% pada tahun 2015. Faktor ini menunjukkan bahwa keuangan dan aktivitas ekspor berpotensi mengalami perubahan terhadap struktur ekspor. Namun, dampak langsung dari terganggunya hubungan perdagangan antara Inggris dan Eropa terhadap ekonomi Indonesia terlalu kecil.

Saat ini, sebagian besar ekspor Indonesia ke Eropa berupa bahan baku dan mentah. Ini membuktikan bahwa dampak perubahan terhadap produk yang dipasarkan di Eropa tidak terlalu besar terhadap ekonomi Indonesia. Namun, perlu dipertimbangkan bahwa dampak dari Brexit pada ekspor ke Eropa berpotensi meningkat jika ada perubahan pada keputusan keuangan. Dampak ini terutama terjadi dalam kegiatan ekspor berbasis industri yang memiliki potensi penggunaan teknologi dan perencanaan pembangunan yang tinggi.

Pada jangka panjang, BI akan terus memperhatikan potensi risiko yang muncul dari hasil referendum Inggris dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tirta Segara menambahkan bahwa BI akan berkerjasama dengan Pemerintah dalam mengawasi perkembangan ekonomi global dan mendukung langkah-langkah pemerintah untuk mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui implementasi stimulus pertumbuhan dan percepatan reformasi struktural.

Implikasi dari peningkatan kinerja ekonomi di Indonesia berkelanjutan menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tetap memperhatikan potensi dampak global secara luas. Namun, dalam jangka pendek, dampak Brexit masih terbatas. Bank Indonesia menekankan bahwa penting untuk melanjutkan monitoring terhadap risiko ekonomi global untuk menjaga stabilitas perekonomian. Perlu dicatat bahwa langkah-langkah pemerintah dan lembaga ekonomi terus berusaha memperbaiki ketahanan ekonomi secara menyeluruh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *