Sebagai pintu gerbang perekonomian Jawa Timur dan Kawasan Timur Indonesia (KTI), Pelabuhan Tanjung Perak memiliki posisi strategis dalam menegakkan standar pelayanan jasa kepelabuhanan yang baik dan efektif. Tidak hanya melalui infrastruktur fisik seperti dermaga, kolam pelabuhan, dan peralatan bongkar muat, namun juga melalui kerjasama antar instansi yang terkait dalam lingkungan kepelabuhanan, sehingga mengukur kualitas pengalaman pelayaran dan daya saing pariwisata daerah.
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) (Pelindo III) melalui Cabang Tanjung Perak menyelenggarakan Forum Diskusi bertajuk “Kontribusi Pelabuhan dalam Meningkatkan Daya Saing Pariwisata Daerah”. Acara ini bertujuan untuk merangkum tantangan dan mengembangkan solusi bersama dalam konteks pengembangan sektor pariwisata di wilayah pelayaran sektor ini. Sejak awal, pelaku industri pelayaran dan pengembangan wisata telah menguatkan sinergi dalam menjadikan sektor pelayaran sebagai pusat strategis dalam pengembangan ekonomi nasional. Ini dianggap penting sebagai langkah terhadap pengembangan keberlanjutan pelayaran dan pengembangan industri pariwisata yang terdampak secara langsung oleh ekspansi kapal pesiar dan kapal nelayan.
Secara khusus, Joko Noerhudha, General Manager Pelindo III Pelabuhan Tanjung Perak, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan membangun koordinasi yang lebih mendalam antara berbagai pihak yang terlibat di bidang kepelabuhanan. Menurutnya, pelabuhan tidak hanya menjadi tempat berlayar dan berperjalanan, tetapi juga menjadi ruang strategis untuk membangun sumber daya pariwisata daerah melalui pengembangan ekosistem pelayaran yang berkualitas. Ini mencerminkan peran penting pemerintah dan instansi swasta dalam mendorong pengembangan industri pariwisata lokal melalui peran pelabuhan sebagai pusat ekonomi.
Pemerintah Kota Surabaya, khususnya Dinas Pariwisata, mengakui bahwa telah berupaya besar dalam merancang destinasi pariwisata yang menarik dan memenuhi kebutuhan pasar. Namun, menurut Wiwik Widayati, pihak pemerintah belum bisa berjalan sendiri dengan cara optimal. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini, harapan adalah semua pihak yang hadir dapat berkontribusi dalam menciptakan kerja sama yang lebih luas dan efektif. Melalui pengalaman dan kerja sama bersama, dapat diharapkan potensi pariwisata daerah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal secara terus-menerus.
Gatot Hariyoso, seorang pelaku bisnis perjalanan, menyampaikan bahwa upaya menarik kapal pesiar tidak terlalu bergantung pada fasilitas yang terlalu rumit, tetapi lebih pada struktur yang terkendali dan terjadwal dengan baik. Misalnya, penyelenggaraan cooking class untuk membuat rujak cingur bisa menjadi atraksi yang menarik bagi para penumpang saat sandar. Penjelasan ini menunjukkan bahwa pengalaman tur di pelabuhan tidak hanya terbatas pada pelayaran, tetapi juga pada pengalaman makanan dan budaya lokal yang diangkat dalam bentuk keterlibatan dan komunikasi sosial.
Tidak hanya itu, ia menyebutkan bahwa informasi yang terukur dan detail sangat penting dalam membangun kepercayaan para penumpang terhadap layanan di pelabuhan. Dengan menyediakan informasi yang jelas dan terbuka, para penumpang akan merasa aman, terbentuk, dan dapat merasa lebih terhubung dalam perjalanan. Ini menjadi bagian penting dari pendekatan komunikasi yang baik, yang mampu memperkuat daya tarik pelabuhan Tanjung Perak sebagai tempat pengalaman berharga bagi pengguna pesawat, termasuk tur, perjalanan wisata, dan aktivitas khusus lainnya.
Implikasi dari kerja sama yang diharapkan dalam forum diskusi ini adalah bahwa masyarakat dan lembaga pemerintah dapat bekerja sama untuk meningkatkan daya saing pelayaran dan pariwisata lokal melalui pendekatan integratif. Langkah berikutnya, menurut pihak yang terlibat, adalah pembangunan kerangka kerja sama yang lebih struktural, membangun sistem kolaborasi yang mengatur tata kelola layanan, serta mengembangkan inovasi dalam layanan ekspedisi dan wisata. Selain itu, pengembangan ini juga berpotensi memperkuat posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia, dalam konteks perdagangan dan keuangan yang lebih terbuka.











